17
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut Darsono 2007, industri tahu merupakan industri rakyat, yang sampai saat ini masih banyak yang berbentuk usaha perumahan atau industri
rumah tangga. Walaupun sebagai industri rumah tangga dengan modal kecil, industri ini memberikan sumbangan perekonomian negara, daerah dan
menyediakan banyak tenaga kerja. Jumlah industri tahu dan tempe untuk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 sudah mencapai 79 perusahaan dengan
menyerap tenaga kerja sebanyak 428 orang.
4
Selain menyerap tenaga kerja dan memberikan pemasukan terhadap daerah, industri tahu di Desa Cisaat juga menghasilkan limbah cair yang
berpotensi merusak lingkungan. Namun karena sebagian besar yang bergerak dalam industri tahu adalah orang-orang yang hanya mempunyai modal terbatas,
maka perhatian terhadap pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali
dan langsung dibuang ke lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus mendapat perhatian yang serius.
Limbah cair tahu berpotensi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan seperti mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai
akan menyebabkan tercemarnya sungai tersebut. Mereka belum menerapkan pengelolaan yang baik terhadap limbah yang mereka hasilkan. Salah satu
pengolahan limbah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembangunan IPAL. Pengrajin seharusnya melakukan pengolahan limbah dengan membangun
4
Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Sukabumi dalam Angka. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sukabumi dan Badan Pusat Statistik Kabupaten sukabumi. BPS.
Dalam http:sukabumikab.bps.go.idpelayanan-dataperpustakaan-digitalKab-Sukabumi-Dalam-
Angka Diakses tanggal 25 Januari 2012.
18 IPAL agar mengurangi dampak negatif yang dirasakan masyarakat tentang adanya
limbah cair tahu. Pembangunan IPAL diperlukan biaya yang tidak sedikit yaitu seperti biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi berupa biaya
pembangunan IPAL sedangkan biaya operasional terdiri dari upah tenaga kerja, biaya overhead, biaya perawatan dan biaya angkutan. Biaya-biaya tersebut
merupakan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pengrajin tahu. Oleh karena itu, pengrajin tahu harus menginternalisasikan biaya eksternal kedalam
struktur biaya usaha agara pengolahan limbah dapat dilakukan. Para pengrajin tahu masih belum membangun IPAL, hal ini dikarenakan:
1 Dana yang tidak cukup untuk membangun pengelolaan limbah seperti IPAL karena modal mereka yang terbatas, 2 Keterbatasan pengetahuan yang mereka
miliki tentang seberapa penting menjaga lingkungan sekitar dan pengetahuan tentang pembuatan pengolahan limbah tersebut dam 3 Anggapan mereka bahwa
limbah yang dihasilkan oleh industri mereka tidak berbahaya dan langsung dibuang begitu saja ke aliran air dekat pabrik mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil industri tahu dilihat dari proses pembuatan, jenis, karakteristik limbah dan dampak limbah
terhadap lingkungan, dan yang akan ditanyakan langsung terhadap pemilik industri tahu. Tujuan yang lainnya adalah mengetahui berapa biaya yang harus
dikeluarkan oleh pemilik industri tahu untuk pengolahan limbah. Perhitungan biaya tersebut dengan menggunakan pendekatan preventive expenditure. Setelah
biaya eksternal diperoleh, maka biaya tersebut diinternalisasikan ke dalam struktur biaya dan melakukan analisis finansial tersebut. Selain itu juga bertujuan
mengetahui persepsi masyarakat tentang limbah yang dihasilkan oleh industri tahu
19 dan persepsi masyarakat jika dibangun sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPAL untuk mengurangi limbah yang dihasilkan industri. Keterkaitan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Industri Tahu
Proses Produksi
Tahu Limbah Tahu
Dijual Kekonsumen Limbah Cair
Limbah Padat Limbah Asap
dan Debu Dibuang
kealiran Sungai Ampas kedelai
Pakan Ternak dan Oncom
Pencemaran Lingkungan sekitar dan
aliran sungai Belum adanya
pengelolaan air limbah Pengelolaan air limbah
IPAL Menghitung biaya eksternal
Menganalisis finansial sebelum ada IPAL
Internalisasi biaya eksternal
Menganalisis perubahan finansial setelah internalisasi
biaya eksternal Persepsi masyarakat
tentang limbah industri tahu
Rekomendasi pengelolaan limbah industri tahu di Desa Cisaat
Masyarakat
Keterangan : : tidak diteliti
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran
20
IV. METODE PENELITIAN