Program Linear Optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi peternakan ayam ras pedaging: studi kasus Kandang Holil Soma Unggas Farm Bogor

Linear Programming LP merupakan teknik riset operasional yang telah dipergunakan secara luas dalam berbagai jenis masalah manajemen. Banyak keputusan manajemen produksi dan inventori mencoba membuat agar penggunaan sumber-sumber daya manufakturing menjadi lebih efektif dan efisien. Sumber-sumber daya manufakturing seperti: mesin, tenaga kerja, modal, waktu, dan bahan baku digunakan dalam kombinasi tertentu yang paling optimum untuk menghasilkan produk. Dengan demikian menurut Gaspersz 2005, linear programming dipergunakan untuk membantu manajer-manajer PPIC guna merencanakan dan membuat keputusan tentang pengalokasian sumber-sumber daya yang optimum. Mulyono 2007 mengemukakan masalah keputusan yang sering dihadapi adalah alokasi optimum suberdaya yang langka. Sumber daya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan, atau teknologi. Berdasarkan keterbatasan sumberdaya tersebut, akan didapatkan hasil yang terbaik. Hasil yang diinginkan ditunjukkan sebagai maksimisasi dari beberapa ukuran seperti profit, penjualan, kesejahteraan, atau minimisasi seperti pada biaya, waktu dan jarak. Model linear programming merupakan bentuk dan susunan dalam menyajikan masalah-maslah yang akan dipecahkan dengan teknik linear programming Subagyo 2002 menjelaskan dalam model linear programming dikenal dua macam fungsi, antara lain: 1. Fungsi Tujuan objective function, yaitu fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran di dalam permasalahan linear programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumberdaya-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z. 2. Fungsi-fungsi Batasan constraint function, yaitu bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Bentuk umum model linear programming adalah: Maksimumkan minimumkan : n Z = ∑ C j X j .................................... 1 J=i Dengan syarat: a ijXj ≤ , = , ≥b i, untuk semua i i = 1, 2,…m semua x j ≥ 0 Keterangan: X j : banyaknya kegiatan j, di mana j = 1,2,…n. berarti di sini terdapat n variable keputusan. Z : nilai fungsi tujuan C j : sumbangan per unit kegiatan, untuk masalah maksimisasi C j menunjukkan keuntungan atau penerimaan per unit, sementara dalam kasus minimisasi menunjukkan biaya per unit. b i : jumlah sumberdaya I I = 1,2,…m, berarti terdapat m jenis sumberdaya. a ij : banyaknya sumberdaya I yang dikonsumsi sumberdaya j. Model program linear mengandung asumsi-asumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah program linier menjadi absah. Asumsi itu menuntut hubungan fungsional dalam masalah itu adalah linear dan additif, dapat dibagi dan deterministik. 1. Linearity Syarat utama dari linear programming adalah bahwa fungsi tujuan dan semua kendala harus Linear. Dengan kata lain, jika suatu kendala melibatkan dua variable keputusan, dalam diagram dimensi dua ia akan berupa suatu garis lurus. Begitu juga suatu kendala yang melibatkan n variabel akan menghasilkan hyperplane bentuk geomeris yang rata dalam ruang berdimensi n. Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang satu dengan input yang lain besarnya tetap dan tidak tergantung pada tingkat produksi. 2. Proporsionalitas Tingkat perubahan atau kemiringan hubungan fungsional adalah konstan dan karena itu perubahan nilai variabel akan mengakibatkan perubahan relative nilai fungsi dalam jumlah yang sama. Asumsi ini menyatakan bahwa jika variabel pengambilan keputusan xj berubah, maka dampak perubahannya menyebar dalam proporsi yang sama terhadap fungsi tujuan C j X j dan juga fungsi kendala aijX j . 3. Additivitas Aditif dapat diartikan sebagai tidak adanya penyesuaian pada perhitungan variabel kriteria karena terjadinya interaksi. Asumsi mensyaratkan bahwa untuk setiap tingkat kegiatan tertentu x j nilai total fungsi sasaran z dan pemakaian total dari setiap sumberdaya sama dengan jumlah kontribusi atau penggunaan sumberdaya oleh setiap kegiatan yang dilakukan. 4. Divisibilitas Setiap kegiatan pemrograman linier dapat mengambil sembarang nilai fraksional. Jadi suatu kegiatan dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat fraksional. Dengan kata lain, nilai X j boleh integer dan non-integer. 5. Deterministik Semua parameter model c t , a ij , dan b j diasumsikan diketahui konstan. Secara tidak langsung mengasumsikan masalah keputusan dalam satu rangka statis dimana semua parameter diketahui dengan kepastian.

2.7 Penelitian Terdahulu

Faktor produksi merupakan barang atau jasa untuk mempermudah suatu proses produksi dan turut menentukan keberhasilan suatu usaha. Ketersedian sarana produksi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk melaksanakan proses produksi. Penelitian Murjoko 2004 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam ras pedaging meliputi bibit DOC, pakan starter dan finisher, tenaga kerja, OVK obat, vitamin, vaksin, pemanas gasolec dan mortalitas. Berdasarkan hasil pendugaan dengan model Cobb Douglass diperoleh koefisien determinasi sebesar 99,4 persen. Uji F menyatakan bahwa faktor produksi secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan 99 persen. Berdasarkan hasil uji t, faktor produksi bibit DOC, pakan, tenaga kerja dan OVK berpengaruh nyata dan-positif pada taraf nyata 99 persen. Sedangkan faktor produksi pemanas gasolec dan mortalitas tidak berpengaruh nyata hingga taraf nyata 85 persen. Penggunaan faktor produksi yang optimal akan memberikan dampak positif bagi peternakan. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan kecil sehingga keuntungan yang diterima maksimum. Penelitian Ermayati 2006 menyatakan usaha budidaya ayam ras pedaging yang dijalankan oleh peternak mitra Perusahaan Perdana Putra Chicken PPC belum optimal. Hasil analisis primal menunjukkan bahwa tingkat produksi ayam ras pedaging optimal berbeda dengan keadaan aktual. Pada kondisi optimal peternak mitra Perusahaan PPC disarankan melakukan produksi rata-rata pada periode I sampai VI masing-masing sebesar 9.571 ekor, 9.939 ekor, 9.728 ekor, 9.939 ekor, 1.011 ekor dan 9.623 ekor. Tingkat produksi yang belum optimal terjadi pada periode I, II, III, IV dan VI. Hal tersebut terjadi karena pada periode-periode tersebut peternak berproduksi di bawah kapasitas kandang. Selain itu, tingkat kematian yang tinggi merupakan penyebab produksi belum optimal. Tingkat kematian rata-rata ternak sebesar 4,98 persen. Sedangkan produksi pada periode V sudah optimal. Berdasarkan penelitian Murni 2006 komponen biaya yang dikeluarkan peternak dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang terbesar dikeluarkan oleh peternak sebesar 95,6 persen, sedangkan biaya tetapnya hanya 4,4 persen dari total biaya produksi. Murni 2006 dalam penelitiannya menggunakan sampel sepuluh peternak mitra CV Janu Putro. Hasil analisis dengan menggunakan program Linear menunjukkan bahwa usahatani ayam ras pedaging yang