Optimalisasi usaha produksi ayam ras pedaging kasus pada Hasjrul Harahap Farm di desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

(1)

i GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR

A14104674

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(2)

ii RINGKASAN

GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR. Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). (Dibawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan terhadap hasil ternak ayam ras pedaging sebagai sumber protein hewani semakin meningkat. Adapun produksi daging dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut sehingga masih dilakukan impor daging ayam dari berbagai negara.

Tingginya tingkat konsumsi daging ayam ini membuat pengusaha peternakan dari berbagai daerah di Indonesia berusaha mengembangkan bisnis ayam ras pedaging untuk memenuhi peluang tersebut. Salah satunya adalah peternakan Hasjrul Harahap Farm yang terletak di Propinsi Jawa Barat. Kualitas DOC dan penggunaan tenaga kerja berlebih merupakan penyebab tingginya biaya produksi sehingga keuntungan berkurang. Selain itu fluktuasi harga jual ayam ras pedaging sangat mempengaruhi keuntungan yang diterima HHF.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana optimalisasi produksi ayam ras pedaging di Hasjrul Harahap Farm. Tujuan penelitian ini yaitu : 1) menganalisis optimalisasi tingkat produksi ayam pedaging; 2) menganalisis optimalisasi penggunaan input-input produksi usaha ayam ras pedaging agar dapat mencapai kondisi optimal; 3) menganalisis pengaruh perubahan harga jual ayam ras pedaging dan penggunaan pakan terhadap solusi optimal.

Responden sebagai sumber data adalah anak kandang dan kepala kandang. Anak kandang adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan 2.000 sampai 5.000 di lokasi kandang tersebut. Kepala kandang adalah tenaga kerja yang mengepalai anak-anak kandang. Pengambilan data utama dilakukan melalui kepala kandang. Sedangkan data-data penunjang seperti tata cara pemeliharaan ayam dilakukan melalui anak kandang di seluruh lokasi kandang yang dimiliki HHF yaitu Bilabong I, Bilabong II, Tajurhalang dan Jampang.

Penelitian menggunakan metode optimalisasi dengan alat berupa Program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Program LINDO merupakan alat untuk mengolah data yang dilakukan secara kuantitatif. Data-data yang telah diolah dan dianalisis tersebut digunakan untuk memberikan alternatif model produksi yang tepat. Kemudian hasil dari analisis dapat diterapkan pada perusahaan sesuai dengan kondisi-kondisi dasar dari setiap masalah.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Program LINDO, keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal sebesar Rp 620.328.900, sedangkan keuntungan yang diperoleh HHF pada kondisi aktual selama tujuh periode Rp 521.909.446.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan input-input produksi di empat lokasi kandang ayam yang terdapat pada HHF belum optimal karena keuntungan total yang diterima masih dapat ditingkatkan. Besar keuntungan


(3)

iii

tersebut Rp 98.419.454 atau sebesar 15,87 persen dari keuntungan yang diperoleh selama periode penelitian.

Pada penelitian ini kendala aktif yang sebaiknya tidak perlu ditambah ketersediaannya adalah penggunaan OVD, gas LPG. Sebaliknya kendala aktif yang sebaiknya ditambah adalah kendala penggunaan lahan dan kandang.

Keuntungan optimal yang dapat dicapai HHF jika harga turun lima persen sebesar Rp 307.009.400. Nilai fungsi tujuan ini lebih kecil 50,51 persen bila dibandingkan dengan nilai fungsi tujuan versi awal. Sedangkan selisih solusi optimal skenario I lebih kecil Rp 214.900.046 bila dibandingkan dengan keuntungan aktual yang diterima HHF.

Sedangkan keuntungan optimal yang dapat dicapai HHF jika ketersediaan pakan diturunkan lima persen sebesar Rp 537.052.600. Nilai fungsi tujuan ini lebih besar 42,83 persen bila dibandingkan dengan nilai fungsi tujuan versi awal. Sedangkan selisih solusi optimal skenario II dengan keuntungan aktual yang diterima HHF sebesar Rp 15.143.154.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan penurunan harga jual ayam ras pedaging sebesar lima persen, akan menyebabkan keuntungan yang diterima HHF selama tujuh periode menurun sebesar 41,18 persen. Sedangkan penurunan ketersediaan pakan sebesar lima persen, akan menyebabkan keuntungan yang diterima HHF selama tujuh periode meningkat sebesar 2,82 persen.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan HHF sebaiknya melakukan alokasi penggunaan input-input produksi secara optimal dengan meningkatkan efisiensi, terutama penggunaan pakan dan DOC. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan manajemen pemberian pakan yang tepat dan bekerjasama dengan perusahaan breeder yang mempunyai record baik.

Penggunaan tenaga kerja sebaiknya lebih dioptimalkan dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja yang berlebih dan meningkatkan kerjanya. Tenaga kerja anak kandang sebaiknya memelihara minimal 3.500 ekor ayam ras pedaging selama satu periode produksi. Selain itu penambahan kapasitas kandang akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh HHF.

Tajurhalang merupakan lokasi kandang dengan biaya per ekor tertinggi sebesar Rp 15.696 dengan keuntungan Rp 1.170 per ekor. Hal tersebut dikarenakan ayam di lokasi ini lebih rentan terserang penyakit dibandingkan lokasi kandang lainnya. Lokasi kandang Tajurhalang sebaiknya meningkatkan keuntungan per ekor ayam agar lokasi kandang ini masuk dalam solusi optimal. Peningkatkan keuntungan per ekor ayam yang dijual harus lebih besar dari Rp 1.006. Oleh karena itu lokasi kandang Tajurhalang harus lebih intensif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit.


(4)

iv OPTIMALISASI USAHA PRODUKSIAYAM RAS PEDAGING

(Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Oleh

GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR A 14104674

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(5)

v

Judul : OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Nama : Gerlina Wira Masyto Siregar NRP : A 14104674

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019


(6)

vi PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL “OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (KASUS PADA HASJRUL HARAHAP FARM DI DESA CIMANGGIS, KECAMATAN BOJONG GEDE, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT )” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, September 2008

Gerlina Wira Masyto Siregar A 14104674


(7)

vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 20 November 1982 sebagai anak ketiga dari 6 bersaudara pasangan Galanggang Siregar dan Halimah Gultom. Tahun 1995 penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 12 Padangsidimpuan Sumatera Utara. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 2 Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 3 Padangsidimpuan.

Selepas SMU tahun 2001, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Diploma III Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK dengan Program Studi Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(8)

(9)

i

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Intitut

Pertanian Bogor.

Skripsi ini berisi tentang optimalisasi keuntungan dengan input-input

kendala yang dihadapi oleh peternak ayam ras pedaging. Penelitian dilakukan di

Desa Cilodong Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat selama bulan Mei

sampai September 2008.

Sumbangsih karya ilmiah berupa skripsi ini seperti setitik kristal garam di

lautan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak yang memerlukan. Amin.

Bogor, Oktober 2008


(10)

ii UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa

Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis. Dalam pelaksanaan skripsi ini tidak luput dari dukungan dan bantuan

banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua terkasih yang telah memberikan kasih sayang yang tidak terbatas,

doa, dukungan moril dan materi pada penulis.

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku Dosen Pembimbing atas pengarahan dan

kesabarannya selama proses penyusunan skripsi.

3. Dr. Ir. Suharno. M. Adev selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

skripsi.

4. Tintin Sarianti, SP selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah

memberikan kritik dan saran pada penulis.

5. Ir. Muhammad Firdaus, MSi selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang

memberikan masukan berharga untuk penyempurnaan proposal peelitian.

6. Shilvia Agung Dhiany selaku pembahas seminar yang memberikan kritik dan


(11)

i GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR

A14104674

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(12)

ii RINGKASAN

GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR. Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). (Dibawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan terhadap hasil ternak ayam ras pedaging sebagai sumber protein hewani semakin meningkat. Adapun produksi daging dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut sehingga masih dilakukan impor daging ayam dari berbagai negara.

Tingginya tingkat konsumsi daging ayam ini membuat pengusaha peternakan dari berbagai daerah di Indonesia berusaha mengembangkan bisnis ayam ras pedaging untuk memenuhi peluang tersebut. Salah satunya adalah peternakan Hasjrul Harahap Farm yang terletak di Propinsi Jawa Barat. Kualitas DOC dan penggunaan tenaga kerja berlebih merupakan penyebab tingginya biaya produksi sehingga keuntungan berkurang. Selain itu fluktuasi harga jual ayam ras pedaging sangat mempengaruhi keuntungan yang diterima HHF.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana optimalisasi produksi ayam ras pedaging di Hasjrul Harahap Farm. Tujuan penelitian ini yaitu : 1) menganalisis optimalisasi tingkat produksi ayam pedaging; 2) menganalisis optimalisasi penggunaan input-input produksi usaha ayam ras pedaging agar dapat mencapai kondisi optimal; 3) menganalisis pengaruh perubahan harga jual ayam ras pedaging dan penggunaan pakan terhadap solusi optimal.

Responden sebagai sumber data adalah anak kandang dan kepala kandang. Anak kandang adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan 2.000 sampai 5.000 di lokasi kandang tersebut. Kepala kandang adalah tenaga kerja yang mengepalai anak-anak kandang. Pengambilan data utama dilakukan melalui kepala kandang. Sedangkan data-data penunjang seperti tata cara pemeliharaan ayam dilakukan melalui anak kandang di seluruh lokasi kandang yang dimiliki HHF yaitu Bilabong I, Bilabong II, Tajurhalang dan Jampang.

Penelitian menggunakan metode optimalisasi dengan alat berupa Program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Program LINDO merupakan alat untuk mengolah data yang dilakukan secara kuantitatif. Data-data yang telah diolah dan dianalisis tersebut digunakan untuk memberikan alternatif model produksi yang tepat. Kemudian hasil dari analisis dapat diterapkan pada perusahaan sesuai dengan kondisi-kondisi dasar dari setiap masalah.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Program LINDO, keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal sebesar Rp 620.328.900, sedangkan keuntungan yang diperoleh HHF pada kondisi aktual selama tujuh periode Rp 521.909.446.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan input-input produksi di empat lokasi kandang ayam yang terdapat pada HHF belum optimal karena keuntungan total yang diterima masih dapat ditingkatkan. Besar keuntungan


(13)

iii

tersebut Rp 98.419.454 atau sebesar 15,87 persen dari keuntungan yang diperoleh selama periode penelitian.

Pada penelitian ini kendala aktif yang sebaiknya tidak perlu ditambah ketersediaannya adalah penggunaan OVD, gas LPG. Sebaliknya kendala aktif yang sebaiknya ditambah adalah kendala penggunaan lahan dan kandang.

Keuntungan optimal yang dapat dicapai HHF jika harga turun lima persen sebesar Rp 307.009.400. Nilai fungsi tujuan ini lebih kecil 50,51 persen bila dibandingkan dengan nilai fungsi tujuan versi awal. Sedangkan selisih solusi optimal skenario I lebih kecil Rp 214.900.046 bila dibandingkan dengan keuntungan aktual yang diterima HHF.

Sedangkan keuntungan optimal yang dapat dicapai HHF jika ketersediaan pakan diturunkan lima persen sebesar Rp 537.052.600. Nilai fungsi tujuan ini lebih besar 42,83 persen bila dibandingkan dengan nilai fungsi tujuan versi awal. Sedangkan selisih solusi optimal skenario II dengan keuntungan aktual yang diterima HHF sebesar Rp 15.143.154.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan penurunan harga jual ayam ras pedaging sebesar lima persen, akan menyebabkan keuntungan yang diterima HHF selama tujuh periode menurun sebesar 41,18 persen. Sedangkan penurunan ketersediaan pakan sebesar lima persen, akan menyebabkan keuntungan yang diterima HHF selama tujuh periode meningkat sebesar 2,82 persen.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan HHF sebaiknya melakukan alokasi penggunaan input-input produksi secara optimal dengan meningkatkan efisiensi, terutama penggunaan pakan dan DOC. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan manajemen pemberian pakan yang tepat dan bekerjasama dengan perusahaan breeder yang mempunyai record baik.

Penggunaan tenaga kerja sebaiknya lebih dioptimalkan dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja yang berlebih dan meningkatkan kerjanya. Tenaga kerja anak kandang sebaiknya memelihara minimal 3.500 ekor ayam ras pedaging selama satu periode produksi. Selain itu penambahan kapasitas kandang akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh HHF.

Tajurhalang merupakan lokasi kandang dengan biaya per ekor tertinggi sebesar Rp 15.696 dengan keuntungan Rp 1.170 per ekor. Hal tersebut dikarenakan ayam di lokasi ini lebih rentan terserang penyakit dibandingkan lokasi kandang lainnya. Lokasi kandang Tajurhalang sebaiknya meningkatkan keuntungan per ekor ayam agar lokasi kandang ini masuk dalam solusi optimal. Peningkatkan keuntungan per ekor ayam yang dijual harus lebih besar dari Rp 1.006. Oleh karena itu lokasi kandang Tajurhalang harus lebih intensif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit.


(14)

iv OPTIMALISASI USAHA PRODUKSIAYAM RAS PEDAGING

(Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Oleh

GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR A 14104674

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(15)

v

Judul : OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Nama : Gerlina Wira Masyto Siregar NRP : A 14104674

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019


(16)

vi PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL “OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (KASUS PADA HASJRUL HARAHAP FARM DI DESA CIMANGGIS, KECAMATAN BOJONG GEDE, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT )” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, September 2008

Gerlina Wira Masyto Siregar A 14104674


(17)

vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 20 November 1982 sebagai anak ketiga dari 6 bersaudara pasangan Galanggang Siregar dan Halimah Gultom. Tahun 1995 penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 12 Padangsidimpuan Sumatera Utara. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 2 Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 3 Padangsidimpuan.

Selepas SMU tahun 2001, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Diploma III Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK dengan Program Studi Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(18)

(19)

i

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Intitut

Pertanian Bogor.

Skripsi ini berisi tentang optimalisasi keuntungan dengan input-input

kendala yang dihadapi oleh peternak ayam ras pedaging. Penelitian dilakukan di

Desa Cilodong Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat selama bulan Mei

sampai September 2008.

Sumbangsih karya ilmiah berupa skripsi ini seperti setitik kristal garam di

lautan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak yang memerlukan. Amin.

Bogor, Oktober 2008


(20)

ii UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa

Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis. Dalam pelaksanaan skripsi ini tidak luput dari dukungan dan bantuan

banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua terkasih yang telah memberikan kasih sayang yang tidak terbatas,

doa, dukungan moril dan materi pada penulis.

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku Dosen Pembimbing atas pengarahan dan

kesabarannya selama proses penyusunan skripsi.

3. Dr. Ir. Suharno. M. Adev selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

skripsi.

4. Tintin Sarianti, SP selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah

memberikan kritik dan saran pada penulis.

5. Ir. Muhammad Firdaus, MSi selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang

memberikan masukan berharga untuk penyempurnaan proposal peelitian.

6. Shilvia Agung Dhiany selaku pembahas seminar yang memberikan kritik dan


(21)

iii

7. Bapak Hasjrul Harahap, Mbak Wida dan Mas Slemet seluruh staf di HHF atas

kesediaannya meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai

dengan rencana.

8. Adik-adikku tersayang (Ummi, Imam dan Anggi) yang menjadi inspirasi

dalam segala hal.

9. Kak Fitri, bang Saut dan bang Aswin yang tidak bosan-bosannya memberikan

motivasi dan doa.

10.Maulana dan Hanif yang selalu membuat ibu tersenyum dan bahagia.

11.Nenek godang dan Nenek menek yang selalu berdoa untuk keberhasilanku.

12.Bou Nisma atas motivasi serta doa yang tak terhingga.

13.Spesial buat Endri yang selalu sabar menghadapi penulis dan selalu setia

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, memberi semangat, doa dan

selalu memotivasi penulis. Tanpa Endri mungkin skripsi ini tidak selesai.

14.Almarhum nenek Haji dan nenek Menek.

15.Om Giato yang memberikan dukungan, semangat dan doa.

16.Bang Dayat dan bang Isro yang memotivasi penulis sehingga penulis

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

17.Dian, kak Wisny, Ita dan semua anak-anak Bagunde 17 yang selalu sabar

menghadapi penulis disaat penulis marah dan pusing di kosan.

18.Mas Larno atas saran dan informasi-informasi yang diberikan tentang beternak

ayam ras pedaging.

19.Anak-anak ekstensi MAB yang selalu memburu waktu seminar.


(22)

iv

21.Teman-teman terbaikku Dwi, Iwan, Okta dan Indah yang selalu membantu

dan mendengarkan keluh kesah penulis.

22.Mba Rahmi, Mba Nur, Mba Maya serta segenap staf Proemas yang tanpa lelah


(23)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i UCAPAN TERIMAKASIH ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR ... viii DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 5 1.4. Kegunaan Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging ... 6 2.2. Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging ... 7 2.2.1. Day Old Chick (DOC) ... 8 2.2.2. Pakan ... 8 2.2.3. Obat-obatan, vitamin, vaksin dan desinfektan (OVD) ... 9 2.2.4. Tenaga Kerja ... 9 2.2.5. Kandang ... 9 2.3. Penelitian Terdahulu ... 10 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 15 3.1.1 Produksi ... 15 3.1.2 Kombinasi Produksi Optimal ... 15 3.1.3 Optimalisasi ... 18 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 22 BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25 4.2. Jenis dan Sumber Data ... 25 4.3. Metode Pengambilan Responden ... 26


(24)

vi

4.4. Metode Pengolahan Data ... 26 4.4.1. Menentukan Koefisien Teknis ... 27 4.4.2. Keuntungan Usaha Peternakan Hasjrul Harahap Farm ... 27 4.4.3. Menentukan Fungsi Tujuan ... 30 4.5. Metode Analisis Data ... 34 BAB V KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Keadaan Geografis dan Iklim ... 37 5.2. Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Hasjrul Harahap Farm ... 37 5.3. Manajemen dan Tatalaksana Ayam Ras Pedaging... 39 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Penggunaan Input-input Produksi ... 42 6.1.1. Input Produksi Tetap ... 42 6.1.2. Input Produksi Variabel ... 45 6.2. Penerimaan ... 49 6.3. Biaya ... 50 6.4. Keuntungan ... 52 6.5. Hasil Optimalisasi ... 53 6.5.1. Tingkat Keuntungan Pada Kondisi Optimal ... 53 6.5.2. Tingkat Penggunaan Input dan Output Pada Kondisi

Optimal ... 54 6.5.3. Analisis Sensitivitas ... 57 6.6. Analisis Post Optimal ... 60 6.6.1. Skenario I ... 60 6.6.2. Skenario II ... 62 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... 63 7.2. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66


(25)

vii DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging Ayam Penduduk Indonesia

Tahun 2000-2005 ... 1

2 Data Produksi dan Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2000-2006 ... 2

3 Impor Daging Segar di Indonesia Tahun 2002-2006 ... 2

4 Penerimaan Hasjrul Harahap Farm Januari 2007 sampai dengan

April 2008 ... 3

5 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Penelitian ... 13

6 Penggunaan Peralatan Kandang di Masing-masing Lokasi Kandang

Selama Tujuh Periode ... 43

7 Koefisien Penggunaan Peralatan Kandang di Masing-masing Lokasi

Kandang Selama Tujuh Periode ... 44

8 Jumlah dan Luas Penggunaan Kandang di Masing-masing Lokasi

Kandang Selama Tujuh Periode ... 45

9 Koefisien Penggunaan Pakan dan DOC di Masing-masing Lokasi

Kandang Selama Tujuh Periode ... 46

10 Penggunaan Tenaga Kerja di Masing-masing Lokasi Kandang Selama Tujuh Periode ... 47

11 Penggunaan Obat-obatan, Gas LPG dan Sekam di Masing-masing

Lokasi Kandang Selama Tujuh Periode ... 49

12 Produksi, Penerimaan Hasjrul Harahap Farm di Masing-masing

Lokasi Kandang Selama Tujuh Periode ... 50

13 Biaya Produksi yang Dikeluarkan oleh Hasjrul Harahap Farm di


(26)

viii

14 Total Produksi, Keuntungan, Keuntungan per Ekor Hasjrul Harahap

Farm di Masing-masing Lokasi Kandang Selama Tujuh Periode ... 52

15 Nilai Reduced Cost Hasil optimalisasi Usaha Ayam Ras Pedaging

Selama Tujuh Periode ... 54

16 Nilai Slack or Surplus dan Dual Penggunaan Input-input Usaha Ayam Ras Pedaging HHF ... 55

17 Analisis Sensitivitas Koefisien Penggunaan Fungsi Tujuan HHF

Tahun 2007 Sampai April 2008 ... 58

18 Analisis Sensitivitas Fungsi Kendala Usaha Peternakan Ayam Ras

Pedaging HHF Tahun 2007 Sampai April 2008 ... 59

19 Nilai Reduced Cost Hasil Optimalisasi Usaha Ayam Ras Pedaging

Skenario I ... 61

20 Nilai Reduced Cost Hasil Optimalisasi Usaha Ayam Ras Pedaging


(27)

ix DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Kurva Batas Kemungkinan Produksi ... 16

2 Kurva Kombinasi Output yang Efisien ... 17

3 Kerangka Pemikiran Operasional ... 24


(28)

x DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Model Optimalisasi ... 69

2 Hasil Optimalisasi ... 70

3 Model Optimalisasi Skenario I ... 72

4 Hasil Optimalisasi Skenario I ... 73

5 Model Optimalisasi Skenario II ... 75


(29)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan

gizi menyebabkan permintaan terhadap hasil ternak ayam ras pedaging sebagai

sumber protein hewani semakin meningkat. Peningkatan permintaan tersebut

dapat dilihat dari sisi konsumsi yang ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Konsumsi Daging Ayam Penduduk Indonesia Tahun 2000-2005

Tahun Jumlah Penduduk (ribu orang)

Konsumsi Daging Ayam (ribu ton)

Pertumbuhan (%)

2000 205.132 875,07 -

2001 206.280 1.033,55 18,11

2002 207.435 1.179,57 14,12

2003 208.596 1.206,52 2,28

2004 216.382 1.357,94 12,55

2005 219.205 1.365,28 0,54

Sumber : http://www.fao.org, Maret 2007

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa rata-rata konsumsi daging ayam

dari tahun 2000 sampai dengan 2005 sebesar 1.169,66 ribu ton per tahun.

Konsumsi terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu 1.365,28 ribu ton. Pada tahun

2003 dan 2005 konsumsi daging ayam hanya meningkat masing-masing 26,95

dan 7,34 ribu ton.

Tingginya tingkat konsumsi daging ayam ini membuat pengusaha

peternakan dari berbagai daerah di Indonesia berusaha mengembangkan bisnis

ayam ras pedaging untuk memenuhi peluang tersebut. Hal ini dapat dilihat pada


(30)

2

Tabel 2. Data Produksi dan Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2000-2006

Tahun Produksi (ribu ton)

Pertumbuhan (%)

Populasi (ribu ekor)

Pertumbuhan (%)

2000 515 - 530.874,06 -

2001 536,95 4,26 621.870,43 17,14 2002 751,9 40,03 865.074,79 39,11 2003 771,1 2,55 847.743,89 -2,00 2004 846,09 9,73 778.969,84 -8,11 2005 779,1 -7,92 811.188,68 4,14 2006 861,26 10,55 797.527,45 -1,68 Sumber Data : http://www.deptan.go.id, Mei 2007

Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan produksi dari tahun 2000

sampai tahun 2006 sebesar 67,23 persen dari sekitar 515 ribu ton menjadi 861,26

ribu ton. Pada tahun 2004 dan 2006 terjadi penurunan populasi ayam ras pedaging

masing-masing 68.774,05 dan 13.661,23 ribu ekor. Penurunan tersebut terjadi

akibat adanya wabah flu burung yang menyerang ayam ras pedaging. Akibatnya

banyak unggas yang dimusnahkan.

Kebutuhan konsumsi daging setiap tahunnya meningkat. Produksi daging

dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga dilakukan impor

daging ayam dari berbagai negara seperti yang dicantumkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Impor Daging Ayam di Indonesia Tahun 2002-2006

Tahun Volume Impor (ribu ton) Pertumbuhan (%)

2000 360,07 -

2001 496,60 37,92

2002 427,67 -13,88

2003 435,42 1,81

2004 511,85 17,55

2005 586,18 14,52


(31)

3

Pada Tabel 3 dapat dilihat volume impor dari tahun 2002 sampai dengan

2005 cenderung meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa produksi ayam ras

dalam negeri belum optimal. Sehingga pada jangka panjang, impor daging ayam

ras yang tinggi akan mempengaruhi pasar peternak ayam ras dalam negeri.

Sehingga peternak dalam negeri dituntut berproduksi lebih efisien agar dapat

mempertahankan pangsa pasar ayam ras dalam negeri. Untuk itulah maka

penelitian mengenai optimalisasi usaha ayam ras pedaging sangat diperlukan.

1.2. Perumusan Masalah

Hasjrul Harahap Farm (HHF) merupakan salah satu usaha peternakan yang

memiliki tujuan memperoleh keuntungan dalam usahanya. Untuk memenuhi

tujuan tersebut cara yang dilakukan adalah dengan menekan biaya produksi yang

dikeluarkan atau meningkatkan penerimaan. Selama tujuh periode, penerimaan

perusahaan HHF berfluktuasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Penerimaan Hasjrul Harahap Farm Januari 2007 sampai dengan April 2008

Periode Penerimaan (Rp) Pertumbuhan (%)

I 663.860.468 -

II 607.110.445 -9,348

III 1.017.739.369 40,347

IV 1.166.665.530 12,765

V 914.937.057 -27,513

VI 904.168.585 -1,191

VII 1.032.446.797 12,425

Sumber : Laporan Keuangan Hasjrul Harahap Farm, 2007 sampai dengan Maret 2008

Penerimaan perusahaan yang berfluktuasi disebabkan kualitas DOC yang

kurang baik dan fluktuasi harga jual ayam ras pedaging. Kualitas DOC yang


(32)

4

Sehingga kualitas DOC tidak sama di setiap periodenya. Keputusan itu diambil

karena ada kecenderungan perusahaan breeder lebih mengutamakan memasok

DOC pada peternakan berskala perusahaan. Sedangkan HHF merupakan peternak

berskala sedang dengan kapasitas produksi 65.000 ekor per periode. Akibatnya

kualitas DOC yang diterima oleh HHF tidak baik.

Biaya DOC mencapai 21 persen dari total biaya produksi. DOC yang

berkualitas tidak baik dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, meningkatnya

mortalitas lebih dari lima persen selama periode pemeliharaan. Selain itu nilai

konversi pakan akan meningkat di atas 1,76 dengan umur pemeliharaan 42 hari.

Rata-rata konversi pakan di HHF 1,66 dengan waktu pemeliharaan 32 hari.

Padahal nilai konversi pakan dengan umur pemeliharaan 32 hari hanya 1,59.

Sehingga biaya pakan yang harus dikeluarkan semakin tinggi, yang akhirnya

dapat mengurangi tingkat keuntungan.

Selain itu HHF juga menghadapi permasalahan penggunaan tenaga kerja

yang belum optimal. Kualitas DOC yang tidak baik, penggunaan tenaga kerja

yang belum optimal merupakan penyebab tingginya biaya produksi sehingga

keuntungan yang diperoleh berkurang.

Kelebihan penggunaan tenaga kerja pada HHF dikarenakan satu anak

kandang memelihara kurang dari standar jumlah yang ditentukan. Umumnya satu

anak kandang mampu memelihara ayam 3.500 sampai dengan 4.000 ekor ayam

ras pedaging per periode. Tetapi kondisi yang berbeda terjadi di HHF, satu anak

kandang hanya memelihara 2.500 ekor ayam ras pedaging per periode. Sehingga

diperlukan penyelesaian untuk mengoptimalkan alokasi penggunaan input-input


(33)

5

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu

bagaimana optimalisasi produksi ayam ras pedaging di Hasjrul Harahap Farm?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Menganalisis optimalisasi tingkat produksi ayam pedaging.

2. Menganalisis optimalisasi penggunaan input-input produksi usaha ayam ras

pedaging agar dapat mencapai kondisi optimal.

3. Menganalisis pengaruh perubahan harga jual ayam ras pedaging dan

penggunaan pakan terhadap solusi optimal.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi

perusahaan, penulis, dan pembaca. Adapun kegunaan penelitian secara terperinci

sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang berguna untuk mendukung keberlangsungan

usaha dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan optimalisasi usaha

ayam ras pedaging agar produksi dan pendapatan dapat ditingkatkan.

2. Memberikan informasi bagi instansi-instansi yang terkait dalam bidang

pendidikan tentang penggunaan metode program linear dalam suatu

penelitian.

3. Memberikan informasi bagi para peternak lainnya yang mengikuti pola


(34)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging

Perkembangan jumlah skala usaha peternakan ayam selalu bertambah dari

tahun ke tahun, dari jumlah dan skala usaha yang kecil (rakyat) menjadi skala

industri dengan jumlah ayam yang dipelihara mencapai ratusan ribu sampai jutaan

ekor ayam. Menurut Fadilah et al. (2007), usaha peternakan ayam ras pedaging

dibagi menjadi tiga kategori skala usaha yaitu skala kecil (peternakan rakyat),

skala sedang (peternak mapan) dan skala besar (skala perusahaan). Batasan skala

usaha tersebut sebagai berikut :

1. Skala kecil (peternakan rakyat)

Jumlah ayam yang dibudidayakan 1.000 sampai dengan 50.000 ekor ayam ras

pedaging per periode produksi. Peternakan rakyat mempunyai karakteristik

seperti modal terbatas, kontinuitas usaha sepanjang tahun tidak lancar,

kepemilikan bersifat perseorangan.

2. Skala sedang (peternak mapan)

Jumlah ayam yang dipelihara 50.000 sampai dengan 500.000 ekor ayam ras

pedaging per periode produksi. Skala usaha sedang dicirikan dengan

manajemen pemeliharaan yang lebih maju dibandingkan dengan skala usaha

kecil. Status skala usaha ini masih milik perseorangan dan secara legal belum


(35)

7

3. Skala besar (skala perusahaan)

Peternakan ini sudah bernaung di bawah perusahaan dan telah berbadan

hukum. Jumlah ayam yang dibudidayakan lebih dari 1.000.000 ekor per

periode produksi. Selain itu peternakan ini umumnya menjalin kerjasama

dengan peternakan rakyat dengan pola kemitraan.

2.2. Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging

Manajemen peternakan mencakup semua kegiatan yang dimulai dari

proses produksi dan input-input yang dipakai peternakan di dalam maupun di luar

kegiatan peternakan. Pada intinya, manajemen peternakan ini sebagai alat bantu

bagi peternak untuk memudahkan pelaksanaan rutin peternakan. Manajemen

peternakan bersifat seni, dalam arti konsep yang dipakai oleh peternak itu bukan

yang seharusnya tetapi apa yang sebaiknya (Rasyaf, 2003).

Pengelolaan memegang peranan penting karena bibit yang baik tanpa

pengelolaan yang baik tidak akan mencapai produksi yang optimum. Pengelolaan

(tata laksana) merupakan suatu usaha dari peternak untuk menyediakan

lingkungan hidup yang dibutuhkan ayam, sehingga ayam mampu menunjukkan

potensi secara maksimum (Sarawati, 1989).

Faktor produksi merupakan barang atau jasa untuk mempermudah suatu

proses produksi dan turut menentukan keberhasilan suatu usaha. Produksi yang

tinggi dapat tercapai bila semua faktor produksi tersedia dalam jumlah yang cukup

dan bermutu baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan produksinya (Bruce dan Tailor, 1994). Menuruf Fadilah (2007),


(36)

8

adalah bibit ayam atau DOC, pakan, tenaga kerja, obat-obatan, vaksin, vitamin

dan bahan penunjang (sekam, listrik, dan bahan bakar).

2.2.1. Day Old Chick (DOC)

Day Old Chick memegang peranan penting untuk menghasilkan

produk, baik jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa

ada untuk menjamin kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas

pasokan bibit juga harus dijaga dan dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer

dengan sebutan DOC sama dengan anak ayam umur sehari atau kuri (kuthuk

umur sehari) sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam (Sudarmono,

2003). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan bibit ayam.

Menurut Rasyaf (2003) yang mempengaruhi penentuan bibit ayam yaitu :

harga bibit ayam, sistem pembayaran, pelayanan purna jual, reputasi pembibit

yang bersangkutan.

2.2.2. Pakan

Pakan merupakan sarana produksi peternakan yang sangat penting

dalam usaha produksi ternak. Pakan juga merupakan sekumpulan dari sejumlah

bahan makanan ternak terpilih. Adapun bahan pakan meliputi jagung, tepung

ikan, bungkil kelapa, bungkil kedelai, hijauan dan bahan lainnya yang

mengandung nutrisi. Menurut Susanto dan Retno (2002) pakan merupakan

komponen yang menyedot biaya tertinggi dari usaha ternak ayam, yaitu

mencapai 50-75 persen dari total biaya produksi. Oleh karena itu pengelolaan

pakan sangat penting diperhatikan. Pengelolaan pakan meliputi jenis pakan,

kualitas pakan, waktu pemberian dan konsentrasi pakan yang diberikan pada


(37)

9 2.2.3. Obat-obatan, vitamin, vaksin dan desinfektan (OVD)

Peternak harus selalu memperhatikan gejala-gejala yang terlihat dari

ternak. Untuk itu peternak harus selalu memiliki bahan dan peralatan yang

digunakan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit pada ternak. Bahan

dan peralatan tersebut harus tersedia setiap saat diantaranya vaksin dan

obat-obatan. Obat-obatan dan vaksin digunakan untuk mempertahankan kondisi

sehat pada ternak dan mencegah penyakit yang berasal dari virus. Obat-obatan,

vaksin dan anti boitik serta vitamin digunakan untuk pengobatan ternak yang

terserang penyakit. Dengan demikian dapat mendukung pertumbuhan sehingga

ternak ayam ras pedaging dapat tumbuh secara optimal.

2.2.4. Tenaga Kerja

Menurut Hartono (2006) pada dasarnya kegiatan pokok dari tenaga

kerja dalam suatu usaha peternakan adalah pemberian pakan dan pembersihan

kandang. Kegiatan lain seperti pengawasan dan pencegahan penyakit hanya

merupakan pendukung. Namun, yang paling penting diperhatikan oleh para

pengusaha atau peternak adalah pengorganisasian tenaga kerja.

Pengorganisasian tenaga kerja dilakukan untuk menciptakan efisiensi tenaga

kerja. Pengorganisasian tenaga kerja berkaitan dengan pembagian tugas kerja

kepada masing-masing tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang digunakan

dalam suatu usaha peternakan sebaiknya disesuaikan dengan skala usaha,

karena berdampak pada biaya produksi yang akan dikeluarkan.

2.2.5. Kandang

Kandang menjadi salah satu faktor produksi yang harus diperhatikan


(38)

10

buruk iklim, seperti hujan, panas matahari atau gangguan-gangguan lainnya.

Pada dasarnya kandang berfungsi untuk mempermudah tata laksana

pemeliharaan dan pengontrolan ternak. Kandang yang memenuhi syarat-syarat

perkandangan akan memberikan dampak positif karena ternak menjadi senang

dan tidak stres. Sehingga dengan kondisi tersebut produksi ternak yang

dipelihara lebih optimal (Sudaryani dan Hari, 2002). Ternak pun menjadi

sehat dan tidak mudah terserang penyakit.

2.3. Penelitian Terdahulu

Optimalisasi adalah pencapaian suatu tindakan atau keadaan yang terbaik

dari sebuah masalah keputusan pembatasan sumberdaya. Adapun penelitian yang

berkaitan dengan optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi dapat dilihat

pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 5, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor produksi

seperti bibit, pakan, obat-obatan, dan tenaga kerja sangat mempengaruhi produksi

dalam usaha peternakan ayam ras pedaging. Hal tersebut disimpulkan dari

penelitian Rohyana (2004) dan Murjoko (2004).

Penelitian Ermayati (2006) dan Murni (2006) dilakukan pada usaha ternak

ayam ras pedaging dengan pola kemitraan. Penelitian Ermayati menghasilkan

nilai keuntungan aktual sebesar Rp 55.049.334 lebih kecil dari nilai keuntungan

pada kondisi optimal sebesar Rp 4.742.436 (8,6 persen). Sedangkan penelitian

Murni (2006) menghasilkan selisih antara keuntungan aktual dengan optimal


(39)

11

Penelitian Wayan (2001) dilakukan pada usaha peternakan ayam ras

pedaging dengan pola mandiri. Hasil perhitungan menunjukkan selisih antara

keuntungan aktual dengan keuntungan pada kondisi optimal sebesar 28,11 persen.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaan input-input produksi oleh usaha peternakan ayam ras pedaging pola

kemitraan lebih efisien dari pada pola mandiri.

Analisis sensitivitas yang terdapat pada penelitian terdahulu dilakukan

dengan cara menurunkan harga jual ayam ras pedaging dan mengurangi

penggunaan pakan atau disebut skenario. Penurunan harga tersebut didasarkan

pada nilai tingkat inflasi yang terjadi pada tahun tersebut. Besarnya penurunan

harga jual ayam ras pedaging antara lima sampai sepuluh persen.

Ermayati (2006), skenario I dilakukan dengan menurunkan harga ayam ras

pedaging sebesar sepuluh persen yang menyebabkan nilai fungsi tujuan berubah

menjadi Rp 15.620.550. Nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal awal adalah

sebesar Rp 59.791.770. Selisih dari kedua nilai tersebut adalah - Rp 44.171.220.

Sedangkan selisih antara kondisi optimal skenario I dengan kondisi aktual sebesar

- Rp 39.428.784.

Skenario II dilakukan dengan mengurangi penggunaan pakan sebesar

sepuluh persen. Skenario ini menyebabkan nilai fungsi tujuan berubah menjadi

Rp 59.736.730. Selisih skenario II dengan kondisi optimal awal sebesar

- Rp 55.040. Sedangkan selisih skenario II dengan kondisi aktual sebesar

Rp 4.687.396.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada skala


(40)

12

pedaging dengan skala kecil (30.000 ekor per periode). Sedangkan penelitian ini

dilakukan pada usaha peternakan ayam ras pedaging dengan skala produksi

65.000 per periode (skala sedang).

Selain itu penelitian ini berbeda dalam hal jenis usaha. Penelitian Ermayati

(2006) dan Murni (2006) dilakukan pada usaha peternakan dengan pola inti

plasma. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam ras


(41)

(42)

12

Tabel 5. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Penelitian.

No Penulis Tahun Judul Alat Analisis Hasil 1. Ni Wayan

Ika Arisani

2001 Optimalisasi

Penggunaan Faktor-faktor Produksi Suatu Kasus pada Perusahaan Peternakan Ayam Pedaging CV. Pekerja Keras, Bogor

Program Linear Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi di perusahaan CV. Pekerja Keras kurang optimal. Terlihat dari keuntungan aktual lebih kecil 28,11 persen dari keuntungan pada kondisi optimal.

2. Jaja Rohyana

2004 Analisis Pendapatan Dan Efisiensi Faktor-Faktor Produksi Usaha Peternakan Itik Petelur Di Kecamatan Kresek Tanggerang

Fungsi produksi Cobb Duoglas

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan itik petelur tidak efisien. Faktor produksi jumlah ikan, curahan waktu dan lama produksi berpengaruh nyata terhadap produksi telur itik.

3. Murjoko 2004 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Dan Pendapatan Usahatani Ayam Ras Pedaging (Kasus Kelompok Peternak Plasma Di Kabupaten Karang Anyar pada PT. Mitra Makmur Sejahtera Wilayah Kerja Sura Karta Jawa Tengah)

Fungsi produksi Cobb Douglas

Murjoko dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor produksi bibit DOC, pakan, tenaga kerja dan OVK (obat, vitamin dan vaksin) berpengaruh nyata terhadap produksi ayam ras pedaging


(43)

13

4. Febtrya 2004 Optimalisasi Faktor-Faktor Produksi Peternakan Kambing Perah (Kasus Di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Citra Ras Kabupaten Bogor)

Program Linear Hasil analisa menyimpulkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi belum optimal. Hal tersebut terlihat dari produksi aktual susu sebanyak 108.324 liter lebih kecil dari produksi optimal sebesar 237.840 liter. Sedangkan jumlah anak kambing terjual sebesar 400 ekor sudah melebihi batas minimum penjualan.

5. Ermayati 2006 Optimalisasi Produksi Usaha Budidaya Ayam Ras Pedaging pada Kelompok Mitra Perusahaan Perdana Putera Chicken, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Program Linear Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Program Lindo, keuntungan aktual yang diperoleh peternakan ayam ras pedaging rata-rata Rp 55.049.334, sedangkan pada kondisi

optimal keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp 59.791.770. Artinya penggunaan faktor-faktor produksi

pada kelompok peternak mitra Perdana Putra Chicken (PPC) belum optimal.

6. Ari Murni 2006 Optimalisasi

Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro di Kec. Pamijahan Kab. Bogor

Program Linear Hasil analisis dengan menggunakan linier programming dapat disimpulkan bahwa usahatani ayam ras pedaging yang dijalankan peternak mitra CV. Janu Putro pada umumnya sudaha optimal. Dari tujuh peternak yang dijadikan sampel, lima diantaranya sudah optimal. Hal tersebut tercermin dari selisih keuntungan pada kondisi aktual dengan kondisi optimal hanya 0,75 persen.


(44)

(45)

15 BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Produksi

Produksi secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau

proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output).

Sedangkan dalam arti sempit produksi hanya dimaksudkan sebagai kegiatan

pengolahan dalam pabrik yang menghasilkan produk berupa barang jadi atau

barang setengah jadi, barang industri maupun komponen-komponen

penunjang.

Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara jumlah input dengan

jumlah output. Menurut Nicholson (2002) fungsi produksi, menjelaskan bauran

berbagai input untuk menghasilkan output. Dalam bentuk matematika

sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f(K,L,…,n)

Dimana :

Q = Output yang dihasilkan selama satu periode tertentu

K = Kapital (modal)

L = Labour (jam tenaga kerja)

n = Faktor lain yang mempengaruhi produksi

3.1.2. Kombinasi Produksi Optimal

Penentuan kombinasi produksi optimal untuk memperoleh keuntungan


(46)

16 isorevenue. Menurut Lipsey (1995) kurva kemungkinan produksi

mengungkapkan tiga konsep, yaitu kelangkaan (scarcity), pilihan (choice),

dan opportunity cost. Kelangkaan ditunjukkan oleh kombinasi-kombinasi

yang tidak dapat dicapai melebihi batas. Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan

untuk memilih berbagai titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas.

Opportunity Cost merupakan keputusan memproduksi satu barang lebih

sedikit agar dapat memproduksi barang lain dalam jumlah yang banyak dan

pada kurva diperlihatkan oleh kemiringan batas tersebut kekanan bawah.

Batas kemungkinan produksi memisahkan kombinasi output yang bisa

dicapai atau dipilih (titik a, b, dan c) dan kombinasi output yang tidak bisa

dicapai (titik d) dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva kemungkinan produksi

mempunyai slope negatif karena sumberdaya bersifat terbatas. Artinya satu

jenis barang bisa diproduksi lebih banyak hanya jika barang lain diproduksi

lebih sedikit.

Gambar 1. Batas Kemungkinan Produksi Sumber : Lipsey,et al., 1995 Y

c b

Kombinasi yang bisa dicapai

Kombinasi yang tidak bisa dicapai

Batas kemungkinan produksi d

a


(47)

17

Menurut Nicholson (1999), kurva kemungkinan produksi disebut juga

isoquant karena masing-masing titik dalam kurva menunjukkan kombinasi

input yang akan menghasilkan output dalam jumlah yang sama. Garis isoquant

merupakan garis yang menunjukkan kombinasi output yang dapat dijual

perusahaan yang akan memberikan penerimaan tertentu.

Gambar 2. Kombinasi Output yang Efisien Sumber : Lipsey, et al., 1995

Gambar 2 memperlihatkan kurva kemungkinan produksi untuk X dan Y

ditunjukkan oleh daerah OAEB. Garis isorevenue ditunjukkan oleh garis TR1

dan TR2 (TR2>TR1). Kombinasi produksi optimal diperoleh pada saat kurva

kemungkinan produksi bersinggungan dengan garis isorevenue (titik E).

Kombinasi produksi di titik E sebesar d untuk barang X dan sebesar c untuk

barang Y. Pada titik ini total penerimaan yang diterima perusahaan sudah

maksimal yaitu sebesar TR2. Jika kombinasi produksi dititik a dan b maka

penerimaan perusahaan tidak maksimal yaitu sebesar TR1.

Batas kemungkinan produksi

TR2 b

X B

E

a

isorevenue TR1

d c

0 Y


(48)

18 3.1.3. Optimalisasi

Nicholson (1992) menyatakan optimalisasi atau optimasi merupakan

alat yang penting untuk mengembangkan model-model yang mengasumsikan

bahwa para pelaku ekonomi secara rasional mengejar sasaran tertentu seperti

memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Memaksimumkan

keuntungan dilakukan dengan menggunakan atau mengalokasikan masukan

(biaya) tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Sedangkan

meminimumkan biaya dilakukan dengan cara menggunakan masukan (biaya)

yang paling minimum untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

Persoalan optimalisasi terbagi atas dua jenis yaitu optimalisasi dengan

kendala atau tanpa kendala. Optimalisasi dengan kendala membagi solusi

optimal menjadi maksimisasi terkendala (memaksimumkan sesuatu dengan

adanya kendala) dan minimisasi kendala (meminimumkan sesuatu dengan

adanya kendala). Sedangkan optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor yang

menjadi kendala terhadap pencapaian fungsi tujuan diabaikan sehingga

penentuan nilai maksimum atau minimum tidak terbatas pada pilihan-pilihan

yang tersedia.

Solusi yang diperoleh dari suatu permasalahan yang dihadapi terkadang

bukan merupakan solusi yang terbaik. Hal ini disebabkan oleh berbagai

kendala yang bersifat fisik maupun teknis. Linear programming merupakan

salah satu teknis optimalisasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah

optimalisasi terkendala. Kelebihan cara ini berasal dari kemampuan komputer

untuk mengolah data yang banyak dengan cara efisien. Linear Programming


(49)

19

efisien sehingga percobaan untuk mengganti beberapa perubahan variabel

dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan dampaknya dapat

diketahui. Kelamahan Linear Programming terletak pada masalah yang dapat

dipecahkan. Linear Programming hanya dapat digunakan pada

masalah-masalah yang tujuannya unidimensional (tujuan tunggal).

Menurut Soekartawi (1991) optimalisasi penggunaan faktor produksi

pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi seefisien

mungkin. Penggunaan faktor produksi (input) tersebut merupakan upaya

menggunakan input (bahan baku, tenaga kerja, mesin dan modal) secara

efisien.

Menurut Buffa dan Sarin (1996) pemrograman linear sering digunakan

untuk mengalokasikan sumberdaya yang terbatas atau langka sebagai kegiatan

yang saling bersaing sedemikian sehingga satu kriteria tertentu teroptimasi

(minimum atau maksimum). Program linear berkaitan dengan penjelasan suatu

dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi

linier dan beberapa kendala linier (Mulyono, 1991).

Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menyusun dan merumuskan

suatu persoalan atau permasalahan yang dihadapi ke dalam model program

linear adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan adalah permasalahan yang dihadapi dan ingin dipecahkan serta

dicari jalan keluarnya. Fungsi tujuan dapat berupa dampak positif seperti

manfaat, keuntungan dan kebaikan yang ingin di maksimumkan atau


(50)

20

2. Alternatif pembanding

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin di bandingkan seperti

biaya tertinggi dengan biaya terendah, permintaan tertinggi dengan

permintaan terendah.

3. Sumberdaya

Sumberdaya yang dianalisis harus ada dalam keadaan terbatas. Keterbatasan

tersebut disebut sebagai kendala atau syarat ikatan.

4. Perumusan kuantitatif

Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara

kuantitatif dalam bentuk model matematika.

5. Keterkaitan variabel

Variabel-variabel yang membentuk fungsi tujuan dan kendala harus

mempunyai hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan.

Model dasar dari program linear dapat dirumuskan sebagai berikut:

Maksimumkan (minimumkan) :

Untuk

Dengan syarat

untuk semua


(51)

21

Keterangan :

Xj : peubah pengambilan keputusan atau (yang ingin dicari: yang tidak

diketahui)

z : nilai skalar kriteria pengambilan keputusan ; suatu fungsi tujuan

cj : parameter yang dijadikan kriteria optimasi, atau koefisien peubah

pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan

bi : sumberdaya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau usaha yang

bersangkutan ; disebut pula konstanta atau “nilai sebelah kanan” dari kendala

aij : koefisien; teknologi peubah pengambilan keputusan (kegiatan yang

bersangkutan) dalam kendala ke-i

Model program linear mengandung asumsi-asumsi implisit tertentu

yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah program linear

menjadi absah. Asumsi itu menuntut bahwa hubungan fungsional dalam

masalah itu adalah linear dan additif, dapat dibagi dan deterministik.

1. Linierity

Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang satu

dengan input yang lain besarnya tetap dan tidak tergantung pada tingkat

produksi.

2. Proporsionalitas

Asumsi ini menyatakan bahwa jika variabel pengambilan keputusan (xj)

berubah, maka dampak perubahannya menyebar dalam proporsi yang

sama terhadap fungsi tujuan (cjxj) dan juga fungsi kendala (aijxij).

3. Additivitas

Asumsi mensyaratkan bahwa untuk setiap tingkat kegiatan tertentu (xj)


(52)

22

sama dengan jumlah kontribusi atau penggunaan sumberdaya oleh setiap

kegiatan yang dilakukan.

4. Divisibilitas

Setiap kegiatan pemrograman linear dapat mengambil sembarang nilai

fraksional. Jadi suatu kegiatan dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat

fraksional. Dengan kata lain, nilai (xj) boleh integer dan non-integer.

5. Deterministik

Semua parameter model (cj, aij, dan bi) diasumsikan diketahui konstan.

Secara tidak langsung mengasumsikan masalah keputusan dalam satu

rangka statis dimana semua parameter diketahui dengan kepastian.

3.2.Kerangka Pemikiran Operasional

Meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan gizi

menyebabkan permintaan terhadap hasil ternak ayam ras pedaging sebagai sumber

protein hewani semakin meningkat. Hal tersebut merupakan peluang bagi

peternakan ayam ras pedaging untuk memaksimumkan keuntungan, tidak

terkecuali Hasjrul Harahap Farm.

Adanya kelangkaan DOC, kualitas DOC yang kurang baik dan kelebihan

penggunaan tenaga kerja merupakan kendala yang dapat menghambat HHF

memanfaatkan peluang tersebut. Hasjrul Harahap Farm juga menghadapi faktor

eksternal yang sangat mempengaruhi penerimaan, yaitu fluktuasi harga jual ayam

ras pedaging. Oleh karena itu dibutuhkan penyelesaian untuk mengoptimalkan


(53)

23

Optimalisasi produksi dapat dilakukan jika HHF mampu mengidentifikasi

tujuan dan kendala-kendala yang dihadapi. Tujuan HHF adalah memaksimumkan

keuntungan dengan mengoptimalkan penggunaan input-input produksi.

Input-input produksi tersebut yaitu DOC, pakan, obat-obatan, peralatan kandang serta

tenaga kerja.

Pemecahan masalah optimalisasi produksi dilakukan dengan

menggunakan model linear programming. Model linear programming digunakan

untuk mencari keuntungan maksimum yang mungkin dicapai jika perusahaan

melakukan pola produksi dengan optimal. Model ini akan menghasilkan pola

produksi optimal yang paling memungkinkan untuk dilakukan perusahaan.

Tahap berikutnya adalah analisis post optimal untuk melihat pengaruh dari

perubahan-perubahan yang terjadi pada parameter-parameter yang dianalisis.

Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam analisis post optimal ini adalah

perubahan harga jual ayam ras pedaging dan ketersediaan pakan. Kemudian hasil

analisis post optimal dibandingkan dengan kondisi optimal awal. Hasil dari

analisis-analisis tersebut merupakan dasar bagi perusahaan dalam menerapkan


(54)

24

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional

- Kelangkaan DOC, Kualitas DOC yang tidak baik

- Penggunaan tenaga kerja yang berlebih

- Fluktuasi harga jual ayam ras pedaging

Meningkatnya

konsumsi daging ayam

Identifikasi Tujuan dan Kendala

Optimalisasi Produksi

Hasjrul Harahap Farm

Memaksimumkan Keuntungan

Linear Programming

Analisis Primal Analisis Dual Analisis Sensitivitas


(55)

25 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di peternakan Hasjrul Harahap Farm (HHF) yang

berlokasi di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat. Peternakan tersebut memiliki empat lokasi kandang yang letaknya

berjauhan satu sama lain yaitu berjarak ± 2-6 km. Penentuan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut

sedang berusaha mengoptimalkan input-input produksi. Penelitian ini dilakukan

pada bulan Juni sampai dengan September 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara

dengan pihak manajemen serta staf HHF. Data sekunder diperoleh dari

dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, beberapa hasil penelitian

terdahulu dan literatur yang relevan dengan penelitian.

Peubah yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini adalah keuntungan

(Rp), penerimaan total (Rp), biaya produksi total (Rp). Selain itu penelitian ini

juga mengukur dan menganalisis jumlah atau alokasi penggunaan input-input

produksi ayam ras pedaging pada empat lokasi kandang yang dimiliki oleh HHF.

Input-input produksi dibagi menjadi input tetap dan input variabel. Input-input


(56)

26

kandang (Rp). Sedangkan yang termasuk input-input variabel adalah DOC (Rp),

pakan (Rp), tenaga kerja (Hari kerja Pria atau HKP), gas (Rp), biaya obat-obatan

dan vaksin serta desinfektan (Rp), penggunaan sekam (Rp). Input-input produksi

ayam ras pedaging tersebut dihitung selama tujuh periode sejak Januari 2007

sampai dengan April 2008.

4.3. Metode Pengambilan Responden

Responden sebagai sumber data adalah anak kandang dan kepala kandang.

Anak kandang adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap

pemeliharaan 2.000 sampai 5.000 di lokasi kandang tersebut. Kepala kandang

adalah tenaga kerja yang mengepalai anak kandang. Pengambilan data utama

dilakukan melalui kepala kandang. Sedangkan data-data penunjang seperti tata

cara pemeliharaan ayam dilakukan melalui anak kandang di seluruh lokasi

kandang yang dimiliki HHF yaitu Bilabong I, Bilabong II, Tajurhalang dan

Jampang.

4.4. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dengan

menggunakan program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Data-data

yang telah diolah dan dianalisis tersebut digunakan untuk memberikan alternatif

model produksi yang tepat. Kemudian model tersebut diterapkan pada perusahaan

sesuai dengan kondisi-kondisi dasar dari setiap masalah. Langkah-langkah dalam


(57)

27 4.4.1. Menentukan Koefisien Teknis

Data-data yang telah dikumpulkan, disusun dan disederhanakan untuk

mempermudah pengolahan data. Koefisien teknis dicari dengan menganalisis

alokasi penggunaan input-input produksi ayam pedaging oleh HHF selama

tujuh periode dari Januari 2007 sampai dengan April 2008. Data koefisien

teknis digunakan untuk menentukan optimalisasi usaha produksi ayam ras

pedaging untuk memaksimumkan keuntungan yang diterima oleh HHF.

4.4.2. Keuntungan Usaha Peternakan Hasjrul Harahap Farm

Untuk memperoleh persamaan fungsi tujuan harus diketahui terlebih

dahulu nilai rata-rata keuntungan per ekor ayam ras pedaging (cj) setiap

kandang ayam ras pedaging yang dimiliki HHF. Keuntungan dihitung dengan

cara mengurangkan biaya produksi terhadap penerimaan setiap lokasi kandang,

kemudian hasil pengurangan tersebut dibagi dengan jumlah output utama yaitu

ayam ras pedaging.

a. Penerimaan Usaha Peternakan Hasjrul Harahap Farm

Penerimaan peternakan ayam ras pedaging Hasjrul Harahap Farm

merupakan penjumlahan dari penerimaan output utama dan sampingan.

Penerimaan untuk setiap output merupakan hasil kali harga dengan jumlah

masing-masing output. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana :

: Penerimaan yang diterima oleh pihak usaha peternakan ayam ras pedaging HHF dari masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)


(58)

28

: Rata-rata harga jual ayam ras pedaging siap potong per kilogram pada masing-masing lokasi kandang ayam ras pedaging dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/kg)

: Jumlah ayam ras pedaging yang dihasilkan oleh masing-masing lokasi kandang yang terdapat pada usaha peternakan HHF (ekor/tujuh periode/lokasi kandang).

b. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh usaha

ayam ras pedaging HHF untuk penggunaan input-input produksi di setiap

kandang selama periode tertentu. Biaya produksi terbagi atas biaya tetap dan

biaya variabel. Perhitungan dari setiap biaya produksi di setiap kandang yang

terdapat pada usaha ayam ras pedaging HHF sebagai berikut :

Dimana :

: Biaya total produksi yang dikeluarkan oleh usaha peternakan ayam ras pedaging HHF untuk masing-masing kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF untuk masing-masing kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya variabel yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF untuk masing-masing kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

Secara matematis biaya tetap dihitung dengan rumus di bawah ini :

Dimana :

: Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF untuk masing-masing kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)


(59)

29

: Biaya lahan dan kandang yang dikeluarkan oleh usaha peternakan ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya peralatan yang dikeluarkan oleh usaha peternakan ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

Secara matematis biaya variabel dihitung dengan rumus di bawah ini :

Dimana :

: Biaya variabel yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF untuk masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya pakan yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya DOC yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya obat-obatan yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya lahan dan kandang yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya pemakaian gas yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)


(60)

30

: Biaya penggunaan sekam yang dikeluarkan oleh usaha ayam ras pedaging HHF pada masing-masing lokasi kandang dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

Secara matematis keuntungan per ekor tersebut dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Dimana :

: Keuntungan per ekor ayam ras pedaging di setiap kandang pada HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode)

: Penerimaan perusahaan HHF dari masing-masing kandang ayam ras pedaging dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Biaya total yang dikeluarkan oleh HHF untuk masing-masing kandang ayam ras pedaging dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode/lokasi kandang)

: Jumlah ayam ras pedaging yang dihasilkan oleh setiap lokasi kandang ayam ras pedaging dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (ekor/tujuh periode/lokasi kandang)

4.4.3. Menentukan Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan dalam penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui

tingkat produksi dan kombinasi optimal sehingga keuntungan maksimum dapat

dicapai. Kemudian, tahap berikutnya adalah penentuan fungsi pembatas atau

kendala. Kendala yang digunakan dalam penyelesaian optimalisasi ini meliputi

seluruh biaya untuk setiap penggunaan input produksi ayam ras pedaging di

masing-masing lokasi kandang. Fungsi kendala ditentukan atas dasar

kemampuan dan kesediaan pihak HHF dalam menyediakan setiap input-input


(61)

31

Secara matematis fungsi tujuan dan kendala model optimalisasi

produksi HHF adalah sebagai berikut :

Fungsi tujuan :

Z : Keuntungan total maksimum yang diterima oleh HHF dari hasil optimalisasi alokasi dan penggunaan input-input produksi ayam ras pedaging di empat lokasi kandang selama tujuh periode dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode).

cjXj : Keuntungan yang diterima oleh usaha ayam ras pedaging HHF dari

lokasi kandang ayam pedaging ke-j selama tujuh periode dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode).

cj : Rata-rata keuntungan per ekor ayam ras pedaging masing-masing

lokasi kandang selama tujuh periode dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode).

Xj : Jumlah output utama ayam ras pedaging yang dihasilkan pada

setiap lokasi kandang ayam ke-j selama tujuh periode dari Januari 2007 sampai dengan April 2008.

j(1,2,..,4) : Kandang ayam ras pedaging mulai dari lokasi yang pertama sampai lokasi ke empat berturut-turut Desa Bilabong I, Desa Bilabong II, , Desa Tajur Halang dan Desa Jampang.


(62)

32

Syarat :

Keterangan :

: Koefisien penggunaan DOC per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008

: Koefisien penggunaan pakan per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (kg/ekor)

: Koefisien penggunaan OVD per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/ekor)

: Koefisien penggunaan sekam per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (karung/ekor)

: Koefisien penggunaan gas per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/ekor)

: Koefisien penggunaan tenaga kerja anak kandang per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (HKP/ekor)


(63)

33

: Koefisien penggunaan tenaga kerja ahli per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (HKP/ekor)

: Koefisien penggunaan induk pemanas (gasolec) per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ekor)

: Koefisien penggunaan brooder guard per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ekor)

: Koefisien penggunaan tempat pakan per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ekor)

: Koefisien penggunaan tempat air minum per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ekor)

: Koefisien penggunaan lahan dan kandang per ekor ayam ras pedaging di lokasi kandang ke-j dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/ekor)

: Jumlah DOC yang digunakan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (ekor/tujuh periode)

: Jumlah pakan yang digunakan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (kg/tujuh periode)

: Jumlah biaya OVD yang dikeluarkan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/tujuh periode)

: Jumlah sekam yang digunakan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (karung/ tujuh periode)

: Jumlah biaya gas yang dikeluarkan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/ tujuh periode)

: Jumlah HKP tenaga kerja anak kandang yang digunakan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (HKP/ tujuh periode)


(64)

34

: Jumlah HKP tenaga kerja ahli yang digunakan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (HKP/ tujuh periode) : Jumlah induk pemanas (gasolec)yang digunakan oleh HHF dari

Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ tujuh periode) : Jumlah brooder guard yang digunakan oleh HHF dari Januari

2007 sampai dengan April 2008 (buah/ tujuh periode)

: Jumlah tempat pakan yang dikeluarkan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ tujuh periode)

: Jumlah tempat minum yang dikeluarkan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (buah/ tujuh periode)

: Jumlah biaya lahan dan kandang yang dikeluarkan oleh HHF dari Januari 2007 sampai dengan April 2008 (Rp/ tujuh periode)

4.5. Metode Analisis Data

Data kuantitatif yang diperoleh kemudian diproses menggunakan

komputer dan ditabulasi menurut kegiatan-kegiatan untuk selanjutnya dianalisis.

Seluruh data yang dianalisis tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel. Sedangkan

tujuan dari analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Analisis data yang akan dilakukan dari hasil olahan LINDO meliputi :

1. Analisis Primal

Analisis primal dilakukan untuk mengetahui kombinasi produk terbaik

yang dapat menghasilkan tujuan maksimal dengan tetap mempertimbangkan

keterbatasan sumberdaya yang ada. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara

kombinasi aktivitas yang terbaik hasil perhitungan dengan aktivitas produksi yang

dilakukan peternak. Hasil perbandingan tersebut akan memperlihatkan apakah


(65)

35

belum. Kegiatan yang tidak termasuk dalam skema optimal akan memiliki nilai

reduced cost.

2. Analisis Dual

Analisis dual dilakukan untuk mengetahui penilaian terhadap sumberdaya,

dengan melihat slack/surplus dan nilai dual-nya. Nilai dual (dual price/shadow

price) menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan apabila

sumberdaya berubah sebesar satu satuan. Nilai dual ini juga menunjukkan batas

harga maksimum dari sumberdaya yang masih memungkinkan bagi perusahaan

untuk membeli tambahan satu unit sumberdaya. Sehingga nilai dual sangat

berpengaruh pada keputusan pembelian sumberdaya.

Analisis dual dapat membedakan sifat sumberdaya yang dimiliki oleh

peternakan, apakah sumberdaya tersebut bersifat langka atau sebaliknya. Apabila

nilai slack/surplus = 0 dan nilai dual > 0, maka sumberdaya tersebut termasuk

kedalam sumberdaya yang bersifat langka (pembatas). Kemudian sumberdaya ini

masuk kedalam kendala aktif yaitu kendala yang membatasi fungsi tujuan.

Namun, apabila nilai slack/surplus > 0 dan nilai dual = 0, maka sumberdaya

tersebut masuk ke dalam sumberdaya yang berlebih (bukan pembatas).

Selanjutnya sumberdaya ini termasuk ke dalam kendala tidak aktif yaitu kendala

yang tidak habis terpakai dalam proses produksi dan tidak mempengaruhi fungsi

tujuan.

3. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan cara untuk mengetahui parameter dalam

model yang sangat sensitif dalam menentukan suatu solusi. Analisis sensitivitas


(1)

72

SUBJECT TO

DOC) 0.001105309 X1 + 0.001084889 X2 + 0.001091473 X3 + 0.001086739 X4 <= 455

PAKAN) 0.00298184 X1 + 0.002908192 X2 + 0.00285885 X3 + 0.002819978 X4 <= 1177.705

OVD) 0.3996922 X1 + 0.3832233 X2 + 0.2896715 X3 + 0.9301569 X4 >= 192140

SEKAM) 0.0000132711 X1 + 0.00001978511 X2 + 0.00001459316 X3 + 0.00002572689 X4 <= 19.596

GAS) 0.2280227 X1 + 0.202719 X2 + 0.2169048 X3 + 0.1674144 X4 >= 80391.05

A.KDNG) 0.00004811764 X1 + 0.00004375757 X2 + 0.00003939393 X3 + 0.00005253333 X4 >= 2.978

TK.AHLI) 0.00002058823 X1 + 0.00001969697 X2 + 0.00002636363 X3 + 0.00003199999 X4 >= 1.59

PEMANAS) 0.000000999999 X1 + 0.000001090908 X2 + 0.00000090909 X3 + 0.000000933333 X4 >= 0.08699999

PEMBATAS) 0.000000999999 X1 + 0.000001090908 X2 + 0.00000090909 X3 + 0.000000933333 X4 >= 0.08699999

T.PAKAN) 0.00001117647 X1 + 0.000009090908 X2 + 0.00001030302 X3 + 0.00001026666 X4 >= 0.664

T.MINUM) 0.00001117647 X1 + 0.000009090908 X2 + 0.00001030302 X3 + 0.00001026666 X4 >= 0.664

LHNKNDNG) 0.3592255 X1 + 0.3525889 X2 + 0.3547287 X3 + 0.3531903 X4 <= 139166.7


(2)

73

Lampiran 4. Hasil Optimalisasi Skenario I

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 3

OBJECTIVE FUNCTION VALUE

1) 307009.4

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 137874.921875 0.000000 X2 181604.718750 0.000000 X3 0.000000 1.026492 X4 72500.937500 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES DOC) 26.794979 0.000000 PAKAN) 33.991558 0.000000 OVD) 0.000000 -4.445981 SEKAM) 12.307954 0.000000 GAS) 0.000000 -26.593420 A.KDNG) 15.411515 0.000000 TK.AHLI) 7.145694 0.000000 PEMANAS) 0.316657 0.000000 PEMBATAS) 0.316657 0.000000 T.PAKAN) 3.272250 0.000000 T.MINUM) 3.272250 0.000000 LHNKNDNG) 0.000000 23.706350


(3)

74

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE X1 0.674998 0.587503 3.385439 X2 1.263800 INFINITY 0.586418 X3 0.326718 1.026492 INFINITY X4 -0.214728 2.497022 34.675179

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE DOC 455.000000 INFINITY 26.794979 PAKAN 1177.704956 INFINITY 33.991558 OVD 192139.937500 37888.222656 40719.121094 SEKAM 19.596001 INFINITY 12.307954 GAS 80391.046875 4004.607910 3045.938721 A.KDNG 2.978000 15.411515 INFINITY TK.AHLI 1.590000 7.145694 INFINITY PEMANAS 0.087000 0.316657 INFINITY PEMBATAS 0.087000 0.316657 INFINITY T.PAKAN 0.664000 3.272250 INFINITY T.MINUM 0.664000 3.272250 INFINITY LHNKNDNG 139166.625000 4338.673340 5322.700684


(4)

75

Lampiran 5. Model Optimalisasi Skenario II

MAX 1.493376 X1 + 2.070932 X2 + 1.170005 X3 + 0.5288027 X4 SUBJECT TO

DOC) 0.001105309 X1 + 0.001084889 X2 + 0.001091473 X3 + 0.001086739 X4 <= 455

PAKAN) 0.00298184 X1 + 0.002908192 X2 + 0.002858851 X3 + 0.002819978 X4 <= 1118.819

OVD) 0.3996922 X1 + 0.3832233 X2 + 0.2896715 X3 + 0.9301569 X4 >= 192140

SEKAM) 0.0000132711 X1 + 0.00001978511 X2 + 0.00001459316 X3 + 0.00002572689 X4 <= 19.596

GAS) 0.2280227 X1 + 0.202719 X2 + 0.2169048 X3 + 0.1674144 X4 >= 80391.05

A.KNDNG) 0.00004811764 X1 + 0.00004375757 X2 + 0.00003939393 X3 + 0.00005253333 X4 >= 2.978

TK.AHLI) 0.00002058823 X1 + 0.00001969697 X2 + 0.00002636363 X3 + 0.00003199999 X4 >= 1.59

PMANS) 0.000000999999 X1 + 0.000001090908 X2 + 0.00000090909 X3 + 0.000000933333 X4 >= 0.08699999

PMBATAS) 0.000000999999 X1 + 0.000001090908 X2 + 0.00000090909 X3 + 0.000000933333 X4 >= 0.08699999

T.PAKAN) 0.00001117647 X1 + 0.000009090908 X2 + 0.00001030302 X3 + 0.00001026666 X4 >= 0.664

T.MINUM) 0.00001117647 X1 + 0.000009090908 X2 + 0.00001030302 X3 + 0.00001026666 X4 >= 0.664

LHNKNDNG) 0.3592255 X1 + 0.3525889 X2 + 0.3547287 X3 + 0.3531903 X4 <= 139166.7


(5)

76

OBJECTIVE FUNCTION VALUE

1) 537052.6

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 230771.593750 0.000000 X2 73191.351562 0.000000 X3 0.000000 0.706198 X4 77249.007812 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES DOC) 36.571957 0.000000 PAKAN) 0.000000 3345.177979 OVD) 0.000000 -4.205212 SEKAM) 13.097930 0.000000 GAS) 0.000000 -29.824303 A.KNDNG) 15.387011 0.000000 TK.AHLI) 7.074796 0.000000 PMANS) 0.295716 0.000000 PMBATAS) 0.295716 0.000000 T.PAKAN) 3.373678 0.000000 T.MINUM) 3.373678 0.000000 LHNKNDNG) 3177.515869 0.000000


(6)

77

NO. ITERATIONS= 5

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE X1 1.493376 0.612087 1.107942 X2 2.070932 INFINITY 0.603885 X3 1.170005 0.706197 INFINITY X4 0.528803 2.389970 50.544437

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE DOC 455.000000 INFINITY 36.571957 PAKAN 1118.818970 24.894411 16.806559 OVD 192139.937500 16966.269531 43903.339844 SEKAM 19.596001 INFINITY 13.097930 GAS 80391.046875 1481.984131 4736.144043 A.KNDNG 2.978000 15.387011 INFINITY TK.AHLI 1.590000 7.074796 INFINITY PMANS 0.087000 0.295716 INFINITY PMBATAS 0.087000 0.295716 INFINITY T.PAKAN 0.664000 3.373678 INFINITY T.MINUM 0.664000 3.373678 INFINITY LHNKNDNG 139166.625000 INFINITY 3177.515869