Persepsi Pihak Lembaga Swadaya Masyarakat LSM

99 Pemanfaatan ruang untuk pengembangan subsektor perikanan nantinya harus menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Alokasi ruang nantinya diharapkan dapat lebih meningkatkan produktivitas subsektor perikanan dan dapat lebih meningkatkan keterkaitan sektor-sektor lain, bahkan dapat menumbuhkan sektor baru di kota Sibolga. Sebagai kota yang memiliki pelabuhan bongkar muat barang dan jasa penyeberangan, penataan kawasan teluk Tapian Nauli mutlak dituangkan dalam rencana penataan ruang wilayah. Penataan kawasan ini selayaknya tidak terlepas dari sisi daya dukung ruang, alokasi pemanfaatan ruang serta penataan jalur pelayaran. Kerjasama antar pemerintah daerah dengan manajemen PT. PELINDO perlu dijalin untuk menghasilkan kesepakatan bersama dalam menata kawasan tersebut. Dengan penataan yang optimal yang didasarkan pada kajian-kajian ilmiah yang ada, dipastikan akan dapat menumbuhkembangkan produktivitas ekonomi wilayah di kota Sibolga menuju kota perikanan untuk pencapaian pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Penataan ini seyogyanya tidak hanya diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral yang bersifat parsial, namun lebih dari itu, pembangunan diselenggarakan untuk memenuhi tujuan- tujuan pengembangan wilayah yang bersifat komprehensif dan holistik dengan mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber daya sebagai unsur utama pembentuk ruang, yang didukung oleh sistem hukum dan sistem kelembagaan yang melingkupinya. Disamping itu konsep perencanaan penataan wilayah ini tidak sebatas hanya menghasilkan output dokumen fisik RTRW kota Sibolga semata, tapi bagaimana RTRW tersebut dapat diekspresikan dalam wujud pelaksanaan RTRW tersebut, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya upaya-upaya kerjasama seluruh stakeholder yang terkait langsung maupun tidak langsung turut serta mewujudkan dan mengawasinya. Perikanan Tangkap EKSPOR Perikanan Budidaya Jasa Perdagangan IMPOR - Pabrik Es - Doking Kapal - Tempat Pendaratan Ikan - Fasilitas Uji Mutu - Pabrik Pakan - Industri Makanan - Pabrik Tepung Ikan - Cold Storage Alokasi Ruang Arahan Pemanfaatan Ruang Partisipasi Stakeholder Sosialisasi Informasi Publik PDRB +++ +++ - Tenaga Kerja - Kesejahteraan - Income Multiplication DIBL +++ IDP +++ IDK +++ DBL +++ DFL +++ DIFL +++ Ekspansi Penangkapan ke luar ZEE ∑ DBL = 0,5770 0,337011 0,052913 0,000004 0,000231 0,186231 0,000514 0,000077 -0,1 0,1 0,3 0,5 0,7 Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Angkutan Jalan Raya Komunikasi 0,0034 0,0046 0,0517 0,0015 0,0004 0,0064 0,0037 -0,1 0,1 0,3 0,5 0,7 Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Angkutan Jalan Raya Komunikasi Keuangan, Real Estat da … Jasa- jasa Pe eri tah da … ∑ DBL = 0,0718 0,3370 0,0060 0,0268 0,0072 0,0166 -0,1 0,1 0,3 0,5 0,7 Perikanan Budidaya Industri Bukan Migas Perhotelan Restoran Angkutan Laut, Sungai, … 0,0529 0,0008 0,0038 -0,1 0,1 0,3 0,5 0,7 Perikanan Budidaya Perhotelan Restoran ∑ DBL = 0,0576 ∑ DBL = 0,3937 DAMPAK Output FAKTA STRATEGI PERENCANAAN Peningkatan SDM Income Multiplication −−− Backwash Effect Keterangan : [ − ] LemahTidak Kuat [ +++ ] Memperkuat Gambar 36 Sintesis hasil analisis pengembangan subsektor perikanan. 100

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta kaitannya dengan tujuan penelitian maka dapat disimpulan hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan produksi perikanan tangkap masih memiliki peluang pemanfaatan pada zona WPP-572 dengan potensi yang masih ada sebesar 123,63 ribu tontahun, selain eksplotasi ke laut lepas di luar ZEE. Kegiatan perikanan budidaya KJA, ruang untuk mengembangkan kegiatan ini masih tersedia sebesar 1.276,97ha yang berada di kecamatan Sibolga utara dan Sibolga Kota yang bebas dari jalur pelayaran. 2. Subsektor perikanan secara total masih memiliki keterkaitan langsung ke depan dan ke belakang yang kecil. Perikanan tangkap terkait ke belakang dengan tujuh sektor dan ke depan terkait lima sektor. Untuk perikanan budidaya terkait ke belakang dengan tujuh dan ke depannya dengan tiga sektor. Dengan minimnya keterkaitan ini, subsektor perikanan memberikan pengaruhnya yang rendah terhadap peningkatan output sektor lainnya secara langsung, sehingga juga berdampak rendah terhadap keterkaitan tidak langsung sektor-sektor lainnya. Namun demikian perikanan budidaya memiliki nilai multiplier effect yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perikanan tangkap. Nilai penggandaan pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan perikanan budidaya ini mencapai 14,43 yang merupakan nilai tertinggi dari seluruh sektor ekonomi yang ada di kota Sibolga. 3. Penetapan skala prioritas pengembangan subsektor perikanan di kota Sibolga berdasarkan hasil penjaringan seluruh stakeholder tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara faktor SDM, sarana dan prasarana, dan modal. Menurut seluruh stakeholder ketiga faktor tersebut perlu diprioritaskan pengembangannya, tetapi dari hasil analisis seluruh stakeholder, prioritas tertinggi terpilih adalah peningkatan SDM pada kegiatan perikanan tangkap. Berbeda dari fakta hasil analisis bahwa pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari sisi peningkatan kualitas SDM selayaknya menjadi sorotan skala prioritas pembangunannya di kota Sibolga dikarenakan kegiatan ini memiliki