Beton Bertulang Analisis Struktur Pondasi dan Jembatan pada Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung

14  Distribusi Probabilitas Gumbel  Distribusi Probabilitas Log Pearson  Distribusi Log Normal 2. Metode Analisis regional Apabila data debit yang tersedia 20 tahun dan 10 tahun maka debit rencana dapat dihitung dengan metode analisis regional. Data debit yang dimaksud dapat dari berbagai daerah pengaliran yang ada tetapi masih dalam satu regional. Prinsip dari metode analiss regional adalah dalam upaya memperoleh lengkung frekuensi banjir regional. Kegunaan dari lengkung frekuensi banjir regional adalah untuk menentukan besarnya debit rencana pada suatu daerah pengaliran yang tidak memiliki data debit. 3. Metode puncak banjir diatas ambang Metode ini dipergunakan apabila data debit yang tersedia antara 3-10 tahun. Metode ini berdasarkan pengambilan puncak banjir dalam selang 1 tahun diatas ambang tertentu dan hanya cocok untuk data yang didapat dari pos duga otomatik. 4. Metode Empiris Metode ini dipergunakan apabila data hujan dan karateristik daerah aliran tersedia. Contoh metode yang termasuk dalam kelompok metode ini adalah:  Metode rasional  Metode Weduwen  Metode Haspers  Metode Melchoir  Metode Hidrograf Satuan 5. Metode Analisis Regresi Metode ini menggunakan persamaan-persamaan regresi yang dihasilkan Institute of Hydrology IoH dan Pusat Penelitian Pengembangan Pengairan, yaitu didapat dari data hujan dan karakteristik daerah pengaliran sungai DPS, selanjutnya untuk banjir dengan periode ulang tertentu digunakan lengkung analisis regional. 6. Model Matematika Metode ini dipergunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit, selanjutnya untuk memperpanjang data aliran yang ada digunakan model matematika kemudian besar debit banjir rencana dihitung dengan anlisis frekuensi atau menggunakan distribusi probabilitas. Contohnya: Gumbel, Log Pearson, dan Log Normal. Berdasarkan 6 metode perhitungan debit rencana diatas dapat disimpulkan bahwa jika ketersediaan data berupa data debit sungai metode yang dapat digunakan yaitu metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir, metode analisis regional dan metode puncak diatas ambang. Sedangkan jika ketersediaan data berupa data curah hujan dan karakteristik DAS maka metode yang dapat digunakan adalah metode empiris, metode analisis regresi dan model matematika. Selanjutnya pemilihan metode tergantung data per tahun yang tersedia dan kebijakan dari perencana. 15 3 METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian “Analisis Struktur Pondasi dan Abutment Jembatan pada Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung ” dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret – Mei 2014. Pengambilan data dilaksanakan di PT. Perentjana Djaja, Wisma Pede Lt. 3 Jl. MT Haryono kav 17, Jakarta Selatan. Analisis data dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Jalan Tol Cimanggis-Cibitung merupakan jalan tol yang memiliki panjang 25,785 km dibangun dari STA 0+0 hingga STA 25+785. Titik awal proyek jalan tol terletak di daerah Cimanggis, Depok dan akhir proyek terletak di daerah Cibitung, Bekasi. Investor jalan Tol Cimanggis-Cibitung ini adalah Cimanggis Cibitung Tollways A Bakrie Company dan konsultan perencana yaitu PT. Perentjana Djaja. Jalan Tol ini melewati jalan Tol Jagorawi, Bogor dan melewati beberapa sungai seperti Sungai Sunter STA 0+455, Sungai Cikeas STA 4+388, Sungai Cileungsi STA 6+925, dan Sungai Sadang STA 22+450. Pada penelitian ini sungai yang ditinjau adalah Sungai Cikeas STA 4+388. Pada jalan Tol Cimanggis-Cibitung dibangun beberapa jembatan salah satu yang ditinjau pada penelitian ini adalah jembatan dengan jenis flyover terletak pada STA 2+900 hingga 4+700. Jembatan ini memiliki panjang sebesar 1,8 km dan melewati jalan raya Transyogi dan sungai Cikeas. Struktur bawah yang ditinjau adalah pondasi dan Abutment 02. Berikut peta lokasi rencana jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Gambar 7 Lokasi proyek jalan tol Cimanggis-Cibitung