Potensi Sektor-Sektor Ekonomi Perekonomian Daerah
57 tahun sebelumnya adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air
bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa, sedangkan sektor ekonomi lainnya
mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, berdasarkan lapangan usaha sektor yang mengalami laju
pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya masih didomonasi oleh sektor angkutan laut, sungai, danau dan penyeberangan yang mencapai 12,19
persen. Sektor Peternakan dan Hasil-hasil lainnya merupakan sektor ekonomi dengan pertumbuhan paling rendah yaitu sebesar 0,03 persen. Subsektor
perikanan laju pertumbuhannya ditahun 2010 hanya sebesar 5,05 persen saja atau berada pada posisi ke-5. Meskipun laju pertumbuhan berada di posisi ke-5,
subsektor perikanan merupakan penyumbang 22,86 persen PDRB kota Sibolga di Tahun 2010 tertinggi. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2006
– 2010 berdasarkan harga konstan tahun 2000 dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Laju pertumbuhan PDRB tahun 2006 – 2010 menurut lapangan usaha
atas dasar harga konstan 2000
No Lapangan Usaha
Tahun 2006
2007 2008
2009 2010
1 Angkutan Laut, Sungai, Danau
dan Penyeberangan 12,96
12,52 12,39
12,56 18,61
2 Komunikasi
5,45 5,31
6,06 6,96
13,02 3
Angkutan Jalan Raya 11,74
12,37 12,42
15,22 8,54
4 Jasa Penunjang Angkutan
8,51 8,9
9,07 7,62
8,15 5
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
6,26 6,38
6,32 3,94
6,16 6
Industri Bukan Migas 5,64
5,62 5,47
5,22 5,26
7 Jasa-jasa Pemerintah dan
Swasta 5,16
4,8 4,93
4,61 5,22
8 Perikanan
3,85 4,68
5,02 5,13
5,05 9
Perdagangan 4,42
4,69 5,57
5,07 5,03
10 Perhotelan 1,7
1,74 1,92
5,7 4,82
11 KonstruksiBangunan 5,19
5,99 5,92
5,97 4,11
12 Restoran 2,14
3,69 3,81
3,47 3,73
13 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,33
2,59 2,71
2,81 2,99
14 Pertambangan dan Penggalian 0,37
1,96 1,4
0,98 0,53
15 Peternakan dan Hasil-hasil
Lainnya 0,89
0,68 0,77
0,52 0,03
16 Tanaman Bahan Makanan 2,42
0,96 0,51
0,82 Jumlah PDRB
5,22 5,53
5,85 5,70
6,04
Sumber : BPS kota Sibolga 2011d data diolah
58 Tingginya laju pertumbuhan sektor angkutan laut, sungai, danau dan
penyeberangan, dikarenakan secara geografis posisi kota Sibolga merupakan tempat transit para penumpang dan memiliki fasilitas terminal angkutan darat dan
fasilitas penyeberangan laut. Jika asal penumpang datangnya dari arah utara yang akan melanjutkan perjalanannya ke pulau Nias, kabupaten Tapanuli Tengah
maupun ke wilayah kabupaten Tapanuli Selatan akan transit terlebih dahulu di kota Sibolga, sedangkan penumpang yang berasal dari arah selatan, juga akan
transit ke kota Sibolga untuk kembali melanjutkan perjalanannya ke arah utara yaitu kota medan.
Untuk distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di kota Sibolga tahun 2006
– 2010 dapat dilihat pada Tabel 19. Rata-rata PDRB kota Sibolga pada tahun 2006
– 2010 atas dasar harga konstan dapat terlihat pada Tabel 20.
Tabel 19 Distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di kota sibolga tahun 2006
– 2010
No. Lapangan usaha
Tahun 2006
2007 2008
2009 2010
1 Perikanan
23,729 24,091
24,402 23,349
22,858 2
Perdagangan 19,631
19,971 20,655
20,977 21,213
3 Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta
16,553 15,442
14,582 14,932
14,788 4
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
9,418 9,335
9,198 9,164
9,336 5
Industri Bukan Migas 9,010
8,971 8,911
8,773 8,510
6 Angkutan Jalan Raya
4,527 4,765
5,063 5,454
5,924 7
KonstruksiBangunan 5,352
5,425 5,416
5,619 5,562
8 Komunikasi
3,939 4,096
3,877 3,847
3,826 9
Angkutan Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan
2,563 2,690
2,818 2,895
3,151 10
Jasa Penunjang Angkutan 1,674
1,766 1,808
1,853 1,883
11 Listrik, Gas dan Air Bersih
1,185 1,175
1,125 1,082
1,019 12
Perhotelan 1,163
1,099 1,040
1,020 0,982
13 Restoran
0,869 0,812
0,766 0,727
0,673 14
Peternakan dan Hasil-hasil Lainnya
0,380 0,351
0,328 0,300
0,270 15
Pertambangan dan Penggalian 0,008
0,008 0,007
0,007 0,006
16 Tanaman Bahan Makanan
0,002 0,002
0,002 0,002
Jumlah PDRB 100
100 100
100 100
Sumber : BPS kota Sibolga 2011d data diolah Sektor perdagangan dari tahun 2006 - 2010 tetap menempati urutan ke dua
diantara 16 sektor. Di tahun 2010 sektor perdagangan ini menyumbang 21,21 persen dalam pembentukan PDRB. Besarnya nilai tambah pada sektor ini
disebabkan besarnya pasokan barang perdagangan dari luar daerah, hal ini
59 disebabkan kota Sibolga termasuk pusat perdagangan dan juga sebagai penyedia
barang dagangan untuk daerah di luar kota Sibolga seperti kabupaten Tapanuli Tengah, kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan BPS Kota Sibolga, 2011d.
Berikutnya sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 14,79 persen, pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih merupakan
sektor dengan kontribusi paling kecil, dimana kontribusinya terhadap pembentukan PDRB daerah tidak lebih dari 2 persen, yaitu masing-masing
sebesar 0,01 persen dan 1,02 persen saja. Tabel 20 PDRB rata-rata kota Sibolga atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha tahun 2006-2010
No Lapangan Usaha
Nilai Rata-rata
1 Perikanan
290.912,74 23,63
2 Perdagangan
253.541,85 20,590
3 Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta
186.711,74 15,163
4 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
114.305,71 9,283
5 Industri Bukan Migas
108.432,00 8,806
6 KonstruksiBangunan
67.596,43 5,489
7 Angkutan Jalan Raya
64.415,48 5,231
8 Komunikasi
48.087,32 3,905
9 Angkutan Laut, Sungai, Danau dan
Penyeberangan 35.181,71
2,857 10
Jasa Penunjang Angkutan 22.275,23
1,809 11
Listrik, Gas dan Air Bersih 13.630,42
1,107 12
Perhotelan 12.932,60
1,050 13
Restoran 9.331,84
0,758 14
Peternakan dan Hasil-hasil Lainnya 3.931,29
0,319 15
Pertambangan dan Penggalian 86,25
0,007 16
Tanaman Bahan Makanan 18,14
0,001 Jumlah
1.231.390,74 100
Sumber : BPS Kota Sibolga 2011d data diolah Perkembangan rata-rata PDRB sektor-sektor ekonomi di kota Sibolga dari
tahun 2006 – 2010 masih di tempati oleh sektor primer subsektor perikanan.
Tidak dipungkiri bahwa subsektor ini memiliki potensi yang cukup besar dikarenakan letak posisi secara geografis kota Sibolga yang terletak di wilayah
pantai barat Sumatera dengan aktivitas perikanan yang cukup besar dari tahun- ketahunnya. Sebagai penciri kota, Sibolga juga memiliki perkembangan sektor
tersier yang cukup besar. Ini terlihat dari rata-rata PDRB di tempati oleh sektor perdagangan yang berada pada posisi kedua. Seperti yang dikatakan oleh Jusuf
2012 bahwa suatu daerah dengan sektor jasa, perdagangan dan industri yang berkembang merupakan daerah yang memiliki penciri sebagai kota. Dari
60 pernyataan ini kota Sibolga memiliki keterwakilan perkembangan di dua sektor
sebagai penciri kota yaitu sektor perdagangan dan sektor jasa, dan kecenderungan menuju penciri kota ini terlihat dari laju pertumbuhan sektoralnya Tabel 18. Dari
Tabel 18 ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sektor-sektor tersier selalu mengalami peningkatan dari tahun 2006
– 2010. Studi kasus Jusuf 2012 mengatakan bahwa kota Tarakan pasca
diberlakukannya otonomi daerah telah berkembang menjadi daerah yang lebih maju dari keadaan perekonomian sebelumnya. Kota Tarakan telah berubah pesat
menjadi daerah dengan penciri sektor ekonomi perkotaan. Ini terlihat dari meningkatnya sektor-sektor tersier berupa perkembangan yang sangat pesat
menuju kota yang berciri modern dan metropolitan, ini terlihat dengan perkembangan sektor-sektor jasa, perdagangan dan industri yang terus meningkat
dari tahun 2001 hingga 2005. Perkembangan yang pesat ini tidak terlepas dari posisi kota Tarakan sebagai pusat transit dan pusat perkembangan di bagian utara
Kalimantan Timur. Dari sini terlihat posisi suatu daerah memegang peranan penting dalam pengambangan ekonomi suatu wilayah. Kota Sibolga sendiri
dengan letak cukup strategis sebagai tempat transit dari beberapa kabupaten, dapat berpeluang berkembang kedepannya menjadi kota yang lebih maju secepat
perkembangan kota Tarakan dengan catatan keterpaduan sektoral, spasial, serta keterpaduan antar pelaku pembangunan dalam wilayah harus berjalan sinergi dan
seimbang.