4 diatur sesuai dengan jenis prasarana dan fungsinya. Standar ukuran dimensi
minimum dari Rumaja, Rumija, dan Ruwasja jalan bebas hambatan untuk jalan tol dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Dimensi ruang jalan bebas hambatan untuk jalan tol
Bagian-bagian jalan
Komponen Geometri
Dimensi minimum m
RUMAJA Jalan Tol
Antarkota Perkotaan
Lebar badan jalan 30
22 Tinggi
5 5
Kedalaman 1,5
2,5 RUMIJA
Jalan Tol Antarkota
Perkotaan Layang
Terowongan Lebar
40 30
20 RUWASJA
Jalan Tol Antarkota
Perkotaan Jembatan
Lebar 75
40 100
Sumber : Peraturan Departemen Pekerjaan Umum No. 7 tahun 2009 Tipikal dari Ruang manfaat jalan pada jalan tol mencakup seluruh fasilitas
yang dibangun pada jalan tol. Bagian-bagian yang mencakup Rumaja antara lain drainase, lampu penerang jalan, telepon darurat, rel pengaman dan reflektor, patok
sta dan rambu. Sementara itu, wilayah Rumija berada diluar Rumaja dan dibatasi oleh pagar Rumija. Berikut detail tipikal Rumaja,Rumija dan Ruwasja pada jalan
tol.
Pada jalan tol layang pembagian wilayah untuk Rumaja,Rumija dan Ruwasja diatur dalam peraturan Departemen Pekerjaan Umum. Wilayah Rumaja
pada jalan tol layang diantaranya bahu dalam dan luar jalan, lajur lalu lintas, lampu jalan dan trotoar. Sementara itu wilayah Rumija hanya sebatas
pagarrailing dan reflektor. Berikut tipikal potongan melintang jalan bebas hambatan untuk jalan tol layang elevated.
Gambar 1 Tipikal potongan melintang untuk jalan tol layang
5
2.2 Jembatan
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang, dan lain sebagainya. Selain menjadi penghubung,
jembatan juga dijadikan icon suatu kota. Klasifikasi tipe struktur jembatan secara umum ada 6 tipe sebagai berikut.
- Jembatan Gelagar
- Jembatan Pelengkung
- Jembatan rangka
- Jembatan Portal
- Jembatan Gantung
- Jembatan Kabel
Gambar 2 Tipe-tipe Jembatan Penentuan bentuk struktur jembatan ada di tahap perencanaan. Perencanaan
jembatan harus sesuai peraturan yang berlaku. Berdasarkan perkembangan teknologi saat ini, peraturan perencanaan yang dapat digunakan perencana adalah
peraturan perencanaan jembatan dari BMS 1992, SNI T-02-2005, SNI T-12-2004, dan SNI 2833:2008. Bagian- bagian utama jembatan adalah sebagai berikut:
1. Fondasi Jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah
dasar. Berdasarkan sistemnya, fondasi dibedakan menjadi beberapa macam : fondasi telapak spread footing, Fondasi Sumuran caisson, Fondasi tiang
pile foundation.
2. Struktur Bawah jembatan berfungsi menerimamemikul beban-beban yang
diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi. Bangunan bawah terdiri dari Abutment, kepala pilar pier head, tubuh pilar pier,
Tumpuan Bearing.
3. Struktur Atas jembatan berfungsi menampung beban-beban yang
ditimbulkan oleh lalu lintas kemudian menyalurkan ke bangunan bawah. Bangunan atas terdiri dari pelat, Box Girder, I Girder, T Girder, U Girder,
bangunan pengaman Railing Pada perencanaan konstruksi jembatan diperlukan data-data yang digunakan
sebagai dasar perencanaan. Survey perlu dilaksanakan dengan cermat sehingga akan diperoleh data yang akurat. Adapun data-data yang diperlukan dalam
perencanaan konstruksi jembatan antara lain :
a. Data tanah setempat dimana jembatan akan dibangun. Hal ini penting untuk
menentukan tipe pondasi yang akan digunakan. b.
Data banjir sungai, guna mengetahui tinggi muka air banjir yang akan digunakan untuk menentukan lantai jembatan. Sedangkan kecepatan aliran