Pemadaman Kebakaran Hutan Pengendalian Kebakaran Hutan

Menurut Sumantri 2003 metode pencegahan kebakaran hutan dikelompokan menjadi pokok-pokok pencegahan kebakaran hutan meliputi : 1. Upaya untuk menggarap manusia sebagai sumber api yang dapat dilakukan dengan peningkatan pendapatan dan pendidikan, pola penyadaran dan pembinaan, mendorong proses peran serta masyarakat, rekayasa sosial, dan penegakan peraturan; 2. Upaya untuk memodifikasi pemicu bahan bakar seperti kayu, gambut, batu bara, melalui teknik silvikultur, manajemen bahan bakar, fuel break, green belt, maupun perencanaan sistem pengairan pada lahan gambut yang sesuai tapak; 3. Upaya untuk kewaspadaan seperti pemasangan rambu-rambu, patroli, memantau indeks kekeringan, peringatan dini, apel siaga; dan 4. Upaya untuk kesiap-siagaan dengan pengadaan sarana dan prasarana, metode dalam pencegahan, pendanaan, pengembangan Sumber Daya Manusia, pelatihan, simulasi. Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung, izin pemanfaatan hutan, izin penggunaan kawasan hutan dan hutan hak, antara lain melakukan inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan; menginventarisasi faktor penyebab kebakaran; menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran; membuat prosedur tetap pemadaman kebakaran hutan; mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan; dan membuat sekat bakar PP No. 45 tahun 2004.

2.3.2. Pemadaman Kebakaran Hutan

Pemadaman kebakaran hutan adalah semua tindakan yang baru dapat dilakukan apabila telah diketahui adanya kebakaran hutan dan diketahui pula letaknya Suratmo 1974. Menurut ITTO 1999 terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemadaman kebakaran hutan antara lain deteksi kebakaran hutan, komunikasi, penyiapan organisasi pemadaman kebakaran, pelatihan petugas, penyiapan peralatan, dan penyiapan logistik, serta penyiapan lapangan. Prinsip dasar pemadaman kebakaran hutan terdiri dari dua langkah yaitu menghentikan penjalaran api dan memadamkan seluruh api Anonim 1977. Prinsip dasar menghentikan penjalaran api yaitu menghilangkan satu atau lebih unsur dari segitiga api sehingga api tidak dapat menyala. Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain dengan pendinginan bahan bakar, pengurangan oksigen dengan memukul nyala api, menutupi dengan tanah, menyiram dengan air, menghilangkan pasokan bahan bakar. Sedangkan prinsip dasar memadamkan seluruh api dapat dilakukan dengan cara- cara seperti : 1. Metode jalur Yaitu membuat jalur mekanik dengan membersihkan bahan-bahan yang mudah terbakar. Jalur dibuat melintang atau memotong arah menjalarnya api sehingga penjalaran api akan terhenti. Lebar jalur mekanis adalah 10 sampai 15 meter. 2. Metode pembakaran balik Yaitu membuat jalur mekanik yang tidak lebar terlebih dahulu, kemudian dilebarkan dengan pembakaran ke arah berlawanan datangnya api. Lebar jalur mekanis ini adalah satu sampai dua meter. 3. Metode pemadaman api secara langsung Yaitu dengan memadamkan bahan bakar yang telah terbakar dengan air, bahan kimia, atau tanah; atau memisahakan bahan bakar yang belum terbakar. Metode ini dilaksanakan pada tepi api di areal kebakaran dan apabila skala nyala api masih kecil serta tenaga pemadam berjumlah besar. Menurut ITTO 1999 terdapat dua metode pemadaman kebakaran hutan yaitu metode pemadaman langsung dan pemadaman tidak langsung. Perbedaan dasar dari kedua metode ini adalah dalam hal penempatan lokasi ilaran api terhadap tepi api kebakaran. Pada pemadaman langsung dilakukan pada tepi areal kebakaran, bahan bakar yang terbakar dipadamkan atau dipisahkan dari bahan bakar yang belum terbakar. Sedangkan pemadaman tidak langsung dilakukan pada bahan bakar yang tidak terbakar yang letaknya diluar tepi api kebakaran. Setiap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan, Pemegang Izin Penggunaan Kawasan Hutan, Pemilik Hutan Hak, dan atau Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan, berkewajiban melakukan rangkaian tindakan pemadaman dengan cara PP No. 45 tahun 2004 : a. Melakukan deteksi terjadinya kebakaran hutan b. Mendayagunakan seluruh sumberdaya yang ada c. Membuat sekat bakar dalam rangka melokalisir api d. Memobilisasi masyarakat untuk mepercepat pemadaman Untuk membatasi meluasnya kebakaran hutan dan mempercepat pemadaman kebakaran setiap orang yang berada di dalam dan di sekitar hutan wajib melaporkan kejadian kebakaran hutan kepada Kepala Desa setempat, Petugas Kehutanan, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan, Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan, Pemegang Izin Penggunaan Kawasan Hutan atau Pemilik Hutan Hak; dan membantu memadamkan kebakaran hutan PP No. 45 tahun 2004.

2.3.3. Penanganan Pasca Kebakaran Hutan