BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
1.  Pada  tahapan  sterilisasi  dengan  menggunakan  larutan  alkohol  70 menghasilkan  persentase  tingkat  keberhasilan  tertinggi  yaitu  92,76    dengan
kontaminasi jamur dan bakteri terendah. 2.  Pemberian  perlakuan  beberapa  jenis  sitokinin  AdSO
4
,  BAP,  kinetin  dan thidiazuron  dengan  berbagai  konsentrasi  yang  berbeda  0,50;  1,00;  1,50;  dan
2,00 mgl pada media MS berpengaruh sangat nyata terhadap parameter yang diamati.
3.  Pada  tahap  multiplikasi  dihasilkan  dua  jenis  tunas  yaitu  tunas  adventif  dan tunas  lateral.  Rata-rata  jumlah  tunas  adventif  terbanyak  dihasilkan  pada
perlakuan kinetin 1,50 mgl yaitu 2,10 tunas, sedangkan rata-rata jumlah tunas lateral terbanyak dihasilkan pada perlakuan BAP 1,50 mgl yaitu 3,90 tunas.
3.  Konsentrasi  kinetin  0,50  mgl  menghasilkan  rata-rata  pertambahan  tinggi tanaman tertinggi dan jumlah daun terbanyak yaitu 4,33 cm dan 4,70 helai.
4. Pembentukan akar terbanyak dihasilkan pada media kontrol yaitu 8,80 akar. 5. Secara visualisasi, sebagian besar ekplan membentuk kalus kecuali pada media
kontrol dan perlakuan AdSO
4
0,50; 1,00; dan 2,00 mgl.
5.2. Saran
1. Pada penelitian ini media perlakuan kinetin dan BAP dengan konsentrasi 1,50 mgl  dapat  menghasilkan  tunas  adventif  dan  lateral,  sehingga  perlu  dilakukan
pengkajian  lebih  lanjut  untuk  mendapatkan  konsentrasi  yang  optimal  dengan cara meningkatkan konsentrasi atau mempersempit selang konsentrasi.
2.  Media  untuk  pembentukan  akar  sebelum  proses  aklimatisasi  dapat  dilakukan dengan menggunakan media MS.
3.  Perlu  dilakukan  kajian  lebih  lanjut  untuk  meningkatkan  kandungan  senyawa aktif binahong secara in vitro.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin  Z.  1985.  Dasar-dasar  Pengetahuan  Tentang  Zat  Pengatur  Tumbuh. Bandung: Angkasa.
Anonim.  2007.  Binahong:  Anredera  Cordifolia  Ten.  Steenis.  www. plantoamor.com. [29 Nov 2007]
Ariana  E.  2005.  Pengaruh  Konsentrasi  BAP  Benzylaminopurin  terhadap Pertumbuhan Mimba Azadirachta indica A. Juss secara Kultur In Vitro
[skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Avivi  S,  Ikrarwati.  2004.  Mikropropagasi  Pisang  Abaca  Musa  textillis  Nee
melalui  Teknik  Kultur  Jaringan.  Ilmu  Pertanian.  11  2:  27-34. http:digilib.itb.ac.idgdl.php?mod=browseop=readid=jbptitbpp-gdl-
sholehaviv-26419 [21 Jan 2009].
Balitro.  2006.  Rencana  Strategis  Balai  Penelitian  Tanaman  Obat  dan  Aromatik 2006-2009.  Bogor:  Balai  Penelitian  dan  Pengembangan  Pertanian  Pusat
Penelitian  dan  PengembanganPerkebunan  Balai  Penelitian  Tumbuhan Obat dan Aromatik.
Burras JK. 1994. Manual of Climbers and Wall Plants. London: Mcmillan Press LTD.
Damayanti  D,  Sudarsono,  Ika  M,  M  Herman.  2007.  Regenerasi  Pepaya  melalui Kultur In Vitro. Jurnal Agrobiogen. 3 2: 49-54.
Devilana  MR.  2005.  Pengaruh  Sitokinin  TDZ  dan  Auksin  IAA  dan  NAA terhadap  Multiplikasi  Nenas  Ananas  comosus  [L]  Merr.  cv  QUEEN
dalam Perbanyakan Kultur Jaringan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Denish  A.  2007.  Percobaan  Perbanyakan  Vegetatif  Kemaitan  Lunasia  amara Blanco.  melalui  Kultur  Jaringan  [skripsi].  Bogor:  Fakultas  Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor. Fitriani  Y.  2005.  Induksi  Perakaran  Cendana  Santalum  album  Linn  dengan
Beberapa Zat Pengatur Tumbuh melalui Kultur Jaringan [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Gardner  FP,  Pearce  RB,  Mitchell  RL.  1991.  Fisiologi  Tanaman  Budidaya. Herawati Susilo, Penerjemah; Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Gunawan,  LW.  1987.  Teknik  Kultur  Jaringan.  Bogor:  Laboratorium  Kultur Jaringan Tanaman. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB.
_____________.  1992.  Teknik  Kultur  Jaringan  Tanaman.  Bogor:  Pusat  Antar Universitas Bioteknologi Tanaman IPB
George  EF,  Sherrington.  1984.  Plant  Propagation  by  Tissue  Culture.  London: Eastern Press.
Hendaryono  DPS,  A  Wijayani.  1994.  Teknik  Kultur  Jaringan  Pengenalan  dan Petunjuk  Perbanyakan  Tanaman  Secara  Vegetatif-Modern.  Yogyakarta:
Kanisius. Hernani, Djauhariya. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar Swadaya
Huetteman  and  Preece.  1993.  Thidiazuron:  a  potent  cytokinin  for  woody  plant tissue culture. Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 33: 105-119.
Ibrahim  MSD,  N  N  Kristina,  N  Bermawie.  2004.  Studi  Pendahuluan  :  Induksi Kalus  Embriogenik  dari  Eksplan  Daun  Echinaceae  purpurea.  Buletin
TRO.  XV 2: 41-47. Intania.  2005.  Pengaruh  Sitokinin  BAP,  Air  Kelapa  dan  Media  Terhadap
Pertumbuhan  dan  Multiplikasi  Alocasia  suhirmaniana  secara  In  Vitro [skripsi]. Bogor:  Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Julianti M. 23 Juni 2008. Binahong, Tanaman Multikhasiat. Bandung Raya: 17: 2- 5.
Kasutjianingati. 2004. Pembiakan Mikro Berbagai Genotip Pisang Musa spp dan Potensi  Bakteri  Endofitik  Terhadap  Layu  Fusarium  Fusarium
oxysporum  f.  sp.  cubense.  [tesis].  Bogor:  Sekolah  Pascasarjana  Institut Pertanian Bogor.
Lakitan  B.  1996.  Fisiologi  Pertumbuhan  dan  Perkembangan  Tanaman.  Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mattjik AA, IM Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB Press. Mayasari I. 2007. Perbanyakan Iles-iles Amorphophallus mulleri Blume. secara
Kultur  In  Vitro  dengan  Pemberian  Zat  Pengatur  Tumbuh  NAA Naphtalene  acetic  acid  dan  BAP  6-Benzylaminopurin  [skripsi].
Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Menninger  EA.  1970.  Flowering  Vines  of  The  World  an  Encyclopedia  of Climbing Plants. New York: Hearth Side Press Incorporated.
Nasir  M.  2002.  Bioteknologi  :  Potensi  dan  Keberhasilannya  dalam  Bidang Pertanian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nisa  C,  Rodinah.  2005.  Kultur  Jaringan  Beberapa  Kultivar  Buah  Pisang  Musa Paradisiaca  L.  dengan  Pemberian  Campuran  NAA  dan  Kinetin.
Bioscientiae.  2: 23-36.
Nugroho  A,  Sugito  H.  2002.  Pedoman  Pelaksanaan  Teknik  Kultur  Jaringan. Jakarta. Penebar Swadaya.
Nursandi  F.  2000.  Optimalisasi  Proliferasi  Kalus  Mangga  Manalagi  secara  In Vitro. JIPTUMM.
Prawiranata  W,  Said  H,  Pin  T.  1995.  Dasar-dasar  Fisiologi  Tumbuhan.  Jilid  2. Departemen Botani Fakultas Matematika dan IPA IPB: Bogor
PROSEA.  2003.  Plant  Resources  of  South-East  Asia:  Medicinal  and  Poisonous Plant 3. Leiden: Backhuys.
Radji M. 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 3: 113-126.
Rohmah  SN.  2007.  Penggunaan  BAP  dan  2,4  D  dalam  Kultur  In  Vitro  Iles-iles Amorphophallus  muelleri  Blume,  1837  [skripsi]  Bogor:  Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Rostiana O. 2007. Aplikasi Sitokinin Tipe Purin dan Urea pda Multiplikasi Tunas
Anis  Pimpinella anisum L. In Vitro. Jurnal Littri. 13 1: 1-7. Salisbury  FB,  CW  Ross.  1992.  Fisiologi  Tumbuhan.  D.  R  Lukman  dan
Sumaryono,  penerjemah:  Bandung:  ITB.  Terjemahan  dari.  Plant Physiology.
Santoso  U,  F  Nursandi.  2003.  Kultur  Jaringan  Tanaman.  Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Sitompul  SM,  Guritno  B.  1995.  Analisis  Pertumbuhan  Tanaman.  Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.
Sudarmonowati  E,  R  Hartati,  T  Taryana.  2002.  Produksi  Tunas,  Regenerasi  dan Evaluasi  Hasil  Ubi  Kayu  Manihot  esculenta  Indonesia  Asal  Kultur
Jaringan di
Lapang. http:www.unri.ac.idjurnaljurnal_naturevol42enny.pdf.  [  20  Jan
2009] Sukmadjaja,  I  Mariska.  2003.  Perbanyakan  Bibit  Jati  melalui  Kultur  Jaringan
.Bogor. Balai Peneltian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. http:biogen.litbang.deptan.go.idterbitanpdfBuku_20Jati.pdf  [  23
Januari 2009]
Tjondronegoro PD, M Natasaputra, T Kusumaningrat, AW Gunawan, M Djaelani, A  Suwanto.  1989.  Botani  Umum  III.  Departemen  Pendidikan  dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor.
Triharyanto A. 2005. Multiplikasi Tunas Tanaman Gaharu Aquilaria malaccensis lamk  Secara  In  Vitro  [skripsi].  Bogor:  Fakultas  Kehutanan,  Institut
Pertanian Bogor. Tylor J. 1995. Clever Ways with Climbers. Ward lock: London.
USDA.  ______.  Anredera  cordifolia  Ten.  Steenis,  Heartleaf  Madeiravine. http:plants.usda.govjavaprofile?symbol=ANCO6. [29 Nov 2007]
Wattimena  GA.  1988.  Zat  Pengatur  Tumbuh  Tanaman.  Pusat  Antar  Universitas Bioteknologi  IPB  Bekerjasama  dengan  Lembaga  Swadaya  Informasi
IPB: Bogor. ______________,  LW  Gunawan,  NA  Mattjik,  E  Syamsudin,  NMA  Wendi,  A
Ernawati.  1992.  Bioteknologi  Tanaman.  Bogor:  Laboratorium  Kultur Jaringan Tanaman Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB
ā Lembaga Swadaya Informasi IPB.
Wetherell  DF.  1982.  Pengantar  Propagasi  Tanaman  Secara  In  Vitro. Terjemahan. New Jersey: Avery Publishing Group Inc. Wayne.
Wilkins  CP,    JH  Dodds.  1983.  Tissue  Culture  Conservation  of  Woody  Species. J.H. Dodds Ed. Tissue Culture of Tree. The Avi Publishinh Company,
Inc. Connenticut. Wudianto R. 2002. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya.
Zuhud EAM. 2003. Pengembangan Tumbuhan Obat Berbasis Konsep Bioregional Aplikasi  Azas  Keunikan  Sistem  Kedirian  Contoh  Kasus  Taman
Nasional Meru Betiri, di Jawa Timur. Program Pasca Sarjana IPB. Zungsontiporn ____. Global Invasive Plants in Thailand and its Status and a Case
Study  of  Hydrocotyle  umbellata  L.  Weed  Science  Group,  Plant Protection  Research  and  Development  Office,  Department  of
Agriculture. Thailand.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Susunan kimia zat pengatur tumbuh
AdSO
4
Adenin sulfat BAP
6-benzylaminopurine
kinetin 6-furfurylaminopurine
T
hidiazuron N-phenyl-
Nā-1,2,3- thiadiazol-5-penylurea
Lampiran  2   Komposisi media MS Murashige  Skoog
Nama Bahan Kimia
Komposisi Mgl
Penimbangan untuk 1 liter stok
Pemipetan untuk 1 liter media
Stok A NH
4
NO
3
1650 165 gram
10 ml Stok B
KNO
3
1900 190 gram
10 ml Stok C
CaCl
2
.2H
2
O 440
44 gram 10 ml
Stok D MgSO
4
.7H
2
O 370
37 gram 10 ml
KH
2
PO
4
170 17 gram
Stok E H
3
BO
3
6.2 0.62 gram
10 ml KI
0.83 0.083 gram
MnSO
4
.H
2
O 16.9
1.69 gram ZnSO
4
.7H
2
O 8.6
0.86 gram CuSO
4
.5H
2
O 0.025
0.0025 gram Na
2
MoO
4
.2H
2
O 0.25
0.025 gram CoCl
2
.6H
2
O 0.025
0.0025 gram Stok F
FeSO
4
.7H
2
O 27.8
2.78 gram 10 ml
Na
2
EDTA 37.3
3.37 gram Stok 1
Thiamine.HCl 0.1
100 mg100 ml 0.1 ml
Stok 2 Pyridoxin.HCl
0.5 100 mg100 ml
0.1 ml Stok 3
Nicotinic Acid 0.5
100 mg100 ml 0.1 ml
Stok 4 Glicine
2 100 mg100 ml
2.0 ml Myo-Inositol
100 Langsung
ditimbang Gula
30 gram Langsung
ditimbang Agar
8 gram Langsung
ditimbang
Lampiran  3    Rata-rata  pertumbuhan  yaitu  jumlah  tunas,  pertambahan tinggi, jumlah daun, dan jumlah akar.
a. Jumlah tunas adventif