Program Linear
pada hakikatnya adalah sebuah alat matematis untuk memecahkan masalah maksimisasi dan minimisasi. Teknik ini
terutama berguna ketika diterapkan untuk masalah-masalah di mana beberapa batasan mengurangi jumlah arah tindakan yang tersedia bagi
seorang pengambil keputusan. Karena banyak masalah manajerial memiliki sifat ini, pemrograman linear merupakan alat yang sangat kuat untuk
pengambilan keputusan manajerial Pappas,1995. Mulyono 2007 mengemukakan bahwa Program Linear merupakan
metode matematika dalam mengalokasikan sumberdaya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan atau
meminimumkan biaya. Linear programming banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, industri militer, sosial dan
lainnya. Linear berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematika yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan Linear dan sistem
kendala linear. 2.4 Usaha Ayam Ras Pedaging
Menurut Fadilah et al. 2007 usaha peternakan ayam ras pedaging dibagi menjadi tiga kategori skala usaha yaitu skala kecil
peternakan rakyat, skala sedang peternak mapan atau peternak besar dan skala besar skala perusahaan. Batasan skala usaha tersebut sebagai berikut:
1. Skala kecil peternakan rakyat Jumlah ayam yang dibudidayakan 1.000 sampai dengan 50.000 ekor
ayam ras pedaging. Peternakan rakyat mempunyai karakteristik seperti modal terbatas, kontinuitas usaha sepanjang tahun tidak lancar.
kepemilikan bersifat perseorangan. 2. Skala sedang peternak mapan
Jumlah ayam yang dipelihara 50.000 sampai dengan 500.000 ekor ayam ras pedaging. Skala usaha sedang dicirikan dengan manajemen
pemeliharaan yang lebih maju dibandingkan dengan skala usaha kecil. Status skala usaha ini rnasih milik perseorangan dan secara legal belum
membentuk perusahaan yang berbadan hukum.
3. Skala besar skala perusahaan Peternakan ini sudah bemaung di bawah perusahaan dan telah berbadan
hukum. Jumlah ayam yang dibudidayakan lebih dan 1.000.000. Selain itu peternakan ini umumnya menjalin kerja sama dengan peternakan rakyat
dengan pola kemitraan.
2.5 Faktor-Faktor Produksi Usaha Ayam Ras Pedaging
Faktor produksi factors of production merupakan input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa Mankiw, 2006. Hasil
penelitian Ermayati 2006 menjelaskan bahwa yang menjadi faktor-faktor produksi meliputi DOC, pakan, OVD obat, vitamin, vaksin dan
disinfektan, tenaga kerja, kapasitas kandang, minyak tanah, sekam, dan kapur.
2.5.1 Day Old Chick DOC
Bibit merupakan faktor penting dalam kegiatan produksi karena menjamin kelangsungan usaha peternakan ayam ras
pedaging. Menurut Ginting 2003 dalam penelitiannya, rata-rata biaya DOC yang dikeluarkan oleh peternak ayam ras pedaging
sebesar 26,98 persen. Biaya DOC tersebut merupakan biaya terbesar kedua setelah biaya pakan.
Selain itu, ketersediaan, mutu dan kontinuitas bibit sangat mempengaruhi kelangsungan produksi ternak yang akan
dilakukan. Peternak ayam ras pedaging harus memiliki pemasok bibit ternak tetap, sehingga kelangsungan produksi ternak tetap
terjaga Rahardi, 2003. Ada beberapa pedoman menurut Rasyaf 2003 untuk memili DOC yang baik yaitu:
1. Anak ayam berasal dari induk yang sehat agar tidak membawa
penyakit bawaan. Apabila baru tiga hari anak ayam sudah banyak yang mati, sedangkan hal-hal lainnya beres maka penyebabnya
adalah induk yang tidak beres. Sebab itulah pembibit yang besar dan bertanggung jawab akan mengganti ayam yang mati itu bila
disebabkan oleh penyakit bawaan dari induk ayam. Akan tetapi, kadang kala pembibit yang jumlahnya banyak dengan ayam
parent stock yang ratusan ribu ekor itu tentunya sulit diawasi oleh beberapa orang petugas.
2. Ukuran atau bobot ayam. Apabila ukuran atau bobot anak ayam
relatif kecil maka sumber penyebabnya adalah telur tetas ayam itu. Telur tetas yang besar akan menghasilkan anak ayam yang
besar, begitu pula sebaliknya. 3.
Anak ayam memiliki mata yang cerah dan bercahaya, aktif, serta tampak tegar. Kecerahan mata inilah yang paling mudah
untuk mendeteksi kondisi bangsa unggas. 4.
Anak ayam tidak memperlihatkan cacat fisik, kaki bangkok, mata buta atau kelainan fisik lainnya yang mudah dilihat.
Bulunya halus dan kering. Hal ini sebagai tanda kenormalan dalam proses penetasan.
5. Anak ayam tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Selain itu anak ayam harus sudah divaksin. Dalam praktik sehari-hari, anak ayam yang dibeli telah dikemas dalam boks yang
diikat kuat sehingga sulit dipilih. Ketika anak ayam tiba di peternakan, dimasukkan ke dalam sambil dihitung. Umunya
pembibit yang baik akan menjual anak ayam yang baik pula dan sudah divaksin. Sering kali terjadi anak ayam mengalami kelelahan
dalam perjalanan. Kematian dalam boks umumnya terjadi akibat beban transpor atau cara pengiriman yang tidak baik.
Hal penting lainnya mengenai ayam broiler yaitu harga anak ayam. Harga inilah yang pada akhirnya menentukan bibit yang
dipilih. Umumnya harga anak ayam ras pedaging relatif sama. Hal yang membedakannya adalah cara pembayarannya. Pembibit
mengharuskan membayar segera atau boleh ditunda. Cara membayar tunda itu memang memungkinkan karena anak ayam ras pedaging ini
hanya dipelihara dalam waktu 5-6 minggu saja.