14 proses pengamatan seseorang yang berasal dari kemampuas kognisi dan
dipengaruhi factor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuan. Sehingga persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam
memahami informasi mengenai lingkungannya Akramudin, 2000.
2.10 Penelitian Terdahulu
Penelitian Romli dan Suprihatin 2009 mengenai beban pencemaran limbah industri tahu dan analisis alternatif strategi pengelolaanya bertujuan untuk
mengetahui proses produksi dan pemanfaatan yang dapat dilakukan dimana limbah diolah secara anaerobik untuk menghasilkan biogas. Berdasarkan tahapan
proses pembuatan tahu dihasilkan tahu putih dengan berbabgai ukuran. Pengolahan dengan 1 kg kedele dihasilkan tahu sejumlah 3.3±0.7 kg dan ampas
tahu sejumlah 2.0±2.2 kg. Jumlah limbah cair per kg kedele didapat 17±3 L. limbah cair industri tahu didapat nilai rata-rata ± standar deviasi BOD
5
, COD total dan COD terlarut, TSS dan Total Kjeldahl Nitrogen TKN secara berturut-
turut adalah 3.500±900, 7.300±1.700, 5.600±1.800, 500±250, dan 280±140 mgL atau setara dengan beban 50±8, 110±20, 80±20, 9±3, 4±2 grkg dengan kedele
yang diolah. Bahan organik dalam limbah cair industri tahu berpotensi menjadi biogas. Pengolahan limbah cair dengan bioreaktor anaerobik dapat digunakan
sebagai solusi masalah lingkungan karena tidak membutuhkan biaya investasi dan operasional yang tinggi juga dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Hasil penelitian Shaffitri 2011 mengenai limbah cair tahu yang diteliti untuk mendeskripsikan profil industri tahu yang dikaji dari aspek proses produksi
tahu, identifikasi jenis limbah yang dihasilkan industri, pengolahan limbah tahu dan mengidentifikasi dampak negatif dari limbah tahu, mengestimasi biaya
15 produksi tahu sebelum dan sesudah internalisasi biaya eksternal, mengestimasi
biaya eksternal yang timbul akibat pembuangan limbah tahu, mengestimasi nilai ekonomi manfaat internalisasi biaya eksternal, dan mengestimasi nilai kesediaan
membayar willingness to pay pengrajin tahu untuk membayar iuran pengolahan limbah tahu. Hasilnya untuk limbah padat tahu diolah kembali menjadi pakan
ternak dan sebagai bahan baku pembuatan keripik ampas tahu, sedangkan limbah cair tahu diolah kembali menjadi biogas yaitu sekitar 12 dan selebihnya masih
dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan Penelitian Natalia 2008 pertama bertujuan untuk menganalisis
internalisasi biaya pengolahan limbah dengan menghitung besarnya biaya eksternal yang harus ditanggung oleh industri tempe di Citeureup dalam
melakukan pengolahan limbah dengan menggunakan IPAL yaitu sebesar Rp 167.999.000. Kedua bertujuan untuk menganalisis perubahan biaya produksi
dengan adanya internalisasi biaya eksternal, dengan hasil yaitu biaya produksi mengalami kenaikan sebesar 1,02. Ketiga bertujuan untuk mengukur tingkat
kesediaan pengrajin tempe dalam melakukan pengolahan limbah dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengrajin tempe, dengan hasil total
WTP pengrajin sebesar Rp 78.000.000tahun Penelitian selanjutnya, Harmoni dan Juarna 2005 mengenai pengaruh
internalisasi biaya eksternal melalui pajak pigau terhadap sejumlah parameter pasar, yaitu sejumlah barang, harga, surplus konsumen, dan surplus produsen.
Perhitungan dengan menggunakan data ilustratif menunjukkan bahwa internalisasi biaya eksternal memperngaruhi surplus konsumen dan produsen dan menciptakan
pasar baru. Internalisasai biaya eksternalitas negatif menurunkan jumlah barang
16 yang beredar di masyarakat sekaligus menaikkan harga satuan barang tersebut.
Kenaikan surplus produsen dikurangi dengan pajak pigou. Internalisasi ini tidak menghilangkan biaya sosial tetapi hanya mengurangi sesuai baku ambang yang
ditetapkan pemerintah. Internalisasi biaya eksternalitas positif meningkatkan jumlah barang yang beredar dimasyarakat sekaligus menaikkan harga satuan
barang tersebut. Kenaikkan produksi oleh produsen dibantu oleh subsidi sesuai skema Pigou. Surplus konsumen maupun produsen meningkat.
Keempat penelitian yang telah dilakukan sebelumnya melakukan perhitungan biaya eksternal yang timbul akibat pencemaran lingkungan, hanya
saja penelitian ini sebatas pegukuran terhadap biaya eksternal kemudian menginternalisasikannya ke dalam struktur biaya produksi yang berimplikasi pada
penurunan kuantitas jumlah barang yang diproduksi. Kelebihan dalam penelitian ini
adalah selain
melakukan estimasi
biaya eksternal
kemudian menginternalisasikannya ke dalam struktur biaya produksi yang hanya melihat
dari segi pemilik industri juga meneliti bagaimana persepsi masyarakat akibat adanya limbah yang dihasilkan dari industri tahu.
17
III. KERANGKA PEMIKIRAN