21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan

5. Kelompok 3A Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

6. Kelompok 3B Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

7. Kelompok 4A Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

8. Kelompok 4B Hari

Ke- Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Dingin Buatan ΔC Pukul WITA dalam Suhu Ekstrim Panas Alami ΔC 18.00 21.00 24.00 03.00 06.00 07.50 08.00 10.30 12.00 14.30 17.00 17.50 1 18.00 18.90 18.50 18.96 18.94 19.01 29.98 31.09 31.11 31.00 30.87 30.73 2 18.00 18.96 18.90 18.98 18.94 19.02 30.02 31.00 31.00 31.09 30.89 30.50 3 18.00 18.80 18.80 18.97 18.98 19.03 30.09 31.02 31.09 31.01 30.76 30.70 4 18.00 18.96 18.99 19.05 18.93 19.04 30.02 31.06 31.09 31.02 30.90 30.87 5 18.00 18.98 18.96 19.05 18.90 19.04 29.99 31.00 31.00 31.09 30.94 30.70 6 18.00 18.50 18.96 19.03 18.92 19.05 30.00 30.94 31.01 31.06 30.92 30.60 7 18.00 18.99 18.97 19.01 18.92 19.02 29.98 30.90 30.92 30.99 30.86 30.76 8 18.00 18.60 18.98 18.99 18.99 19.02 30.03 30.93 30.99 31.08 30.99 30.60 9 18.00 18.50 18.92 18.98 18.99 19.01 30.05 30.94 30.92 30.09 30.85 29.89 10 18.00 19.05 18.99 18.99 18.97 19.00 30.00 30.34 30.89 30.90 30.92 30.30 11 18.00 19.01 18.97 19.01 18.96 18.99 30.21 30.96 31.00 31.01 30.91 30.68 12 18.00 18.97 18.95 19.00 18.95 18.98 30.04 30.94 30.23 30.84 30.29 30.00 13 18.00 18.94 19.01 18.99 18.94 18.99 30.01 30.74 30.98 31.01 30.99 30.60

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Belakangan ini komoditas ikan koi Cyprinus carpio koi berkembang dengan pesat di pasaran nasional. Ikan koi merupakan ikan hias yang berhabitat pada air tawar dan diminati oleh para hobies. Ikan Koi mempunyai hubungan kekerabatan sangat erat dengan ikan Mas Cyprinus carpio carpio karena memiliki famili, genus, dan spesies yang sama Susanto 2000. Ikan-ikan tersebut mudah terserang penyakit Koi Herpes Virus KHV yang disebabkan oleh Koi herpesvirus Hendrick et al. 1997. Koi herpesvirus berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm Fenner et al. 1993. Virus KHV dapat memperbanyak diri pada temperatur antara 18-30°C Sunarto 2005 dan tidak bersifat menular kepada manusia Rukyani dan Sunarto 2003. Di Indonesia, penyakit KHV pada tahun 2002 tercatat telah menyebabkan kematian hingga 80-95 selama masa inkubasi Anonim 2005. Namun belakangan ini angka kematian akibat infeksi virus KHV tersebut telah turun. Hal ini diduga akibat virus KHV telah lama terpapar pada kawasan budidaya ikan Koi maupun ikan Mas. KHV pertama kali diidentifikasi di Israel dan Amerika Serikat pada tahun 1998 dan diduga sebagai penyebab kematian massal ikan Koi baik stadia juvenil maupun dewasa Hedrick et al. 1998. Kejadian wabah penyakit KHV pertama kali di Indonesia dilaporkan oleh Rukyani et al. 2005 ke Badan Kesehatan Hewan Dunia Office International des Epizooties, OIE yang ditandai dengan adanya kasus kematian massal pada ikan Koi dan ikan Mas pada bulan Juni 2002. Awalnya penyakit KHV menyerang ikan Koi di Blitar Jawa Timur, kemudian menyerang ikan Mas di Jawa Barat. Setelah kejadian tersebut, KHV menyerang daerah lainnya yaitu Lubuklinggau Sumsel, Danau Maninjau Sumbar dan Danau Toba Sumut Departemen Kelautan dan Perikanan 2002. Penyakit ini masuk ke Indonesia melalui perdagangan ikan lintas antar negara Pasaribu 2003. Penyakit ini menyebar sampai ke Eropa, Jepang, Rusia, Israel, Korea, Amerika Serikat, Malaysia dan Indonesia Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010. Sejak ada wabah penyakit KHV di Indonesia, produksi ikan Koi dan ikan Mas mengalami penurunan yang drastis Departemen Kelautan dan Perikanan 2010. Wabah penyakit KHV ini biasanya muncul pada pergantian musim yaitu musim kemarau ke musim hujan. Penyakit ini telah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia. Penyakit KHV berstatus endemik di beberapa provinsi di Indonesia yaitu Jawa, Bali, Sumatera, Lombok, Bima, Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sorong dan Timika. Sedang Sulawesi Barat, Gorontalo dan Maluku adalah daerah bebas KHV Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010. Hingga hari ini belum ada obat untuk penyakit tersebut Pasaribu 2011. Namun telah dikembangkan penelitian vaksin Nuryati 2010 dan imunostimulan terhadap penyakit KHV Pasaribu 2011.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh cekaman suhu terhadap kemampuan virus KHV menginfeksi ikan Koi yang bebas KHV serta menguji sifat penularannya.

1.3 Manfaat

Harapan dari penelitian ini adalah dapat memberikan solusi yang tepat dalam pengendalian, penanganan dan pemberantasan penyakit KHV pada budidaya ikan Koi.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Koi Cyprinus carpio koi

2.1.1 Sistematika dan Ciri Morfologi Ikan Koi

Ikan Koi berasal dari keturunan ikan karper hitam atau ikan Mas yang melalui proses perkawinan silang dan menghasilkan keturunan yang berwarna- warni. Ikan Koi memiliki klasifikasi yang sama dengan ikan Mas, seperti berikut: Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Super Kelas : Pisces Kelas : Osteichtyes Sub Kelas : Actino Ptergll Ordo : Cypriniformei Sub Ordo : Cyprinidae Suku : Cyrinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus carpio Saanin H 1984. Ikan Koi dan ikan Mas mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat erat karena memiliki famili, genus, dan spesies yang sama. Menurut Susanto 2000, badan ikan Koi berbentuk seperti torpedo dengan alat gerak berupa sirip. Ikan Koi jantan mempunyai bentuk tubuh langsing, sedangkan ikan Koi betina bentuk tubuhnya agak membulat. Ikan koi memiliki 5 sirip yaitu sirip dada, sirip perut, sirip anal, sirip ekor dan sirip punggung. Sirip dada dan sirip ekor ikan Koi tersusun atas jari-jari lunak. Sirip punggung tersusun atas 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak sedang sirip perut tersusun atas 9 jari-jari lunak. Sirip anus tersusun atas 3 jari-jari keras dan jari-jari lunak. Pada sisi badan dari pertengahan batang sampai batang ekor terdapat gurat sisi yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang ada di dalam sisik.

2.1.2 Pakan dan Pola Makan

Ikan Koi tergolong dalam hewan omnivora. Biasanya pakan ikan Koi berupa ikan kecil, kerang-kerangan atau jenis tumbuh-tumbuhan. Pakan utama anak Koi adalah udang-udang renik Daphnia. Sejalan dengan pertumbuhan badannya, ikan Koi dapat memakan serangga air, jentik-jentik nyamuk atau lumut-lumut yang menempel pada tanaman.