24 sektor-sektor lain; dan Analytical Hierarcy Process AHP untuk analisis
penetapan prioritas pembangunan subsektor perikanan.
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui kondisi subsektor perikanan, potensi pengembangannya, peranannya dalam perekonomian wilayah
serta kajian analisa lokasi-lokasi pengembangan subsektor perikanan. Kondisi aktual subsektor perikanan dianalisis dari data produksi hasil perikanan, sarana
dan prasarana pendukung, serta data-data lain yang mencerminkan keragaan data subsektor perikanan di kota Sibolga.
Potensi pengembangan subsektor perikanan dianalisis berdasarkan data kondisi perikanan dan peluang yang tersedia serta faktor-faktor lain yang
mendukung. Untuk melihat peranan subsektor perikanan dalam perekonomian dianalisis dari struktur produk domestik regional bruto PDRB kota Sibolga.
Analisis terhadap struktur PDRB dapat menunjukkan peranan masing-masing sektor perekonomian.
Hasil analisis terhadap kondisi perikanan tersebut selanjutnya dihubungkan dengan peluang dan faktor-faktor lain yang berpengaruh, sehingga diperoleh
potensi subsektor perikanan secara umum.
3.4.2 Analisis Peranan Subsektor Perikanan
Untuk melihat peranan subsektor perikanan terhadap keterkaitannya dengan sektor-sektor lain di kota Sibolga dilakukan menggunakan analisis Input-Output
I-O. Secara teknis analisis I-O ini dapat menjelaskan karakteristik struktur ekonomi wilayah serta keterkaitan sektoral perekonomian wilayah itu sendiri.
Dari analis ini juga dapat menentukan sektor unggulan pada perekonomian di kota Sibolga.
Metode penyusunan tabel I-O kota Sibolga tahun 2010, menggunakan tehnik semi survei dimana subsektor perikanan akan dipecah menjadi dua sektor
lagi yaitu perikanan tangkap dan perikanan bididaya. Tabel I-O kota Sibolga tahun 2010 diagregasi menjadi 16 sektor Tabel 2 yang didapatkan dari
penurunan tabel I-O dari tabel I-O provinsi Sumatera Utara tahun 2003 atas dasar harga produsen di update ke tahun 2010 dan diturunkan menjadi tabel I-O kota
25 Sibolga tahun 2010 atas dasar harga produsen dengan menggunakan metode RAS.
Untuk melakukan metode ini, data yang diperlukan berupa PDRB provinsi Sumatera Utara tahun 2003 dan 2010, PDRB kota Sibolga tahun 2010, total input
provinsi Sumatera Utara tahun 2003 dan 2010. Data yang terkait juga yang sangat penting dalam melakukan metode RAS adalah data PDRB penggunaan provinsi
Sumatera Utara dan PDRB penggunaan kota Sibolga yang berisikan data ekspor dan impor wilayah. Tahapan metode RAS update tabel I-O kota Sibolga semi
survei dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 2 Sektor-sektor perekonomian Tabel I-O kota Sibolga hasil update tahun
2010 16 sektor
Kode I-O
Sektor Kode
I-O Sektor
1 Peternakan dan Hasil-hasilnya
9 Perhotelan
2 Perikanan Tangkap
10 Restoran
3 Perikanan Budidaya
11 Angkutan Jalan Raya
4 Pertambangan dan Penggalian
12 Angkutan Laut, Sungai, Danau dan
Penyeberangan 5
Industri Bukan Migas 13
Jasa Penunjang Angkutan 6
Listrik, Gas dan Air Bersih 14
Komunikasi 7
KonstruksiBangunan 15
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
8 Perdagangan Besar Eceran
16 Jasa-Jasa Perintah dan Swasta
Agregasi 21 X21 sektor
Tabel I-O Provinsi SUMUT 2003
71 X 71 sektor
Matriks A SUMUT 2003 21X21 sektor
RAS
Tabel I-O SUMUT 2010 21 X 21 sektor
Matriks A SUMUT 2010 21X21 sektor
Survei Lapang Keterkaitan Subsektor
Perikanan
Disesuaikan dengan Sektor Sibolga 15X15
Penyeimbangan Keterkaitan
Matriks A 15X15
Tabel I-O SIBOLGA 2010
15 X 15 sektor Survei Lapang
1. Perikanan Tangkap 2. Perikanan Budidaya
Tabel I-O Kota Sibolga 2010
16X16 sektor
Analisis Tabel I-O Kota Sibolga
Tahun 2010
Gambar 3 Tahapan metode RAS update tabel I-O kota Sibolga semi survei.