10
Gambar 4 Jenis- jenis abutmentpangkal jembatan
2.8 Beton
Berdasarkan RSNI T-12-2004 tentang perencanaan struktur beton untuk jembatan sifat dan karakteristik beton adalah sebagai berikut:
1. Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton diartikan sebagai kuat tekan beton pada umur β8 hari fc’ dengan berdasarkan pada suatu kriteria perancangan dan keberhasilan sebagai
berikut: a
Ditetapkan berdasarkan prosedur probabilitas statistik dari hasil pengujian tekan pada sekelompok benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, dinyatakan dalam satuan MPa dengan kemungkinan kegagalan sebesar 5;
b Sama dengan mutu kekuatan tekan beton yang ditentukan dalam kriteria
perencanaan, dengan syarat perawatan beton tersebut sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan;
c Mencapai tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil
pengujian pada benda uji silinder, dinyatakan dalam satuan MPa yang memenuhi kriteria keberhasilan.
Beton dengan kuat tekan benda uji silinder yang kurang dari 20 MPa tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pekerjaan struktur beton untuk jembatan,
kecuali untuk pembetonan yang tidak dituntut persyaratan kekuatan. Dalam hal komponen struktur beton prategang, sehubungan dengan pengaruh gaya
prategang pada tegangan dan regangan beton, baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang, maka kuat tekan beton disyaratkan
untuk tidak lebih rendah dari 30 MPa.
11 2.
Kuat Tarik Beton Kuat tarik langsung dari beton fci dapat diambil dari ketentuan:
a. 0,γγ√fc’ MPa pada umur β8 hari, dengan perawatan standar;
b. Dihitung secara probabilitas statistik dari hasil pengujian.
Sedangkan kuat tarik lentur dari beton fcf dapat diambil dari ketentuan: a 0,6√fc’ MPa pada umur 28 hari, dengan perawatan standar; atau
b Dihitung secara probabilitas statistik dari hasil pengujian. 3.
Tegangan Ijin Tekan pada Kondisi Batas Layan Tegangan tekan dalam penampang beton akibat dari semua kombinasi
beban tetap pada kondisi batas layan lentur danatau aksial tekan, tidak boleh melampaui nilai 0,45 fc’ dimana fc’ adalah kuat tekan beton yang
direncanakan pada umur 28 hari, dinyatakan dalam satuan MPa. 4.
Massa Jenis Massa jenis beton wc ditentukan dari nilai-nilai sebagai berikut:
a Untuk beton dengan berat normal, diambil tidak kurang dari 2400 kgm3;
b Ditentukan dari hasil pengujian.
5. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton Ec nilainya tergantung pada mutu beton yang terutama dipengaruhi oleh material dan proporsi campuran beton. Namun
untuk analisis perencanaan struktur beton yang menggunakan beton normal dengan kuat tekan yang tidak melampaui 60 MPa, atau beton ringan dengan
berat jenis yang tidak kurang dari 2000 kgm3. Untuk beton normal dengan massa jenis
sekitar β400 kgmγ, Ec boleh diambil sebesar 4700√fc’ yang dinyatakan dalam satuan MPa.
2.9 Beton Bertulang
Peraturan yang digunakan untuk perhitungan beton bertulang adalah SNI T- 12-2004. Pengecekan kekuatan penampang dari struktur beton bertulang
digunakan metoda perhitungan ultimit ULS. Dengan demikian, gaya-gaya yang digunakan pada analisis kekuatan penampang adalah gaya-gaya terbesar hasil
kombinasi gaya-gaya terfaktor. Perhitungan tulangan dilakukan terhadap lentur, geser, dan torsi.
Pada tulangan lentur, luas yang diperlukan diturunkan dari keseimbangan gaya-gaya dalam yang bekerja pada penampang seperti dijelaskan pada
Gambar 4.
Gambar 5 Diagram tegangan-regangan pada penampang beton bertulang Perencanaan abutment, pilar dan pondasi tiang pada suatu jembatan
didasarkan pada konsep desain kolom pada bangunan bertingkat. Sementara itu perencanaan pile cap didasarkan pada konsep desain slab pada bangunan