eksplan menghasilkan tunas sebanyak mungkin bermultiplikasi. Tunas yang terbentuk dipisahkan melalui kegiatan subkultur berulang Kasutjianingati 2004.
2.2.2.1 Media Kultur Jaringan
Media tumbuh yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berupa cair, padat, dan semi padat Triharyanto 2005. Media yang digunakan, baik bentuk
maupun komposisinya dapat mempengaruhi pertumbuhan dari eksplan yang ditanam, sehingga nutrisi yang diberikan harus menyerupai habitat aslinya. Dalam
media tersebut harus terdiri dari unsur hara baik makro maupun mikro, serta karbohidrat berupa gula untuk menggantikan karbon dari atmosfer yang
dihasilkan dari hasil fotosintesis dan agar sebagai pemadat media dan zat pengatur tumbuh Gunawan 1987.
Unsur makro yang biasa digunakan terdiri dari Nitrogen N, Kalium K, Belerang S, Kalsium Ca, Magnesium Mg, dan Fosfor P, sedangkan unsur
mikro yang biasa digunakan terdiri dari Molibdenum Mo, Besi Fe, Boron B, Mangan Mn, Seng Zn, Kobalt Co, dan Chlor Cl. Konsentrasi optimum dari
masing-masing unsur hara untuk pertumbuhan berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman maupun tujuan kultur yang ingin diperoleh Whetherell 1982. Agar
merupakan bahan pemadat yang banyak digunakan. Adapun keuntungan dari penggunaan agar antara lain Gunawan 1987 :
1. Agar dapat membeku pada temperatur ≤ 45
o
C dan mencair pada suhu 100
o
C, sehingga dalam kisaran kultur agar-agar dalam keadaan beku yang stabil.
2. Tidak diserap oleh tanaman
3. Tidak bereaksi dengan persenyawaan penyusun media
Menurut Gamborg and Shyluk 1981 dalam Triharyanto 2005 Media dasar yang banyak digunakan adalah Murashige Skoog MS, karena komposisi
garamnya sesuai untuk morfogenesis, kultur meristem, dan regenerasi tanaman. Dalam media MS biasanya ditambahkan satu atau lebih vitamin yang berfungsi
untuk proses katalis dalam metabolisme eksplan George and Sherrington 1984. Vitamin yang biasa digunakan adalah Myo-inositol, Piridoxin-HCl, Asam folat,
Sianocobacilamin, Riboflafin, Betin, Kolin klorida, Kalsium pantetonut, Piridoxin fosfat, Thiamin-HCl, dan Nicotinamida Wattimena et al. 1992.
2.2.2.2 Zat Pengatur Tumbuh