Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

Hasill pengujian ini dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 5.823 2.130 2.734 .009 ln_size -.225 .075 -.425 -2.996 .005 .989 1.011 ln_der -.135 .150 -.127 -.899 .374 .989 1.011 a. Dependent Variable: ln_return Sumber: Outpus SPSS data diolah Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio DER dan size memiliki nilai tolerance tidak kurang dari 0,10 dan nilai VIF masing-masing variabel tidak lebih besar dari 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode ke t-1 sebelumnya. Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan Uji Durbin Watson DW Test. Hasil uji durbin-watson pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .430 a .185 .145 .70877 1.668 a. Predictors: Constant, ln_der, ln_size b. Dependent Variable: ln_return Sumber: Output SPSS data diolah Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 1.668. Nilai ini lebih besar dari nilai du sebesar 1,600 dan lebih kecil dari 4-du. Dengan demikian nilai ini terletak pada du d 4-du, yaitu 1,600 1,668 2,400. Maka dapat disimpulkan, bahwa model regresi ini bebas dari masalah autokorelasi, baik positif maupun negatif.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepada pengamtan yang lain dalam model regresi. Dalam penelitian ini, gejala heterokedastisitas dideteksi dengan menggunakan grafik scatterplot dan uji glejser. a. Grafik Scatterplot Pada grafik ini jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas sebaliknya jika ada pola tertentu, maka terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2013:139.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

9 128 109

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

2 44 120

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 32 113

Pengaruh profitablitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 15 1

Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Nilai Perusahaan, dan Firm Size Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

8 35 106

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 13

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

1 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 1 13