31 pengulangan. Persentase tumpang tindih relung dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
100 ,
min
1
=
∑
= n
j ik
ij jk
p p
P Keterangan
: Pjk =
persentase tumpang tindih relung antara spesies j dengan spesies k Pij
= proporsi sumberdaya i dari total sumberdaya yang dimanfaatkan oleh spesies j
Pik = proporsi sumberdaya i dari total sumberdaya yang dimanfaatkan oleh
spesies k n
= jumlah total sumberdaya yang ada
Indeks tumpang tindih relung Morisita Simplified Morisita’s Index dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
Ch = indeks tumpang tindih relung Morisita antara spesies j dengan spesies k
pij = proporsi sumberdaya i dari total sumberdaya yang dimanfaatkan oleh
spesies j pik =
proporsi sumberdaya i dari total sumberdaya yang dimanfaatkan oleh spesies k
n =
jumlah jenis sumberdaya pohon Tumpang tindih penggunaan ruang secara horizontal atau wilayah jelajah
dihitung dengan menggunakan persentase tumpang tindih relung dengan cara menampalkan peta wilayah jelajah koloni monyet ekor panjang dengan koloni
lutung. Berdasarkan hasil penampalan kedua peta tersebut maka diketahui luas daerah yang tumpang tindih.
3. Karakteristik Pohon Media Kohabitasi
Karakteristik pohon yang diperoleh seperti peubah tinggi pohon TP, diameter setinggi dada DBH, tinggi bebas cabang TBC, diameter tajuk DT,
tinggi tajuk TT, bentuk tajuk BT dan keberadaan pakan KP disajikan secara diskriptif kuantitatif.
2 2
2
n ij
ik i
H n
n ij
ik i
i
p p C
p p
= +
∑ ∑
∑
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penggunaan Ruang
Aspek pola pemanfaatan ruang menggambarkan interaksi antara satwa dengan habitatnya. Dalam hal ini ”mobilitas” dan ”luas” serta ”komposisi daerah
jelajah” merupakan tiga parameter yang lebih banyak digunakan sebagai indikator dari strategi penggunaan ruang oleh satwaliar Santosa 1990. Kegiatan primata
berupa makan, berpindah, istirahat dan kegiatan sosial lainya sudah terpola dalam kegiatan sehari-hari yang dikenal dengan budget kegiatan.
Parameter pola penggunaan ruang yang paling banyak diteliti adalah: daerah jelajah luas dan komposisi vegetasi dan pergerakan. Wilayah jelajah home
range adalah daerah pergerakan normal satwa dalam melakukan aktivitas-
aktivitas rutin sedangkan teritori merupakan bagian dari wilayah jelajah yang sering dipergunakan secara lebih teratur dibanding bagian lainnya Chalmers
1980. Penggunaan ruang dalam penelitian ini mencakup penggunaan ruang secara vertikal dan horizontal, dalam hal ini adalah wilayah jelajah.
1. Penggunaan Ruang secara Horizontal
a. Monyet Ekor Panjang
Rata-rata wilayah jelajah monyet ekor panjang di CAP adalah 13,06 Ha. Luas wilayah jelajah tersebut berbeda dengan Rowe 1996 yaitu 113 ha dan
terjadi penurunan luas wilayah jelajah apabila dibandingkan Mukhtar 1982 yaitu sebesar 23,2 ha. Luas wilayah tersebut juga berbeda dengan Sularso 2004 bahwa
wilayah jelajah monyet ekor panjang di Taman Nasional Alas Purwo pada Resor Rowobendo 27,71 ha, Trianggulasi 23,64 ha dan Pura Giri Salaka 20,84 ha.
Diantara 4 empat koloni yang diamati terdapat perbedaan luas wilayah jelajah yang kemungkinan dipengaruhi oleh ukuran koloni, kerapatan tumbuhan pakan
dan perilaku. Luas wilayah masing- masing koloni monyet ekor panjang di CAP seperti disajikan pada Tabel 1.