Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.5 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .430 a .185 .145 .70877 1.668 a. Predictors: Constant, ln_der, ln_size b. Dependent Variable: ln_return Sumber: Output SPSS data diolah Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 1.668. Nilai ini lebih besar dari nilai du sebesar 1,600 dan lebih kecil dari 4-du. Dengan demikian nilai ini terletak pada du d 4-du, yaitu 1,600 1,668 2,400. Maka dapat disimpulkan, bahwa model regresi ini bebas dari masalah autokorelasi, baik positif maupun negatif.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepada pengamtan yang lain dalam model regresi. Dalam penelitian ini, gejala heterokedastisitas dideteksi dengan menggunakan grafik scatterplot dan uji glejser. a. Grafik Scatterplot Pada grafik ini jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas sebaliknya jika ada pola tertentu, maka terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2013:139. Hasil uji heterokedastisitas melalui grafik scatterplot ini dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: Gambar 4.3 Scatterplot Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran plot tidak teratur, beberapa plot berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Berdasarkan plot tersebut, titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas. b. Uji Glejser Dalam uji glejser, diusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Jika nilai signifikansi 0,05 maka terdapat gejala heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas melalui uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.114 1.355 -.084 .933 ln_size .023 .048 .075 .476 .637 .989 1.011 ln_der .016 .096 .026 .169 .867 .989 1.011 a. Dependent Variable: abs_ut Sumber: Output SPSS data diolah Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut abs_ut. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel debt to equity ratio dan size masing-masing lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 atau 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

4.2.3 Analisis Regresi berganda

Suatu persamaan regresi harus memilki data yang telah lulus uji asumsi klasik. Dari uji asumsi klasik yang dilakukan bahwa data dalam penelitian ini telah lulus uji asumsi klasik sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana: Y = Return saham A = Konstanta X 1 = Debt to Equity Ratio DER X 2 = Size B 1,2 = Koefisien regresi variabel 1, 2 e = Kesalahan pengganggu Standard error Maka dalam penelitian ini didapatkan hasil regresi pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 5.823 2.130 2.734 .009 ln_size -.225 .075 -.425 -2.996 .005 .989 1.011 ln_der -.135 .150 -.127 -.899 .374 .989 1.011 a. Dependent Variable: ln_return Sumber: Output SPSS data diolah Berdasarkan tabel 4.7 tersebut, maka persamaan regresi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: RETURN = 5,823 – 0,225 DER – 0,135 Size + e Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa: a. Nilai konstanta adalah sebesar 5,823. Hal ini menjelaskan bahwa jika tidak terdapat variabel bebas debt to equity ratio DER dan size maka return saham adalah sebesar 5,823.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

9 128 109

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

2 44 120

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 32 113

Pengaruh profitablitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 15 1

Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Nilai Perusahaan, dan Firm Size Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

8 35 106

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 13

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

1 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 1 13