Monyet Ekor Panjang Penggunaan Ruang secara Vertikal

42

a. Monyet Ekor Panjang

Pada beberapa primata, persaingan intraspesifik dalam mencari makan berkembang dengan bertambahnya ukuran kelompok melalui persaingan campur tangangangguan Isbell 1991. Monyet ekor panjang adalah satwa teresterial dan analisis rata-rata posisi ketinggian aktivitas menunjukkan bahwa monyet ekor panjang cenderung menempati strata tajuk yang lebih rendah daripada lutung. Oleh karena itu aktivitas harian monyet ekor panjang banyak dilakukan pada atau dekat dengan permukaan tanah. Persentase aktivitas harian monyet ekor panjang pada permukaan tanah dengan di pohon berdasarkan waktu disajikan pada Gambar 8 berikut ini. Gambar 8. Persentase penggunaan pohon untuk beraktivitas monyet ekor panjang. Posisi ketinggian aktivitas harian setiap koloni monyet ekor panjang yang diamati disajikan secara lengkap pada Gambar 9 sampai dengan Gambar 12. Koloni Cihaur memulai aktivitasnya antara pukul 5.20-5.46 WIB pada cuaca cerah dan berakhir pada pukul 18.10-18.21 WIB. Individu anggota koloni ini mulai beraktivitas di tanah pada pukul 7.26-10.35 WIB. Pada sela-sela aktivitas pada permukaan tanah, monyet ekor panjang juga melakukan aktivitas pada pohon. Koloni Ciahur ini tidak menggunakan pohon sarang yang sama setiap harinya. 43 Gambar 9. Posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang koloni Cihaur berdasarkan kelas umur Aktivitas koloni Goa Cirengganis dimulai pada pukul 5.20-5.46 WIB saat cuaca cerah dan berakhir pada pukul 18.10-18.25 WIB. Aktivitas pada permukaan tanah dimulain pada pukul 7.27-10.26 WIB. Keunikan koloni ini yaitu pada sekitar pukul 11.00-13.00 WIB semua anggota koloni berkumpul dan beraktivitas di sekitar Goa Cirengganis. Perilaku ini berlangsung rutin setiap hari, meskipun wilayah jelajah harian yang digunakan berbeda-beda. Gambar 10. Posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang koloni Goa Cirengganis berdasarkan kelas umur 44 Pada awal pengambilan data lapangan koloni ini menggunakan wilayah jelajah di sebelah utara Goa Cirengganis, sedangkan pada akhir pengambilan data lapangan koloni ini menggunakan wilayah jelajah di sebelah selatan Goa Cirengganis. Koloni ini tidak mempunyai pohon sarang yang tetap. Diduga perilaku ini merupakan strategi anti predator dan juga untuk mendekati keberadaan tumbuhan sumber pakan. Gambar 11. Posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang koloni Pasir Putih Utara berdasarkan kelas umur Ukuran koloni monyet Pasir Putih Utara merupakan terbesar diantara koloni yang diamati, namun luas wilayah jelajahnya lebih kecil dibandingkan dengan koloni Pasir Putih Selatan dan Goa Cirengganis. Individu anggota koloni ini pada kondisi cuaca cerah memulai aktivitasnya antara pukul 5.20-5.26 WIB dan berakhir sekitar pukul 18.11-18.30 WIB. Aktivitas di tanah koloni Pasir Putih Utara ini dimulai antara pukul 6.17-8.46 WIB. Koloni ini selama pengambilan data lapangan berlangsung diketahui hanya menggunakan satu pohon sarang yaitu F. sumatrana , teramati sebanyak 2 kali melakukan aktivitas renangmandi dan mempunyai wilayah jelajah harian tetap. Koloni Pasir Putih Utara ini paling banyak melakukan aktivitas di tanah dibandingkan dengan koloni monyet ekor panjang lainnya Gambar 11. 45 Berbeda dengan koloni Pasir Putih Utara, koloni monyet ekor panjang Pasir Putih Selatan mempunyai wilayah jelajah paling luas diantara koloni lain yang diamati yaitu 20,48 ha. Aktivitas individu anggota koloni ini pada kondisi cuaca cerah dimulai sekitar pukul 5.20-5.30 WIB dan pada kondisi cuaca mendung sekitar pukul 5.36-5.40 WIB. Aktivitas harian koloni ini berakhir antara pukul 18.10-18.45 WIB. Aktivitas pada permukaan tanah dimulai sekitar pukul 6.41- 8.06 WIB. Berbeda dengan koloni tetangganya yaitu koloni Pasir Putih Utara, koloni ini selama pengambilan data lapangan tidak mempunyai pohon sarang yang tetap. Gambar 12. Posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang koloni Pasir Putih Selatan berdasarkan kelas umur Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang masing- masing koloni disajikan pada Gambar 13. Intensitas penggunaan pohon dalam aktivitas monyet ekor panjang mencapai puncaknya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur dan pada sore hari menjelang tidur. 46 Gambar 13. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang berdasarkan koloni Posisi ketinggian aktivitas monyet ekor panjang pada pohon baik sendiri maupun bersama lutung berdasarkan frekuensinya disajikan pada Tabel 6. Sebanyak 70,42 aktivitas monyet ekor panjang di pohon berada pada strata C yaitu ketinggian 4 -18 m dari permukaan tanah. Tabel 6. Posisi ketinggian aktivitas harian monyet ekor panjang pada pohon berdasarkan frekuensi No Strata Tajuk Monyet ekor panjang Sendiri Bersama lutung Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 Strata A 30 m 2 Strata B 18 - 30 m 238 16,73 24 1,69 3 Strata C 4 - 18 m 831 58,40 171 12,02 4 Strata D 1 - 4 m 89 6,25 58 4,08 5 Strata E 0 - 1 5 0,35 7 0,49 Jumlah 1163 81,73 260 18,27 Posisi ketinggian monyet ekor panjang pada pohon seperti aktivitas berpindah, makan, istirahat dan sosial disajikan pada Tabel 7. 47 Tabel 7. Rata-rata posisi ketinggian setiap aktivitas monyet ekor panjang pada pohon No Aktivitas Rata-rata Posisi Ketinggian m Selang ketinggian m 1 2 3 4 Berpindah Makan Istirahat Sosial 10, 98 12,54 12,23 10,63 0 - 30 1 - 30 1 - 30 0 - 30 Berdasarkan analisis statistik perbandingan rata-rata setiap aktivitas dengan menggunakan Independent- Samples T Test dengan a+ =0,05 diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas berpindah dengan aktivitas makan monyet ekor panjang pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig.2-tailed 0,000 atau a+0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 4. Posisi ketinggian monyet ekor panjang dalam melakukan aktivitas berpindah berbeda dengan posisi ketinggian pada saat makan. Sebagian besar aktivitas berpindah antar pohon pada monyet ekor panjang berada lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan posisi makan. 2. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas berpindah dengan aktivitas istirahat monyet ekor panjang pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig.2-tailed 0,007 atau a 0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 5. Aktivitas istirahat monyet ekor panjang pada pohon berada pada posisi lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berpindah. 3. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas berpindah dengan aktivitas sosial monyet ekor panjang pada pohon tidak berbeda nyata atau H0 diterima dengan Sig.2-tailed 0,530 atau aI 0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 6. Sebagian besar aktivitas sosial monyet ekor panjang dilakukan pada cabang pohon yang rendah, biasanya pada pangkal cabang. Kondisi ini berkaitan dengan unsur keamanan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas sosial. 4. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas makan dengan aktivitas istirahat monyet ekor panjang pada pohon tidak berbeda nyata atau H0 diterima dengan Sig.2-tailed 0,552 atau aU0,025. Analisis disajikan pada 48 Lampiran 7. Pada umumnya aktivitas istirahat dilakukan di sela-sela aktivitas makan, sehingga posisi ketinggian satwa cenderung tidak berubah 5. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas makan dengan aktivitas sosial monyet ekor panjang pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig.2- tailed 0,002 atau a« 0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 8. Aktivitas makan banyak dilakukan pada ujung tajuk, sedangkan aktivitas sosial dilakukan pada cabang atau pangkal cabang. Data tersebut menunjukkan bahwa posisi ketinggian aktivitas makan dengan sosial berbeda. 6. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas istirahat dengan aktivitas sosial monyet ekor panjang pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig.2-tailed 0,012 atau aH0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 9. Gerak-gerik satwaliar untuk memenuhi rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan rangsangan yang datang dari lingkungannya disebut perilaku. Satwaliar mempunyai berbagai perilaku dan proses fisiologis untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Untuk mempertahankan kehidupannya, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang agresif, melakukan persaingan dan bekerjasama untuk mendapatkan pakan, pelindung, pasangan untuk kawin, reproduksi dan sebagainya Alikodra 2002. Gambar 14. Aktivitas sosial monyet ekor panjang Gambar 15. Lutung istirahat Pengetahuan tentang perilaku penting dalam pengelolaan satwaliar yang berkoeksitensi. Pada kasus monyet ekor panjang dan lutung di CAP, monyet ekor 49 panjang lebih agresif dibandingkan lutung. Lutung cenderung menghindar dari monyet ekor panjang apabila terjadi tumpang tindih ruang, waktu dan sumberdaya secara bersamaan meskipun kondisi tersebut jarang sekali ditemui. Perilaku yang diamati yaitu aktivitas berpindah meliputi berjalan quadropedal , berlari kecil, berpindah bipedal, meloncat, bergelantungan, berenang, memanjat dan menuruni pohon. Aktivitas makan meliputi makan, minum dan foraging. Selanjutnya, aktivitas istirahat meliputi istirahat, self- grooming dan tidur. Aktivitas sosial meliputi social grooming, kawin, bermain, berkelahi, belajar berkelahi dan belajar kawin. Gambar 16. Rata-rata persentase waktu aktivitas harian monyet ekor panjang Persentase waktu aktivitas harian monyet ekor panjang meliputi berpindah 26,51, makan 29,47 , istirahat 26,67 dan sosial 17,34 , data tersebut berbeda dengan Ratna 2004 bahwa aktivitas berpindah yaitu 25,99, makan 24,63, istirahat 27,76 dan sosial 21,61. Hasil tersebut juga berbeda dengan Callithrix geoffroyi di Brazil bahwa persentase waktu aktivitas istirahat yaitu 29, makan 34,7, berpindah 20,4, sosial 13 dan lain-lain 2,9 Passamani 1998. 50 Gambar 17. Monyet minum air sungai Gambar18.Monyet menggendonganak Gambar 19. Rata-rata persentase waktu aktivitas harian monyet ekor panjang berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin Semakin muda kelas umur maka aktivitas makan hariannya semakin besar. Hal ini sesuai dengan penelitian Hashimoto 1991 bahwa ukuran tubuh kecil dan kurangnya kemampuan makan menyebabkan aktivitas makan kelas umur anak tidak secepat kelas umur dewasa. Persentase aktivitas berpindah tertinggi yaitu pada individu dewasa jantan DJ yaitu 34 . Individu DJ merupakan subordinat sehingga harus bersaing dengan alpha male terutama dalam aktivitas seksual sosial. Oleh karena itu persentase waktu aktivitas sosial individu DJ terendah daripada kelas umur lainnya Gambar 19. 51

a. Lutung