9 digunakan dalam proses produksi tahu diantaranya saat proses pencucian dan
perebusan sehingga dihasilkan limbah cair yang cukup besar. Limbah cair industri tahu memiliki beban pencemar yang tinggi. Pencemaran limbah cair industri tahu
berasal dari bekas pencucian kedelai, perendaman kedelai, air bekas pembuatan tahu dan air bekas perendaman tahu.
2.4 Pengolahan Limbah
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.3 tahun 1998, bahwa dalam rangka untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap
bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke media lingkungan. Kegiatan
pembuangan limbah cair oleh kawasan industri mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian.
Menurut Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2001, pengelolaan limbah adalah dengan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengelolaan dan penimbunan limbah.
2.5 Eksternalitas
Menurut Fauzi 2006, eksternalitas didefinisikan sebagai dampak positif atau negatif, atau dalam bahasa formal ekonomi sebagai cost atau benefit, dari
tindakan satu pihak terhadap pihak lain. Lebih spesifik lagi eksternalitas terjadi jika kegiatan produksi atau konsumsi dari satu pihak mempengaruhi utilitas
kegunaan dari pihak lain secara tidak diinginkan, dan pihak pembuat eksternalitas tidak menyediakan kompensasi terhadap pihak yang terkena dampak.
Ekternalitas merupakan fenomena yang kita hadapi sehari-hari, yang tidak hanya
10 terbatas pada pengelolaan sumberdaya alam, contohnya jalan yang macet, asap
rokok yang dihirup dari orang lain yang merokok. Menurut Sadzali 2010, aktivitas ekonomi masyarakat yang berlebihan
akan menimbulkan eksternalitas negatif yang dapat merugikan pihaknegara lain dalam konteks pembangunan regional. Menurutnya juga eksternalitas akan
menimbulkan masalah yakni bila produsen maupun konsumen menyebabkan pengaruh eksternal, yakni bila aktivitas produsen maupun konsumen
menyebabkan biaya atau manfaat pada orang lain pihak ketiga. Masalah ini akan muncul karena biaya ataupun manfaat eksternal tersebut tidak dimasukkan dalam
perhitungan oleh konsumen maupun produsen dalam aktivitasnya. Sehingga yang terjadi adalah baik konsumen maupun produsen dalam melakukan aktivitasnya
akan bersikap underestimate. Menurut Harmoni dan Juarna 2005, eksternalitas menyebabkan alokasi
sumber daya menjadi tidak efisien. Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak terhadap pihak lain dan tidak ada kompensasi yang
dibayarkan oleh pihak penyebab atau kompensasi yang diterima oleh pihak terkena dampak atau efek aktifitas ekonomi dari satu pihak terhadap pihak lain,
yang tidak diperhitungkan dalam sistem harga. Hal ini menekankan pada dampak non pasar yang secara langsung berpengaruh pada satu pelaku pada pelaku
lainnya. Jadi ada dua syarat terjadinya eksternalitas, yaitu 1 adanya pengaruh dari satu tindakan dan 2 tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima.
Eksternalitas terutama ditinjau untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat sosial walfare manakala yang terjadi adalah eksternalitas negatif, dan
menciptakan pasar yang sehat dengan mempertahankan nilai surplus wajar bagi
11 produsen manakala yang terjadi adalah eksternalitas positif. Eksternalitas dapat
diatasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, tetapi pada umumnya memerlukan campur tangan pemerintah untuk menyelesaikan.
2.6 Internalisasi Biaya eksternal