Hasil uji signifikansi parsial uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant
5.823 2.130
2.734 .009
ln_size -.225
.075 -.425 -2.996
.005 .989 1.011
ln_der -.135
.150 -.127
-.899 .374
.989 1.011 a. Dependent Variable: ln_return
Sumber: Output SPSS data diolah
Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa : 1. Nilai t hitung untuk variabel size sebesar -2,996 dan t tabel sebesar 2,018082
dengan signifikansi sebesar 0,005. Jika nilai signifikansi 0,05 maka H
a
diterima koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen atau
terhadap return saham. 2. Nilai t hitung pada variabel debt to equity ratio DER adalah -0,899 dengan
signifikansi sebesar 0,374. Nilai signifikansi pada debt to equity ratio DER lebih besarl dari 0,05. Jika nilai signifikansi 0,05 maka H
a
ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel debt to equity
ratio DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham.
4.2.5 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil
koefisien determinasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .430
a
.185 .145
.70877 1.668
a. Predictors: Constant, ln_der, ln_size b. Dependent Variable: ln_return
Sumber: Output SPSS data diolah
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,185 dan adjusted R square adalah 0,145 sehingga dapat disimpulkan bahwa
retun saham dipengaruhi oleh variabel debt to equity ratio DER dan size sebesar 14 sedangkan sisanya sebesar 86 dipengaruhi oleh faktor lain.
4.3 Pembahasan
Dari uji dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa secara simultan terbukti bahwa variabel debt to equity ratio DER dan
size berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen ataupun kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat cukup kecil atau sangat lemah, dibuktikan
dengan nilai R square sebesar 0,185 dan nilai adjusted R square sebesar 0,145 atau 14. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Trianna 2013 yang menyatakan bahwa secara simultan debt to equity ratio dan
size berpengaruh terhadap return saham. Untuk hasil uji parsial atau dalam menjelaskan hipotesis, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh debt to equity ratio DER terhadap return saham Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah rasio leverage yang
diprokasikan dengan debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa debt to equity
ratio DER memiliki koefisien regresi yang negatif yaitu 0,135 dimana setiap perubahan debt to equity ratio DER sebesar 1 diikuti oleh penurunan return
saham sebesar 0,135, dengan asumsi variabel lain sama dengan nol Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa debt to equity
ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar -2,996 dan tingkat signifikansi sebesar 0,374
yang lebih besar dari 0,05 atau 5. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa rasio leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio berpengaruh
negatif signifikan terhadap return saham ditolak. Semakin besar debt to equity ratio DER maka semakin kecil return
saham yang akan diterima. Hal ini disebabkan karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan maka semakin besar risiko keuangan yang
dihadapi perusahaan dan mengakibatkan beban bunga yang yang lebih tinggi, sehingga investor cenderung menghindari saham perusahaan yang memiliki
proporsi hutang yang besar serta mengakibatkan harga saham turun. Selain itu, penggunaan hutang yang tidak efektif dapat mengakibatkan menurunnya nilai
saham sehingga harga dan return saham juga mengalami penurunan.