Hasil Optimalisasi Sumber Daya

penambahan 1 kg pakan pada periode yang berstatus langka, maka akan meningkatkan nilai fungsi tujuantingkat keuntungan sebesar nilai dual price nya. Sebagai contoh, jika pada periode II penggunaan pakan ditambah 1 kg, maka penambahan pakan dalam proses produksi ini meningkatkan keuntungan perusahaan Rp 1.156ekor. Tabel 18. Hasil Optimalisasi Penggunaan Pakan Kg Periode Slack Surplus Dual Price Status I 90593.468750 0.000000 Berlebih II 0.000000 1156.250000 Langka III 0.000000 911.792480 Langka IV 0.000000 911.792480 Langka V 0.000000 1156.250000 Langka VI 0.000000 911.792480 Langka b. Penggunaan OVD Penggunaan OVD secara keseluruhan berstatus berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan ketersediaan OVD belum dimanfaatkan sepenuhnya. Untuk itu, meskipun ketersediaan OVD ditambah, tingkat keuntungannya tidak akan berubah, karena nilai dual pricenya sama dengan 0 Tabel 19. Tabel 19. Hasil Optimalisasi Penggunaan VOD Rupiah Periode Slack Surplus Dual Price Status I 90593.468750 0.000000 Berlebih II 41092008.000000 0.000000 Berlebih III 41257476.000000 0.000000 Berlebih IV 41261740.000000 0.000000 Berlebih V 41254216.000000 0.000000 Berlebih VI 21568534.000000 0.000000 Berlebih c. Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung TKL Faktor produksi selain bahan baku yang menyerap biaya paling besar adalah tenaga kerja. Penggunaan jam TKL secara keseluruhan berstatus berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan jam TKL masih belum dimanfaatkan sepenuhnya. Untuk itu, meskipun ketersediaan jam TKL ditambah, tingkat keuntungannya tidak akan berubah karena nilai dual price secara keseluruhan 0 Tabel 20. Tabel 20. Hasil Optimalisasi Penggunaan Jam TKL Jam Periode Slack Surplus Dual Price Status I 10463.820312 0.000000 Berlebih II 9469.352539 0.000000 Berlebih III 10174.220703 0.000000 Berlebih IV 10174.237305 0.000000 Berlebih V 9469.426758 0.000000 Berlebih VI 10172.585938 0.000000 Berlebih d. Penggunaan Kapasitas Kandang Sebagian besar jumlah kapasitas kandang telah digunakan seluruhnya berstatus langka. Penggunaan jumlah kapasitas kandang status langka ini jika ditambah satu ekornya meningkatkan keuntungan perusahaan. Peningkatan keuntungannya berbeda-beda, tergantung ekoran kapasitas kandang periode mana yang akan ditambahkan Tabel 21. Sebagai contoh, penambahan ekoran kapasitas kandang pada periode VI akan meningkatkan keuntungan perusahaan Rp 36.420ekor, berbeda dengan penambahan ekoran kapasitas kandang pada periode IV yang hanya meningkatkan keuntungan Rp 289ekor. Tabel 21. Hasil Optimalisasi Penggunaan Kapasitas Kandang m 2 Periode Slack Surplus Dual Price Status I 0.000000 5.065806 Langka II 0.000000 3.001348 Langka III 0.000000 0.657337 Langka IV 0.000000 0.289482 Langka V 0.000000 0.909639 Langka VI 0.000000 36.420002 Langka

4.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hasil optimal dapat diterapkan apabila terjadi perubahan terhadap model. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari batas minimum dan batas maksimum. Batas minimum allowable decrease merupakan batas penurunan kendala yang tidak merubah model dan batas maksimum allowable increase adalah batas kenaikan kendala yang tidak merubah model. Semakin sempit selang kepekaan yang dimiliki oleh suatu kendala, maka kendala tersebut akan semakin peka dalam membuat perubahan terhadap solusi optimal. Analisis sensitivitas terbagi menjadi dua, yaitu analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan dan analisis sensitivitas ruas kanan kendala. a. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan merupakan selang perubahan harga terhadap koefisien fungsi tujuan yang tidak mempengaruhi nilai optimal dari peubah, walaupun nilai optimum akan berubah sesuai dengan perubahan harga pada masing-masing peubah tersebut Tabel 22. Tabel 22. Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Peubah Current