Beton Analisis Struktur Pondasi dan Jembatan pada Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung

13 harus diperiksa terhadap gaya-gaya hidrodinamis tanpa sampah, gaya gaya akibat lapisan sampah, dan gaya-gaya akibat benturan batang kayu, apabila terdapat batang kayu atau pohon besar. Menurut BMS Bridge Design Code Vol 1 tahun 1992, ruang bebas vertikal antara titik paling rendah bangunan atas dan muka air tinggi rencana pada keadaan batas ultimate paling sedikit 1,0 meter. Jangka waktu pengulangan daya layan dan banjir rencana ultimate ditentukan oleh yang berwenang dalam hal ini perencana. Ruang bebas vertikal muka air banjir terhadap struktur bawah jembatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 6 Ruang bebas vertikal minimum muka air banjir Sementara itu ruang bebas vertikal minimum yang disediakan untuk jembatan diatas jalan kereta api adalah 6,5 m atau yang ditentukan oleh yang berwenang atas jalan kereta api. Ruang bebas vertika diukur dari ujung atas rel yang paling tinggi. Ruang bebas vertikal minimum untuk jalan eksisting yang ada sebesar 5,1 m.

2.11 Hidrologi Banjir

Siklus Hidrologi sangat penting bagi kehidupan, semua proses dan siklus air yang terjadi di bumi ini tidak lepas dari proses hidrologi yang terjadi. Perencanaan jembatan membutuhkan analisa hidrologi karena jembatan yang akan melintasi suatu aliran sungai tidak lepas pengaruhnya dari banjir yang terjadi pada sungai tersebut. ketinggian muka air ketika banjir sangat mempengaruhi tinggi jembatan yang akan dibangun. Pengaruh aliran sungai sangat besar terhadap struktur bawah jembatan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis debit banjir dengan periode ulang tertentu untuk menentukan tinggi dari jembatan tersebut Metode perhitungan debit rencana yang akan digunakan tergantung dari ketersediaan data. Data yang dimaksud antara lain data hujan, karakteristik daerah aliran, dan data debit. Ditinjau dari ketersediaan data hujan, karakteristik daerah aliran sungai dan debit, menurut Kamiana, 2011 terdapat 6 kelompok metode perhitungan debit rencana, yaitu: 1. Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir. Metode ini dipergunakan apabila data debit tersedia cukup panjang 20 tahun, sehingga analisisnya dapat dilakukan dengan ditribusi probabilitas, baik secara analitis maupun grafis. Sebagai contoh distribusi probabilitas yang dimaksud adalah: 14  Distribusi Probabilitas Gumbel  Distribusi Probabilitas Log Pearson  Distribusi Log Normal 2. Metode Analisis regional Apabila data debit yang tersedia 20 tahun dan 10 tahun maka debit rencana dapat dihitung dengan metode analisis regional. Data debit yang dimaksud dapat dari berbagai daerah pengaliran yang ada tetapi masih dalam satu regional. Prinsip dari metode analiss regional adalah dalam upaya memperoleh lengkung frekuensi banjir regional. Kegunaan dari lengkung frekuensi banjir regional adalah untuk menentukan besarnya debit rencana pada suatu daerah pengaliran yang tidak memiliki data debit. 3. Metode puncak banjir diatas ambang Metode ini dipergunakan apabila data debit yang tersedia antara 3-10 tahun. Metode ini berdasarkan pengambilan puncak banjir dalam selang 1 tahun diatas ambang tertentu dan hanya cocok untuk data yang didapat dari pos duga otomatik. 4. Metode Empiris Metode ini dipergunakan apabila data hujan dan karateristik daerah aliran tersedia. Contoh metode yang termasuk dalam kelompok metode ini adalah:  Metode rasional  Metode Weduwen  Metode Haspers  Metode Melchoir  Metode Hidrograf Satuan 5. Metode Analisis Regresi Metode ini menggunakan persamaan-persamaan regresi yang dihasilkan Institute of Hydrology IoH dan Pusat Penelitian Pengembangan Pengairan, yaitu didapat dari data hujan dan karakteristik daerah pengaliran sungai DPS, selanjutnya untuk banjir dengan periode ulang tertentu digunakan lengkung analisis regional. 6. Model Matematika Metode ini dipergunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit, selanjutnya untuk memperpanjang data aliran yang ada digunakan model matematika kemudian besar debit banjir rencana dihitung dengan anlisis frekuensi atau menggunakan distribusi probabilitas. Contohnya: Gumbel, Log Pearson, dan Log Normal. Berdasarkan 6 metode perhitungan debit rencana diatas dapat disimpulkan bahwa jika ketersediaan data berupa data debit sungai metode yang dapat digunakan yaitu metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir, metode analisis regional dan metode puncak diatas ambang. Sedangkan jika ketersediaan data berupa data curah hujan dan karakteristik DAS maka metode yang dapat digunakan adalah metode empiris, metode analisis regresi dan model matematika. Selanjutnya pemilihan metode tergantung data per tahun yang tersedia dan kebijakan dari perencana.