Pencegahan Kebakaran Hutan Pengendalian Kebakaran Hutan

4. Political will pemerintah Pemerintah pusat diharapkan benar-benar memiliki political will dalam upaya pengendalian kebakaran hutan termasuk upaya penegakan hukum serta penerapan sanksi yang tegas terhadap semua pelaku di lapangan.

2.3.1. Pencegahan Kebakaran Hutan

Pencegahan kebakaran hutan adalah semua usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan Dirjen PHPA 1983. Menurut Husaeni 2003 terdapat tiga metode pencegahan kebakaran hutan yaitu metode pendidikan, metode perundang-undangan, dan metode pendekatan secara teknis, yang masing-masing dipaparkan dalam penjelasan berikut : 1. Pendidikan Fokus dari metode pendidikan ini adalah upaya pengenalan dan peningkatan kesadaran tentang bahaya, akibat, dan besarnya kerugian akibat kebakaran hutan; sumber api sebagai penyebab kebakaran hutan; serta cara-cara pencengahannya. Sasaran dari metode ini adalah masyarakat umum khususnya masyarakat sekitar hutan. 2. Perundang-undangan Segala peraturan dan undang-undang terkait pencegahan kebakaran hutan haruslah ditegakkan secara sungguh-sungguh, adil, dan tidak pandang bulu. Perundangan ini sebaiknya didukung dengan upaya penyuluhan terkait pemasyarakatan peraturan-peraturan terkait. 3. Pendekatan secara teknis Maksud dari metode ini adalah upaya pencegahan kebakaran yang dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan. Metodenya terdiri dari dua yakni manajemen bahan bakar meliputi isolasi bahan bakar, modifikasi bahan bakar, maupun pengurangan bahan bakar; dan penerapan teknik silvikultur meliputi penyiangan, pendangiran, pemupukan untuk mempercepat penutupan tajuk, pemangkasan cabang untuk memutus kontinuitas vertikal bahan bakar, bahkan penerapan sistem Tumpang Sari untuk penanaman. Menurut Sumantri 2003 metode pencegahan kebakaran hutan dikelompokan menjadi pokok-pokok pencegahan kebakaran hutan meliputi : 1. Upaya untuk menggarap manusia sebagai sumber api yang dapat dilakukan dengan peningkatan pendapatan dan pendidikan, pola penyadaran dan pembinaan, mendorong proses peran serta masyarakat, rekayasa sosial, dan penegakan peraturan; 2. Upaya untuk memodifikasi pemicu bahan bakar seperti kayu, gambut, batu bara, melalui teknik silvikultur, manajemen bahan bakar, fuel break, green belt, maupun perencanaan sistem pengairan pada lahan gambut yang sesuai tapak; 3. Upaya untuk kewaspadaan seperti pemasangan rambu-rambu, patroli, memantau indeks kekeringan, peringatan dini, apel siaga; dan 4. Upaya untuk kesiap-siagaan dengan pengadaan sarana dan prasarana, metode dalam pencegahan, pendanaan, pengembangan Sumber Daya Manusia, pelatihan, simulasi. Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung, izin pemanfaatan hutan, izin penggunaan kawasan hutan dan hutan hak, antara lain melakukan inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan; menginventarisasi faktor penyebab kebakaran; menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran; membuat prosedur tetap pemadaman kebakaran hutan; mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan; dan membuat sekat bakar PP No. 45 tahun 2004.

2.3.2. Pemadaman Kebakaran Hutan