Uji Sondir Cone Penetration Test

9

2.6 Pondasi Jembatan

Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar strukturbanguan sub- structure yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas strukturbangunan upper-structure ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan settlement tanahfundasi yang berlebihan. Beberapa bangunan dapat dibangun karena pondasi merupakan komponen utama dari suatu bangunan termasuk jembatan. Pondasi jembatan adalah bagian dari jembatan yang berfungsi memikul seluruh beban yang bekerja pada pilar atau kepala jembatan dan gaya-gaya lainnya serta melimpahkannya ke lapisan tanah pendukung. Secara umum, terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal digunkan bila bangunan yang berada diatasnya tidak terlalu besar sedangkan pondasi dalam ialah pondasi yang dipakai pada bangunan diatas tanah yang lembek. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar jarak antar kolom 6 m dan bangunan bertingkat. Contoh pondasi dalam yaitu pondasi tiang pancang beton, besi, pipa baja, pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain. Pondasi dalam kita gunakan, bila lapisan tanah di dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak cukup dalam atau dengan pertimbangan adanya penggerusangalian dekat pondasi dikemudian hari. Sunggono 1995. Persyaratan utama pondasi adalah sebagai berikut: 1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah. 2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil tanah gerak. 3. Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca. 4. Tahan terhadap pengaruh bahan kimia. Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman agar tidak mengalami penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu sistem pondasi. Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi: 1. Kerusakan dinding, retak-retak. 2. Lantai dan pelat retak dan bergelombang 3. Penurunan bagian atas jembatan.

2.7 Abutment Jembatan

Pangkal jembatanabutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban pada ujung luar batang, pinggir dan gaya-gaya lainnya, serta melimpah ke pondasi. Apabila daya dukung tanah yang terdapat di bawah abutment tidak memenuhi maka daya dukungnya harus ditambah dengan pondasi dalam pondasi sumuran, pondasi caisson. Adapun jenis pondasi yang digunakan adalah tergantung dari jenis tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Abutmentpangkal jembatan dapat diasumsikan sebagai dinding penahan tanah, yang berfungsi menyalurkan gaya vertikal dan horizontal dari bangunan atas ke pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari oprit ke bangunan atas jembatan. Berikut jenis-jenis abutment menurut BMS Tahun 1992: 10 Gambar 4 Jenis- jenis abutmentpangkal jembatan

2.8 Beton

Berdasarkan RSNI T-12-2004 tentang perencanaan struktur beton untuk jembatan sifat dan karakteristik beton adalah sebagai berikut: 1. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton diartikan sebagai kuat tekan beton pada umur β8 hari fc’ dengan berdasarkan pada suatu kriteria perancangan dan keberhasilan sebagai berikut: a Ditetapkan berdasarkan prosedur probabilitas statistik dari hasil pengujian tekan pada sekelompok benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dinyatakan dalam satuan MPa dengan kemungkinan kegagalan sebesar 5; b Sama dengan mutu kekuatan tekan beton yang ditentukan dalam kriteria perencanaan, dengan syarat perawatan beton tersebut sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan; c Mencapai tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil pengujian pada benda uji silinder, dinyatakan dalam satuan MPa yang memenuhi kriteria keberhasilan. Beton dengan kuat tekan benda uji silinder yang kurang dari 20 MPa tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pekerjaan struktur beton untuk jembatan, kecuali untuk pembetonan yang tidak dituntut persyaratan kekuatan. Dalam hal komponen struktur beton prategang, sehubungan dengan pengaruh gaya prategang pada tegangan dan regangan beton, baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang, maka kuat tekan beton disyaratkan untuk tidak lebih rendah dari 30 MPa.