Rata-rata pertambahan tinggi dapat dilihat pada gambar 9 yang menunjukkan bahwa semua perlakuan mengalami peningkatan setiap minggunya
hingga akhir pengamatan. Tanaman binahong memberikan respon yang berbeda- beda pada pemberian beberapa jenis sitokinin terhadap tinggi tanaman. Pada
gambar 9 menunjukkan bahwa penambahan kinetin 0,50 mgl merupakan media yang paling tepat untuk pertambahan tinggi binahong dalam kultur in vitro.
4.2.3 Jumlah Daun
Menurut Humphries dan Wheeler 1963 dalam Gardner et al 1991 daun merupakan salah satu organ tanaman yang diperlukan untuk penyerapan dan
pengubahan energi cahaya. Energi tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan. Pembentukan jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
Daun dapat dijadikan salah satu parameter pengamatan karena daun berfungsi sebagai penerima cahaya dan alat fotosintesis Sitompul dan Guritno 1995. Pada
pengamatan daun, parameter yang diamati hanya jumlah daun yang terbentuk pada eksplan.
Daun yang terbentuk dari setiap perlakuan penambahan jenis sitokinin memiliki perbedaan. Dalam media kultur yang telah ditambah AdSO
4
memperlihatkan kondisi daun yang berwarna hijau muda segar, berukuran besar dan relatif seragam, sedangkan pada media perlakuan BAP, kinetin dan
thidiazuron daun berwarna hijau tua dan beberapa diantaranya terdapat warna merah keunguan pada bagian permukaan bawah daun. Selain itu ukuran daun
yang dihasilkan dari ketiga jenis sitokinin tersebut relatif kecil. Hal ini dimungkinkan pada hormon BAP, kinetin, dan thidiazuron lebih terkonsentrasi
untuk pembentukan tunas. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 maka
dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan beberapa jenis sitokinin dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
jumlah daun tabel 3 dengan nilai probability P yaitu ,0001 lebih kecil dari nilai α 0,05, sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan yang dapat dilhat pada
tabel 8.
Tabel 8 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap rata-rata jumlah daun Tanaman binahong Anredera cordifolia [Ten.] Stenis pada akhir pengamatan 8
MST Konsentrasi
Jenis sitokinin AdSO
4
BAP Kinetin
Thidiazuron 0,50 mgl
4,60
a
1,30
d
4,70
a
0.60
d
1,00 mgl 4,60
a
1,50
d
1,90
bcd
2,00
bcd
1,50 mgl 3,50
ab
0.90
d
2,20
bcd
1,30
d
2,00 mgl 4,50
a
1,50
d
1,70
cd
3,30
abc
Kontrol MS 4,30
a
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata
untuk kolom yang sama pada uji DMRT 5 .
Perlakuan beberapa jenis sitokinin dengan konsentrasi yang berbeda pada media kultur memberikan respon terhadap jumlah daun yang bervariasi. Rata-rata
jumlah daun dalam setiap kultur pada setiap minggunya mengalami perubahan dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10 Rata-rata jumlah daun binahong tiap minggu pada berbagai
perlakuan.
Gambar 10 menunjukkan bahwa penambahan jumlah daun pada setiap perlakuan berbeda-beda. Rata-rata jumlah daun pada akhir pengamatan terbanyak
adalah 4,70 helai yang dihasilkan pada kinetin 0,50 mgl. Penambahan konsentrasi kinetin semakin tinggi menunjukkan jumlah daun yang semakin sedikit. Kondisi
ini berbanding terbalik dengan perlakuan penambahan thidiazuron dan BAP pada media. semakin tinggi konsentrasi thidiazuron dan BAP yang diberikan maka
semakin banyak daun yang dihasilkan. Setiap minggu rata-rata jumlah daun mengalami perubahan, hal ini
disebabkan terjadinya pertambahan dan pengurangan jumlah daun. Pertumbuhan terlihat dengan adanya daun baru yang terbentuk, sedangkan pengurangan dapat
diketahui karena daun mengalami kerontokan. Kerontokan pada daun yang terjadi pada minggu ketiga untuk perlakuan thidiazuron 1,50 mgl dan BAP 1,5 mgl.
Hingga akhir pengamatan kerontokan daun terus terjadi. Daun yang rontok dari batang didahului dengan perubahan struktur dan susunan kimia pada daerah di
sekitar pangkal petiola Tjondronegoro dkk 1989. Hal ini terjadi karena dalam media terjadi kekurangan unsur nitrogen N, perubahan pH dan akumulasi zat
pengatur tumbuh lainnya seperti Asam Abisat ABA. Menurut Lakitan 1996 ABA berperan dalam menyebabkan penguguran daun, bunga atau buah. Selain
ABA juga terdapat ZPT lain yang berperan dalam proses perontokan organ tanaman yaitu etilen. Daun yang rontok mengalami perubahan warna hal ini dapat
dilihat pada gambar 10.
Gambar 11 Daun rontok pada minggu ke empat.
Beberapa organ tanaman memiliki pola pertumbuhan determinate sedangkan organ-organ yang lain bersifat in-determinate. Pola pertumbuhan
determinate dicirikan oleh pertumbuhan organ sampai mencapai ukuran maksimal. Kemudian pertumbuhan terhenti, organ menjadi tua dan akhirnya
rontok. Organ tanaman yang mempunyai pola pertumbuhan determinate salah satunya adalah daun Lakitan 1996.
4.2.4 Jumlah Akar