24
C. Ekosistem dan Kondisi Biologis Kawasan 1.
Ekosistem
Kawasan CAP mempunyai beberapa tipe ekosistem, antara lain: a. Ekosistem pantai didominasi oleh butun Barringtonia asiatica, ketapang
Terminalia cattapa , nyamplung Calophylum inophyllum, pandan Pandanus
tectorius .
b. Ekosistem hutan dataran rendah, didominasi oleh jenis laban Vitex pubescens, kondang Ficus variegata, marong Cratoxylon formosum, kisegel Dilenia
excelsa .
c. Ekosistem hutan tamanan, didominasi oleh jati Tectona grandis dan mahoni Swietenia macrophyla
.
2. Kondisi Biologis Kawasan
a. Keanekaragaman Flora
Lebih dari 642 jenis tumbuhan hidup di dalam kawasan CAP dari berbagai tingkatan pohon, herba, perdu, tumbuhan bawah, liana, epifit, dan 80 jenis
diantaranya merupakan jenis tumbuhan obat. Jenis flora yang terdapat di kawasan CAP antara lain kelompok pohon sebanyak 249 species, perdu 71 species, liana
65 species dan semak 193 species. Terdapat 53 species jenis rumput yang tersebar hampir
diseluruh kawasan
terutama mendominasi
ketiga lapangan
penggembalaan. Epifit terdapat sebanyak 26 species dan parasit berjumlah 10 species BKSDA 2006.
Tumbuhan yang paling mendominasi kawasan CAP dan merupakan hutan tanaman yaitu jenis T. grandis dan mahoni S. macrophylla mencapai luas ± 20 ha.
Hampir
±
30 dari seluruh kawasan CAP ditutupi oleh hutan sekunder tua yang didominasi oleh V. pubescens, D. excelsa dan C. formosum. Selebihnya terdiri
dari hutan primer yang didominasi oleh jenis popohan Buchanania arborescens, F. variegata
, kokosan monyet Dysoxylum caulaostachyum BKSDA 2006.
b. Keanekaragaman Fauna
Kawasan CAP selain terdapat flora juga banyak terdapat jenis fauna yang cukup menarik dan perlu adanya upaya penanganan yang lebih serius dan upaya
25 perlindungan. Jenis-jenis fauna tersebut yaitu: kelompok mamalia sebanyak 30
jenis, amphybia sebanyak 5 jenis, reptilia sebanyak 16 jenis dan aves sebanyak 99 jenis BKSDA 2006.
Beberapa satwa yang dapat dijumpai di CAP antara lain kelompok mamalia seperti banteng Bos javanicus,
rusa Cervus timorensis, mencek Muntiacus muntjak
, trenggeling Manis javanica, lutung Trachypithecus auratus, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, tando Cynocephalus variegatus, jelarang
Ratufa bicolor . Kelompok aves antara lain kangkareng Antracoceros convexus,
ayam hutan Gallus gallus varius, tulung tumpuk Megalaima lineata. Sedangkan kelompok reptilia antara lain biawak dan berbagai jenis ular BKSDA 2006.
c. Keunikan
Salah satu jenis flora langka dan juga dapat dikatakan unik yang hidup di CAP adalah bunga raflesia Rafflesia padma. Bunga ini pertama kali ditemukan
di CAP oleh Mr. Apelman pada tahun 1939. Penemuan bunga ini telah mengubah status kawasan konservasi dari Suaka Margasatwa menjadi Cagar Alam pada
tahun 1961.
R. padma merupakan tumbuhan bersifat endemik parasit sejati pada
tumbuhan liana kibalera Tetrastigma lanceolairu. Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk menemukan kuncup R. padma adalah dengan mencari
tumbuhan inangnya terlebih dahulu. Pada kawasan CAP bunga raflesia ini dapat ditemukan sekitar air terjun dan sekitar Pantai Pasir Putih
Bunga R. padma mencapai puncak perkembangannya yaitu antara bulan Juli sd September, bertepatan dengan datangnya musim hujan. Namun sekarang
keberadaanya semakin sulit ditemui karena adanya perubahan iklim dan habitatnya terganggu oleh aktifitas manusia. Oleh karena sifatnya yang endemik,
khas dan unik maka Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis menjadikan bunga ini sebagai maskot kabupaten BKSDA 2006.
IV. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini berlangsung di CAP pada koordinat 108
o
39’05”- 108
o
40’12”BT, 7
o
42’03”–7
o
42’36”LS, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan pengumpulan data lapangan dilakukan Januari - April 2009 bertepatan dengan
pergantian musim penghujan ke musim kemarau.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta CAP, 1 buah kompas Shunto, 1 buah teropong binokuler 8x21 Konica, 1 buah hagameter,
1 buah GPS receiver Garmin Maps 76 CSX, 1 buah pita meter, 2 buah phi ban, 1 buah kamera digital Olympus E420, 1 buah stopwatch, tali rafia, 1 botol alkohol
70, kertas koran, sasak, 1 buah gunting, label gantung, alat tulis, tally sheet, bagian tumbuhan yang tidak teridentefikasi, perangkat lunak ArcView 3.3 dan
SPSS 16.0 for Windows serta komputer.
C. Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa:
1. Data penggunaan ruang secara vertikal 2. Data penggunaan ruang secara horizontal
3. Karakteristik pohon yang menjadi media penggunaan sumberdaya 4. Daftar tumbuhan sumber pakan monyet ekor panjang dan lutung
Data sekunder berupa : peta digital CAP, daftar jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pakan dari text book, skripsi, tesis, desertasi, jurnal dan
laporan penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Data sekunder diperoleh dari wawancara dengan pengelola kawasan dan studi literatur seperti text book Ecological Methodology, Principles of Wildlife
Management, Fundamental of Ecology dan lain-lain, data hasil penelitian
sebelumnya skripsi, tesis, desertasi dan laporan penelitian, jurnal American