35
k. Kadar lemak AOAC, 2006
Labu lemak disediakan sesuai dengan ukuran alat ekstraksi soxhlet yang digunakan. Labu dikeringkan dalam oven dengan suhu 105-
110
o
C selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang A. Ditimbang sebanyak ± 5 g sampel B dalam kertas
saring, kemudian ditutup dengan kapas bebas lemak. Kertas saring beserta isinya dimasukkan ke dalam ekstraksi soxhlet dan dipasang
pada alat kondensor. Pelarut heksana dituangkan ke dalam labu soxhlet secukupnya. Dilakukan refluks selama 5 jam sampai pelarut
yang turun kembali menjadi bening. Pelarut yang tersisa dalam labu lemak didestilasi dan kemudian labu dipanaskan dalam oven pada
suhu 105
o
C. Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator kemudian labu beserta lemak ditimbang C dan
dilakukan perhitungan kadar lemak. Perhitungan :
Kadar Lemak =
100 x
B A
C −
l. Kadar protein total AOAC, 1995
Sampel sebanyak ± 100-250 mg dimasukkan kedalam labu Kjeldahl, ditambah dengan 1 ± 0.1 g K
2
SO
4
, 40 ± 10 mg HgO dan 2 ± 0.1 ml H
2
SO
4
pekat. Sampel didestruksi selama 30 menit sampai cairan jernih. Pindahkan isi labu ke dalam alat destilasi dan bilas 5-6
kali dengan air destilata sebanyak 1-2 ml dan tambahkan 8-10 ml campuran larutan 60 NaOH- 5 Na
2
S
2
O
3
. Sambungkan labu tadi dengan alat destilasi dan kondensor yang telah dilengkapi dengan
penampung yang berisi larutan H
3
BO
3
. Destilasi sampai volume destilat 15 ml kemudian titrasi dengan NaOH 0.1N sampai larutan
kuning titik akhir.
36 Perhitungan :
Total Nitrogen = x N HCl x 14.007 x 100
Kadar protein = Total Nitrogen x faktor konversi Ket : faktor konversi = 6.25
m. Kadar karbohidrat by difference
Karbohidrat dihitung by difference dengan perhitungan: Kadar Karbohidrat = 100 - P + A + Ab +L
P = kadar protein bb A = kadar air bb
Ab = kadar abu bb L = kadar lemak bb
37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PRODUKSI PATI SAGU TERMODIFIKASI HMT
Pati sagu alami dimodifikasi menjadi pati sagu HMT. Untuk mengubah pati sagu alami tersebut menjadi pati sagu HMT, dilakukan
beberapa perlakuan terhadap pati sagu. Dari penelitian sebelumnya, ditketahui bahwa perubahan karakteristik pati sagu karena modifikasi HMT
dipengaruhi oleh pH, lama pemanasan, dan kadar air Herawati, 2009. Pati sagu alami dapat diubah menjadi pati sagu HMT tipe C dengan kondisi
perlakuan pH netral, lama pemanasan empat jam, suhu 110 C, dan kadar air
28. Pati sagu HMT yang telah diperoleh, diuji karakteristiknya dengan menggunakan brabender amilograph dengan profil gelatinisasi pati seperti
yang terdapat pada Gambar 7.
Gambar 7
. Kurva profil gelatinisasi pati sagu alami dan HMT Dari Gambar 7, terlihat perbedaan profil gelatinisasi pati sagu alami
dan pati sagu termodifikasi HMT. Pati sagu termodifikasi memiliki kemampuan pengembangan terbatas yang ditunjukkan dengan tidak adanya
viskositas puncak dan viskositas cenderung tidak mengalami penurunan, namun stabil selama pemanasan. Dari profil tersebut, disimpulkan bahwa
pati sagu yang diperoleh setelah HMT adalah pati sagu tipe C. Secara umum pati sagu memiliki kemampuan pengembangan yang
besar viskositas minimalnya 600 BU dan viskositas breakdown yang
20 40
60 80
100
100 200
300 400
500 600
700
20 40
60 80
100 120
140
SUHU C
VI SKOSIT
AS BU
WAKTU MENIT
PATI SAGU ALAMI
PATI SAGU HMT
PROFIL UMUM SUHU GELATINISASI