Lutung Penggunaan Ruang secara Vertikal

51

a. Lutung

Menurut Lekagul McNeely 1977 lutung adalah satwa arboreal yang beraktivitas pada siang hari. Sebagai satwa arboreal lutung melakukan semua aktivitasnya di pohon, namun hal ini tidak berlaku pada populasi lutung di CAP. Gambar 20. Persentase penggunaan pohon untuk beraktivitas lutung Lutung di CAP acap kali terlihat beraktivitas pada permukaan tanah, terutama untuk aktivitas makan, berpindah dan istirahat meskipun dalam satuan waktu yang tidak lama. Berdasarkan waktu perbandingan aktivitas harian lutung pada permukaan tanah dengan pada pohon adalah 0,41 berbanding 99,59, seperti yang disajikan pada Gambar 20. Aktivitas makan lutung pada permukaan tanah dilakukan karena merasa aman dan keberadaan sumber pakan. Sumber pakan lutung tersebut antara lain P. valentonic , paku hata Lygodium circinatum dan serangga semut dan rayap. 52 Gambar 21. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian lutung koloni Cihaur berdasarkan kelas umur Ketinggian aktivitas harian individunya sebagian besar dilakukan pada ketinggian sekitar 10 m dari permukaan tanah dan relatif seragam. Akan tetapi individu dewasa betina DB pernah terlihat makan P. valentonic pada permukaan tanah. Ketinggian aktivitas individu anggota koloni Cihaur antara 2,5 – 32m. Gambar 22. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian lutung koloni Goa Cirengganis berdasarkan kelas umur 53 Berbeda dengan koloni lutung Cihaur, koloni Goa Cirengganis yang merupakan koloni terbesar diantara koloni lainnya, aktivitas masing-masing kelas umur pada ketinggian yang beragam Gambar 22. Ketinggian aktivitas harian koloni Goa Cirengganis antara 2,5 -27 m. Kemungkinan hal ini disebabkan karena ukuran koloni yang besar sehingga terjadi persaingan intespesifik dalam berbagai aktivitas. Hal tersebut berhubungan dengan strata sosial dan ukuran tubuh individu anggotanya seperti yang diungkapkan Shelley et al. 2004 bahwa ukuran tubuh yang besar bermanfaat dalam melawan pesaing interspesifiknya. Namun demikian ukuran tubuh juga menjadi kelemahan ketika sumberdaya pakan terpatas, karena tubuh yang besar memerlukan pakan yang lebih banyak Julien- Laferriere 1999. Gambar 23. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian lutung koloni Pasir Putih Utara berdasarkan kelas umur Ketinggian aktivitas koloni lutung Pasir Putih Utara yaitu antara 6 – 24 m. Aktivitas pengunjung pada wilayah jelajah koloni ini tinggi namun hal itu tidak begitu berpengaruh pada perilaku, terutama perilaku makan. Posisi ketinggian aktivitas koloni lutung Pasir Putih Selatan yaitu antara 7 – 24 m, seperti disajikan pada Gambar 24. Dalam melakukan aktivitas hariannya semua kelas umur pada koloni ini selalu berada pada ketinggian diatas 7 m. 54 Gambar 24. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian lutung koloni Pasir Putih Selatan berdasarkan kelas umur Gambar 25. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas harian lutung berdasarkan koloni Ketinggian aktivitas harian lutung masing-masing koloni maksimal yaitu 29 m kelas umur tua pada koloni Cihaur dan terendah yaitu 2,5 m kelas umur dewasa koloni Cihaur dan koloni Goa Cirengganis. Perbedaan posisi ketinggian aktivitas antar koloni baik monyet ekor panjang maupun lutung ini karena penyebaran dan kelimpahan sumber pakan. Weathley 1974 menyatakan bahwa 55 prinsip penting perilaku satwa berhubungan dengan penyebaran dan kelimpahan sumber pakan. Posisi ketinggian aktivitas harian setiap koloni lutung yang disajikan pada Gambar 25 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ketinggian aktivitas pada pagi hari dengan sore hari menjelang tidur. Hal ini terjadi karena keempat koloni tersebut tidak pernah menggunakan pohon sarang yang tetap dan tidur secara menyebar tidak berkumpul dalam satu pohon sarang. Ketinggian aktivitas harian lutung pada pohon baik sendiri maupun bersama dengan monyet ekor panjang berdasarkan frekuensinya disajikan pada Tabel 8. Tabel tersebut menunjukkan bahwa strata C merupakan strata tajuk yang paling sering digunakan untuk beraktivitas lutung baik sendiri maupun bersama moyet ekor panjang. Tabel 8. Posisi ketinggian aktivitas harian lutung pada pohon berdasarkan frekuensi. No Strata Tajuk Lutung Sendiri Bersama monyet Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 Strata A 30 m 3 0,32 4 0,32 2 Strata B 18 - 30 m 162 10,33 71 4,53 3 Strata C 4 - 18 m 1077 68,64 179 11,41 4 Strata D 1 - 4 m 61 3,89 6 0,38 5 Strata E 0 - 1 6 0,38 Jumlah 1309 83,56 260 16,63 Berdasarkan jenis aktivitasnya, posisi ketinggian aktivitas harian lutung dapat dibedakan menjadi 4 empat jenis yaitu berpindah, makan, istirahat dan sosial. Posisi ketinggian lutung berdasarkan jenis aktivitasnya disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Rata-rata posisi ketinggian setiap aktivitas lutung pada pohon No Aktivitas Rata-rata posisi ketinggian m Selang ketinggian m 1 2 3 4 Berpindah Makan Istirahat Sosial 11,29 13,71 12,76 13,09 2 - 33 1 - 34 0 - 33 0 - 26 56 Analisis statistik perbandingan rata-rata setiap aktivitas lutung dengan menggunakan Independent- Samples T Test dengan aB= 0,05 yaitu : 1. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas berpindah dengan aktivitas makan lutung pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig. 2-tailed 0,000 atau aQ0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 10. Posisi ketinggian lutung saat berpindah berbeda dengan posisi ketinggian saat makan. Rata-rata ketinggian aktivitas makan lebih tinggi daripada aktivitas berpindah. Kebanyakan aktivitas makan dilakukan pada ujung tajuk sebagai akibat keberadaan sumber pakan lutung yang mayoritas berupa daun muda dan pucuk. 2. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas berpindah dengan aktivitas istirahat lutung pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig. 2-tailed 0,000 atau aH0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 11. Perbedaan rata-rata ketinggian aktivitas berpindah dan istirahat ini karena pada saat berpindah lutung sering menggunakan sisi tajuk yang terdekat dengan dengan pohon tujuan dan kebanyakan bukan bagian puncak tajuk pohon. Aktivitas istirahat lutung lebih sering menggunakan pangkal cabang atau cabang yang relatif datar dan teduh. 3. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas berpindah dengan aktivitas sosial lutung pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig. 2-tailed 0,001 atau aî 0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 12. Posisi ketinggian aktivitas berpindah lebih rendah daripada aktivitas sosial. 4. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas makan dengan aktivitas istirahat lutung pada pohon berbeda nyata atau H0 ditolak dengan Sig. 2-tailed 0,013 atau a„0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 13.Pada saat beraktivitas aktivitas makan, lutung jarang terlihat beristirahat. Kondisi tersebut terjadi karena waktu istirahat dan makan individu anggota koloni lutung lebih teratur dan seragam. 5. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas makan dengan aktivitas sosial lutung pada pohon tidak berbeda nyata atau H0 diterima dengan Sig. 2-tailed 0,275 atau a 0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 14. Lutung terlihat melakukan aktivitas sosial setelah aktivitas makan selesai. 57 Aktivitas sosial lutung jarang terjadi dan frekuensinya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan monyet ekor panjang. 6. Rata-rata posisi ketinggian aktivitas istirahat dengan aktivitas sosial lutung pada pohon tidak berbeda nyata atau H0 diterima dengan Sig. 2-tailed 0,551 atau aQ0,025. Analisis disajikan pada Lampiran 15. Aktivitas sosial dilakukan pada saat lutung mulai atau sesudah istirahat. Aktivitas istirahat pada lutung mayoritas dihabiskan untuk tidur. Frekuensi aktivitas istirahat lutung dalam sehari yaitu antara 2-3 kali. Aktivitas lutung didominasi aktivitas makan dan istirahat. Pada umumnya aktivitas istirahat lutung yaitu tidur dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari dengan lama istirahat tidur berkisar 1-2 jam. Kondisi tersebut kemungkinan dipengaruhi proses fermentasi pakan pada lambung lutung. Gambar 26. Lutung makan daun kopeng Gambar 27. Lutung istirahat Menurut Kool 1993, pakan lutung di CAP 27–37 adalah buah-buahan, yang terdiri dari 5–27 buah-buahan mentah dan 10–12 buah masak. Buah- buahan dikonsumsi oleh lutung karena mempunyai kadar tanin dan kadar fenol yang lebih tinggi dari dedaunan Kool 1992. Berdasarkan Goltenboth 1976 dan Davies et al. 1988 bahwa kadar tanin berguna untuk mengurangi kadar keasaman lambung akibat fermentasi pakan. Menurut Supriatna Hendras 2000 terdapat 66 jenis tumbuhan sumber pakan lutung dimana 50 dimanfaatkan daunnya, 32 buah, 13 bunga dan sisanya bagian tumbuhan dan serangga. Pemilihan jenis dan bagian pakan tersebut diduga menyebabkan lutung sering 58 buang air besar dan buang air kecil serta banyak beristirahat tidur. Hal ini didukung oleh Kay 1984 bahwa satwa bertubuh kecil yang membutuhkan energi tinggi cenderung lebih banyak makan serangga, sedangkan satwa bertubuh besar yang tidak memerlukan energi tinggi cenderung memakan dedaunan. Persentase alokasi waktu aktivitas harian lutung disajikan pada Gambar 28 berikut ini. Gambar 28. Rata-rata persentase waktu aktivitas harian lutung Seperti halnya pada primata lain yaitu Callithrix geoffroyi Passamani 1998, aktivitas harian lutung diawali dengan aktivitas makan. Aktivitas selanjutnya yaitu istirahat yang biasanya terjadi sekitar pukul 07.00-09.00 WIB. Aktivitas sosial dilakukan sebelum atau sesudah aktivitas istirahat. Aktivitas berpindah, lutung melakukannya secara efektif dan efisien. Pergerakan lutung dilakukan dari tumbuhan sumber pakan ke tumbuhan sumber pakan lain sehingga lutung jarang terlihat berpindah dengan jarak yang jauh. Oleh karena itu luas wilayah jelajah harian lutung lebih sempit dibandingkan luas wilayah jelajah harian monyet ekor panjang. Aktivitas individu anggota koloni lutung lebih kompak dan seragam Gambar 29 dibandingkan monyet ekor panjang Gambar 17. Pada lutung peranan alpha male lebih dominan dibandingkan pada monyet ekor panjang. Alpha male lutung bertugas memberi tanda bahaya alarming, memanggil apabila ada anggota yang tertinggal, memberi tanda waktu istirahat atau makan dan mengawal individu betina yang menggendong anak yang baru lahir. 59 Gambar 29. Rata-rata persentase waktu aktivitas harian lutung berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin Gambar 30. Pengasuhan bersama anak lutung Pada koloni lutung terdapat perilaku pengasuhan bersama oleh semua individu betina pada anak yang baru lahir. Menurut Kool 1989, anak lutung yang baru lahir diasuh secara bergantian oleh individu-individu betina yang ada dalam koloni selain juga oleh betina induknya sampai berumur 3 hari. Namun penelitian ini megidentifikasi bahwa pengasuhan bersama akan berakhir apabila anak sudah dapat berpegangan sendiri pada pengasuhnya. Ciri-ciri anak lutung yang sudah dapat berpegangan sendiri yaitu apabila individu pengasuh berpindah secara quadropedal sambil menggendong. Selama pengasuhan bersama 60 berlangsung individu betina yang menggendong anak selalu didampingi individu jantan tua JT. Semakin tua umur anak, frekuensi pergantian pengasuhan semakin berkurang dan menyebabkan rata-rata waktu pergantian bertambah. Frekuensi dan lama pengasuhan bersama disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Pengasuhan bersama anak lutung dalam koloni No Umur hari Frekuensi pergantian Rata-rata waktu pergantian menit 1 2 62 12 2 3 45 15 3 4 21 32

b. Derajat Asosiasi Penggunaan Ruang secara Vertikal