Penggunaan Ruang Metode Pengumpulan Data

27 Journal of Primatology , Primatology Today, International Journal of Primatology dan lain-lain. Data primer ekologi diperoleh dengan pendekatan pengamatan langsung observational approach di lapangan. Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil observasi semua unit contoh sampling unit pada kawasan CAP. Unit contoh untuk penggunaan ruang dan pemanfaatan tumbuhan sumber pakan adalah pohon yang digunakan monyet ekor panjang yaitu 581 batang, lutung 773 batang dan 77 batang pohon digunakan monyet ekor panjang bersama lutung. Pengamatan aktivitas satwa menggunakan metode focal animal sampling. Unit contoh pengamatan aktivitas satwa yaitu individu satwa, baik monyet ekor panjang atau lutung, yang dibedakan berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin. Data primer yang dikumpulkan meliputi :

1. Penggunaan Ruang

Sebaran spasial yang diperhatikan dalam penelitian ini mencakup penggunaan ruang secara vertikal dan horizontal. Data penggunaan ruang secara vertikal dikumpulkan dengan cara mengukur posisi ketinggian aktivitas monyet ekor panjang dan lutung pada pohon saat sendirian dan berada secara bersamaan. Pengamatan satwa dilakukan dengan metode focal animal sampling yaitu pada 4 empat koloni monyet ekor panjang yang terdiri atas 28 individu dan 4 empat koloni lutung yang terdiri atas 22 individu sesuai dengan kelas umur dan jenis kelamin. Total waktu pengamatan 646,17 jam yang terdiri atas pengamatan monyet ekor panjang selama 360,17 jam dan pengamatan lutung selama 286 jam. Data yang dikumpulkan meliputi waktu pengambilan data, identitas satwa, posisi ketinggian satwa m, lama aktivitas menit, dan peubah pohon 1 Waktu pengumpulan data meliputi hari, tanggal dan kondisi cuaca. 2 Identitas satwa meliputi spesies obyek pengamatan, kelas umur dan jenis kelamin antara lain Anak A, Muda Jantan MJ, Muda Betina MB, Dewasa Jantan DJ, Dewasa Betina DB, Tua Jantan TJ dan Tua Betina TB. 3 Posisi ketinggian aktivitas satwa. Data posisi ketinggian aktivitas satwa diukur dalam meter m meliputi posisi ketinggian aktivitas satwa pada strata tajuk hutan tropis di CAP. Penggolongan strata tajuk hutan tropis meliputi strata A yaitu pepohonan yang ketinggiannya lebih dari 30 meter, strata B 28 yaitu pepohonan yang mempunyai tinggi 18-30 meter, strata C yaitu pepohonan yang mempunyai tinggi 4-18 meter, strata D yaitu terdiri dari lapisan perdu dan semak yang mempunyai tinggi 1-4 meter termasuk anakan pohon, palma, herba serta paku-pakuan dan strata E yaitu terdiri dari lapisan tumbuhan penutup tanah atau lapisan lapangan yang mempunyai tinggi 0-1 meter Soerianegara Indrawan 2005. 4 Lama aktivitas. Aktivitas satwa terdiri dari aktivitas berpindah, makan, istirahat Chiver Raemakers 1980 dan sosial social groomingmenelisik Chalmers 1980. Aktivitas berpindah meliputi berjalan quadropedal, berlari kecil, berpindah bipedal, meloncat, bergelantungan, berenang, memanjat dan menuruni pohon Betrand 1969. Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas makan meliputi makan, minum dan foraging. Selanjutnya, aktivitas istirahat yang diamati meliputi istirahat, self-grooming dan tidur. Sedangkan aktivitas sosial yang diamati meliputi social grooming, kawin, bermain, berkelahi, belajar berkelahi dan belajar kawin. Data penggunaan ruang secara horizontal dikumpulkan dengan cara mengambil titik koordinat wilayah jelajah monyet ekor panjang atau lutung dengan menggunakan GPS reciever dalam WGS 84 UTM Zone 49S. Selain itu juga dilakukan analisis vegetasi pada wilayah jelajah monyet ekor panjang, lutung, daerah tumpang tindih wilayah jelajah keduanya serta daerah yang tidak terdapat kedua satwa tersebut.

2. Karakteristik Pohon Media Kohabitasi