Pembentukan Plantlet Tanaman yang Lengkap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kultur Jaringan

BAP 6-benzylaminopurine merupakan sitokinin sintesis yang memiliki berat molekul sebesar 255,26 gmol dengan rumus molekul C 12 H 11 N 5 Santoso dan Nursandi 2003 berfungsi dalam mendorong pembelahan sel. Menurut Bhojwani dan Razdan 1983 dalam Rohmah 2007 BAP merupakan sitokinin yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan karena paling efektif untuk merangsang pembentukan tunas, lebih stabil, dan tahan terhadap oksidasi serta paling murah diantara jenis sitokinin lainnya. Kinetin 6-furfurylaminopurine merupakan hormon golongan sitokinin yang pertama kali ditemukan Wetherell 1982 dan jenis sitokinin alami yang dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Kinetin berfungsi untuk pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Dalam pertumbuhan jaringan, sitokinin bersama-sama dengan auksin memberikan pengaruh interaksi terhadap deferensiasi jaringan Sriyanti dan Wijayani 1994 dalam Nisa dan Rodinah 2005. Thidiazuron N-phenyl- N’-1,2,3-thiadiazol-5-penylurea merupakan sitokinin aktif yang biasa digunakan untuk tumbuhan berkayu dalam kutur jaringan. Jenis sitokinin ini efektif dalam mikropropagasi untuk jenis tumbuhan kayu yang rekalsitran. Dengan konsentrasi yang rendah dapat menginduksi dengan baik jika dibandingkan dengan sitokinin jenis lainnya. Selain itu thidiazuron dapat digunakan untuk kegiatan elongasi dan dapat menstimulasi pembentukan kalus Huetteman and Preece 1993.

2.2.3. Pembentukan Plantlet Tanaman yang Lengkap

Tahapan ini bertujuan untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat, sehingga dapat bertahan hidup sampai dipindahkan dari lingkungan in vitrokepada lingkungan rumah kaca. Pada saat pembentukan akar, komposisi hormon dalam media diubah, seperti penambahan hormon auksin dengan kadar yang rendah Wetherell 1982. Proses selanjutnya adalah aklimatisasi yang bertujuan untuk mengadaptasikan tanaman hasil kultur terhadap lingkungan baru sebelum ditanam di lahan yang sebenarnya Nugroho dan Sugito 2002.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kultur Jaringan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi dalam kultur jaringan antara lain nutrisi , pH, temperatur, kelembaban udara dan cahaya. Ruang kultur sebaiknya memiliki fasilitas penyinaran, temperatur, dan sirkulasi udara yang memadai untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan kultur yang ditanam. Sel-sel yang dikembangkan dengan kultur in vitro mempunyai toleransi pH relatif sempit, dengan titik optimum antara 5,0-6,0. Senyawa fosfat dalam media kultur jaringan mempunyai peran penting dalam menstabilkan pH Wetherell 1982. Temperatur optimum yang mempengaruhi pertumbuhan umumnya berkisar antara 20-30 o C Hendaryono dan Wijayanti 1994. Wattimena et al 1992 menyebutkan bahwa RH ruang tumbuh kultur 70 , dimana di dalam tabung membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pencahayaan kultur adalah panjang gelombang, intensitas cahaya dan photoperiodism. Kekuatan penyinaran lampu yang diperlukan selama 16 jam. Namun untuk pembentukan kalus yang maksimal dapat terjadi di tempat yang lebih gelap Hendaryono dan Wijayanti 1994.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikropropagasi Tanaman Balai Pengkajian Bioteknologi Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT Serpong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 sampai Januari 2009.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi laminar air flow cabinet, lemari es, autoclave, microwave, timbangan analitik, pH meter, shaker, tabung kultur dan rak kultur, gelas piala, labu ukur, corong glass, pengaduk magnetik, plastik wrap, micropipet, pipet, aluminium foil, gunting taman, tabung, timer, gunting, cawan petri, sprayer, pinset, tissu steril, dan pisau scalpel, serta alat-alat lain yang biasa digunakan. Untuk mengetahui kondisi ruang kultur terdapat alat pengontrol suhu dan kelembaban.

3.2.2 Bahan

3.2.2.1 Media

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media MS Murashige dan Skoog sesuai dengan komposisi pada lampiran 2, sedangkan untuk media perlakuan ditambahkan zat pengatur tumbuh berupa AdSO 4, BAP, kinetin dan thidiazuron dengan taraf konsentrasi 0,50; 1,00; 1,50 dan 2,00 mgl. Media dasar yang dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan pemadat agar-agar.

3.2.2.2 Eksplan

Bahan Eksplan yang digunakan adalah ruas batang tanaman binahong Anredera cordifolia [Ten.] Steenis yang diperoleh dari koleksi Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Serpong yang berasal dari Sumedang.

3.2.2.3 Sterilisasi

Bahan-bahan sterilisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan Benzalkonium chloride 1,5 , larutan bakterisida dan fungisida, betadine, larutan clorok 10 dan 5, larutan alkohol 70 dan 96, serta air steril.

Dokumen yang terkait

Respon Tunas Gaharu ( Aquilaria malacensis) secara In Vitro terhadap Pemberian ZPT

3 51 55

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 28 89

Efektivitas Estrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenora) Steen ) dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Fusarium

1 16 17

ji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi secara in vitro;

1 6 17

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh Batang Bawah dan Jenis Tunas pada Mikrografting Manggis (Garcinia mangostana) secara In Vitro Effect of Rootstock and Shoot Types on In Vitro Mangosteen (Garcinia mangostana) Micrografting

0 0 7

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Vitamin terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium laxiflorum J.J Smith secara In Vitro

0 0 6

Pertumbuhan Tunas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Genotipe Jame-jame secara In Vitro In Vitro Shoots Growth of Cassava (Manihot esculenta Crantz.) Jame-jame Genotype

0 0 7

PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERBANYAKAN MIKRO TANAMAN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

0 1 9

Formulasi Emulgel yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Uji Aktivitasnya terhadap Propionibacterium acnes secara In Vitro

0 0 9