Saran KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2005. Strategi Pengelolaan dan Pengendalian Penyakit KHV. Pusat Riset PerikananBudidaya Badan RisetvKelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta [Anonim]. 2006. Manual of Diagnostic Test for Aquatic Animal, Office des International des Epizooties OIE. [Anonim]. 2007. Metode Standar Pemeriksaan HPIK Golongan Virus Golongan Virus Koi herpesvirus. Pusat Karantina Ikan, Departemen Kelautan dan Perikana. Jakarta. [Anonim]. 2011. IQ2000 KHV in Nested PCR [Online]. Available: [Desember 2011]. http:www.iq2000kit.com. Aunurohim, Safitri D dan Yanthi D. 2009. Fitoplakton penyebab Harmful Alhgae Blooms HABs di Perairan Sidoarjo. [Januari 2012] http:www.its.ac.idpersonalfilespub 1937-aunurohim-bio. Boyd CE. 1982. Water Quality Management in Pond Fish Culture. Elsivier Science Pushishing Company Inc. Auburn University. New York. Baratawijdjaja KG. 2006. Imunologi Dasar. Edisi Ketujuh. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2010. Dalam Laporan Tahunan Karantina Ikan Pusat. Jakarta. Effendy H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan sumber daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Farming IntelliGene Tech Corp. 2010. IQ2000TM KHV Detection and Prevention system Koi Herpesvirus KHV. Taichung Industry Park, Taichung 407, Taiwan, ROC. Fenner FJ, Gibbs PJ, Murphy FA, Rott M, Studert MJ, White DO. 1993. Veterinary Virology. Second Edition. Academic Press, Inc. California. Gilad OS, Yun KB, Andree MA, Adkison H, Bercovier A, Eldar RP, Hendrick. 2002. Initial characteristics of Koi herpesvirus and develomment of a polymerase chain assay to detect the virus in Koi, Cyprinus carpio koi. Journal of Aqt Animal Healt. Glick BR dan Pasternak JJ. 1998. Molecular Biotechnology: Principles and Application of Recombinant DNA. Second Edition. ASM Press. Washington. Hendrick RP, Gilad O, Yun S, Spananberg JV, Marty GD, Nordhausen RW, Kubus MJ, Berchovier H and Elder A. 1998. A Herpesvirus Associatied with Mass mortality of Juvenile and Adult Cyprinus carpio koi. Fish Health News. Am. Fish. Soc. 27:7. Kaplan HI dan Sadock BJ. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jilid I, Edisi Ketujuh. Binarupa Aksara Press. Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2010. Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya dalam Kep.03MEN2010. Jakarta. Malole MB. 1988. Virologi. Pusat Antar Universitas IPB. Bogor. Mardiati R. 2000. Hubungan Kortisol dan Stres dalam Faal Endokrin. Edisi Pertama. Penerbit Sagung Seto. Jakarta. Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika. Edisi Kedua. IPB Press. Bogor. Murray RK, Granner DK, Mayes RA and Rodwell VW. 2000. Happer’s Illustrated Biochemistry. Medical Publication Devision. Taronto, Ontario. Nuryati N. 2010. Pengembangan vaksin DNA Penyandi Glikoprotein Virus KHV Koi herpesvirus menggunakan Isolat Lokal. [Disertasi] Pascasarjana IPB. Bogor. [OATA] Ornamental Aquatic Trade Association. 2001. Koi Herpesvirus KHV. [terhubung berkala]. http:www.ornamentalfish.org . [24 Januari 2012] Pasaribu FH. 2003. Kasus Koi herpesvirus KHV pada Konteks Ikan Koi di Jawa Timur dalam Seminar Internasional Penyakit Ikan dan Udang. Surabaya. Pasaribu FH. 2011. Strategi Pengendalian Penyakit Ikan dan Udang. FKH-IPB. PCR Station. 2011. Nested Polymerase Chain Reaction. [Desember: 2011]. www.pcrstation.comnested -pcr. Prasetyo J. 2010. Proses Eutrofikasi. [Januari 2011]. http:www.scribd.com doc15254399 Eutrofikasi. Ross LG and Ross B. 1999. Stress in Aquatic Animals in Anaesthetic and sedative Techniques for Aquatic Animals. Second Edition. Blackwell Science Ltd Press. Rukyani A, Sunarto A dan Itami T. 2005. Indonesian Experience on The Outbreak of Koi herpesvirus in Koi and Carp Cyprinus carpio. Bulettin of Fisheries Research Agency. Suplement no.2. Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kuntji Identifikasi Ikan. Binatjipta. Bogor. Sambrook J, Fritsch and Maniatis T. 1989. Molecular Cloning. A Laboratory Manual. Second edition. Cold sping Harbor Laboratory Press. Srisuvan T, Pathchimasiri T, Tangdee S. 2010. Development of Nested PCR for Direct Detection One Diagnosis of Cyprinid Herpesvirus 3 Infection in Carp. Volume 5 No.1.page 35-42 Stephenson FH. 2003. Calculations for Moleculer Biology and Biotechnology. Academic Press. Sidney. Page 143-171. Sugiri N.1992. Biologi Sel Volume I. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Pertanian Bogor. Susanto. 2000. Budidaya Ikan Koi. AgroMedia Press. Jakarta Sunarto A. 2005. Indonesia Ecperience on the Outbreak of Koi herpesvirus in Koi and Carp Cyprinus carpio. Bulletin of Fisheries Research Agency, Yokohama, Japan. 86: 15-21. Tiara A dan Muhananto. 2011. Budidaya Ikan Koi. Agro Media Press. Jakarta. UNESCOWHOUNEP.1992. Water Quality Assessments. Londong. Yuwono T. 2006. Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. Penerbit Andi. Yogyakarta LAMPIRAN Lampiran 1 PCR-KIT IQ2000TM KHV 1. Batas copies DNA yang terdeteksi pada KIT PCR IQ2000TM

2. Formula PCR-KIT IQ2000TM Komposisi Volume

Keterangan DNA Extraction Kit 200 reactionkit 1. DTAB solution 2. CTAB solution 3. Disolving solution 125mlbtl 25 mlbtl 30 mlbtl Suhu ruangan Suhu ruangan 4 C DNA Extraction related reagent 1. Lysis Buffer or

2. DNA Extraction Kit

1 btl 1 kit 100mlbtl 200 reactionkit KHV specific amplification Kit 200 reactionkit I. PCR Premix 1. Buffer 2. dNTPs 3. Primer spesifik KHV Forward 4. Primer spesifik KHV Reverse II. Nested PCR Premix 1. Buffer 2. dNTPs 3. Primer spesifik KHV Forward 4. Primer spesifik KHV Reverse III. Standar Positif +, 10.000 copyesµl plasmid yang berisi KHV tersekuen IV. Yeast tRNA 40mgml V. IQzyme DNA polymerase 2µlml VI. 6x loading dye VII. DNA molecular weight marker 250µlvial 250µlvial 250µlvial 250µlvial 250µlvial 250µlvial 250µlvial 250µlvial 100 µlvial 500Wvial 360µlvial 1500µlvial 100µlvial Suhu -20 C

3. Formula reagent untuk amplifikasi

Keterangan Volume Alat DNA template 2µl Mikropipet, mikrotube Tissue, heating block, vortex, thermocycler Step I 1. First PCR premix 2. Iqzyme DNA polymerase 7µl 0.5µl Step II 1. Nested PCR premix 2. Iqzyme DNA polymerase 14 µl 1 µl Total 24.5 µl Lampiran 2 Metodologi Penelitian Komposisi Reagent untuk nested PCR yang digunakan: Komposisi reagent Volume DNA template 2µl Step I: PCR Premix Iqzyme DNA polymerase Step II: Nested PCR premix Iqzime DNA polimerase 7µl 0.5µl 14µl 1µl Total 24.5µl Komposisi untuk elektroforesis: Komposisi untuk Elektroforesis Volume Sampel 1. DNA template 2. Loading dye 8 µl 5 µl Kontrol + 1 Kontrol + 2 Loading dye 8 µl 5 µl Kontrol - 1. Kontrol - 2. Loading dye 8 µl 5 µl Lampiran 3 Gejala Klinis Pasca Injeksi Suspensi Virus KHV 10 1. Kelompok 1A Hari ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ ikan sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 3 Respon berenang turun 3 4 Mata cekung dan nafsu makan turun 2 5 Ikan mendekati sumber aerasi 4 6 Gerakan ikan lambat 3 7 Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit Ikan selalu berada di tepi akuarium 4 8 Ptechiae pada pangkal ekor ikan Gerakan ikan tidak seimbang 4 2 9 Lesi pada sisik Lesi padaangkal ekor ikan 4 10 Ikan mati 5

2. Kelompok 1B Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 10 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 10 3 Respon berenang turun 4 4 Mata cekung Nafsu makan turun 3 6 5 Ikan mendekati sumber aerasi 6 6 Gerakan ikan lambat 4 7 Ikan selalu berada di tepi akuarium 8 8 Ptechiae pada pangkal ekor ikan 5 9 Gerakan ikan tidak seimbang Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan 4 1 5 10 Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit Ikan mati dengan berbagai gejala sakit 1 7

3. Kelompok 2A Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 3 Respon berenang turun 4 Mata cekung Nafsu makan turun 1 3 5 Ikan mendekati sumber aerasi 3 6 Gerakan ikan lambat 3 7 Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit 1 8 Ikan selalu berada di tepi akuarium 3 9 Ptechiae pada pangkal ekor ikan 1 10 Gerakan ikan tidak seimbang 3 11 Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan 2

4. Kelompok 2B Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 10 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 10 3 Respon berenang turun 2 4 Mata cekung Nafsu makan turun 4 7 5 Ikan mendekati sumber aerasi 9 6 Gerakan ikan lambat 7 7 Ikan selalu berada di tepi akuarium 6 8 Ptechiae pada pangkal ekor ikan 3 9 Gerakan ikan tidak seimbang 5 10 Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan 5 11 Ikan mati setelah menunjukkan berbagai gejala klinis Ikan mati tanpa gejala klinis 5

5. Kelompok 3A Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 3 Respon berenang turun 4 Mata cekung Nafsu makan turun 5 Ikan mendekati sumber aerasi 3 6-14 Gerakan ikan lambat Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit Ikan selalu berada di tepi akuarium Ptechiae pada pangkal ekor ikan Gerakan ikan tidak seimbang Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan

6. Kelompok 3B Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 10 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 10 3-14 Respon berenang turun Mata cekung Nafsu makan turun Ikan mendekati sumber aerasi Gerakan ikan lambat Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit Ikan selalu berada di tepi akuarium Ptechiae pada pangkal ekor ikan Gerakan ikan tidak seimbang Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan

7. Kelompok 4A Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 3 Respon berenang turun 5 4 Mata cekung Nafsu makan turun 2 1 5 Ikan mendekati sumber aerasi 1 6 Gerakan ikan lambat Ikan selalu berada di tepi akuarium Ptechiae pada sirip dada dan punggung 5 3 2 7 Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit 1 8 Gerakan ikan tidak seimbang Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan 3 2 9 Ikan mati 2 10 Ikan mati 3

8. Kelompok 4B Hari

ke- Keterangan Gejala Klinis ∑ Ikan Sakit Ekor 1 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 2 Respon makan bagus dan aktif bergerak 5 3-14 Respon berenang turun Mata cekung Nafsu makan turun Ikan mendekati sumber aerasi Gerakan ikan lambat Ikan mati mendadak tanpa gejala sakit Ikan selalu berada di tepi akuarium Ptechiae pada pangkal ekor ikan Gerakan ikan tidak seimbang Lesi pada sisik Lesi pada pangkal ekor ikan Lampiran 4 Perubahan Makroskopis pada Ikan Koi pasca Injeksi Suspensi virus KHV 10

1. Kelompok 1A Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-9 Belum ada perubahan ikan masih hidup 5 10 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal 4 1 4

2. Kelompok 1B Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-9 Belum ada perubahan ikan masih hidup 10 10 dan14 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal 1 7 5 1 1

3. Kelompok 2A Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-9 Belum ada perubahan ikan masih hidup 5 11 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal 2 4 2 1

4. Kelompok 2B Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-10 Belum ada perubahan ikan masih hidup 10 11 dan 14 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal 8 2 5

5. Kelompok 3A Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-14 Belum ada perubahan ikan masih hidup 5 0-14 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal

6. Kelompok 3B Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-14 Belum ada perubahan ikan masih hidup 10 0-14 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal

7. Kelompok 4A Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-8 Belum ada perubahan ikan masih hidup 5 9-11 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal 3 3 1 1

8. Kelompok 4B Hari ke-

Keterangan Perubahan Makroskopis ∑ikan sakit Ekor 0-8 Belum ada perubahan ikan masih hidup 5 9-10 Lesi putih pada insang Nekrosis pada insang Nekrosis pada sirip punggung Nekrosis pada sirip ekor Lesi pada kulit Ptechiae pada ginjal Lampiran 5 Pemeriksaan Biologi Molekuler Metode Nested PCR Kelompok Ikan Coba Hasil pemeriksaan dengan metode PCR Sampel Organ Insang Ikan Koi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1A + ++ ++ + + 1B + ++ - ++ - +++ + + - + 2A + +++ + ++ ++ 2B ++ +++ + - + - + + + ++ 3A - - - - - 3B - - - - - - - - - - 4A + - + ++ ++ 4B - - - - - Lampiran 6 Diagnosa Penyakit KHV Lampiran 9 Data Pergantian Suhu

1. Kelompok 1A Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

2. Kelompok 1B Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.87 18.90 18.90 18.74 19.04 29.92 30.69 30.89 30.80 30.87 30.73 2 18.00 18.86 18.70 18.88 18.90 18.98 30.12 31.00 30.99 31.09 31.09 30.90 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

3. Kelompok 2A Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC

18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1

18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

4. Kelompok 2B Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

5. Kelompok 3A Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50