Taksonomi Tancang Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk.

4 tancang, putut Jawa Timur; lindur Madura; tokke-tokke, sala-sala, tancang, tokke Sulawesi Selatan; dan mulut besar Kalimantan Timur. Berdasarkan taksonominya, klasifikasi tancang adalah sebagai berikut Kartesz 2011 : Kingdom : Plantae tumbuhan Sub kingdom : Tracheobionta berpembuluh Super divisi : Spermatophyta menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta berbunga Kelas : Magnoliopsida berkeping dua dikotil Sub kelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Rhizophoracea Genus : Bruguiera Species : Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk.

2.2.2 Deskripsi Botani

Menurut Noor et al. 2006, B. gymnorrhiza merupakan pohon yang selalu hijau dengan tinggi kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat warna berubah-ubah. Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut. Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian bawahnya dengan bercak-bercak hitam ada juga yang tidak memiliki bercak. Letaknya sederhana dan berlawanan dengan bentuk elips hingga elips- lanset. Ujung daun meruncing dan ukuran daun sebesar 4.5 –7 cm x 8.5–22 cm. Bunga B. gymnorrhiza bergelantungan dengan panjang tangkai bunga antara 9 –25 mm. Bunga terletak di ketiak daun, menggantung. Formasinya adalah soliter. Daun mahkota sebanyak 10 –14, berwarna putih dan coklat tua. Jika daun mahkota tua, ukuran panjangnya adalah 13 –16 mm. Kelopak bunga sejumlah 10– 14, berwarna merah muda hingga merah. 5 Buah dari jenis B. gymnorrhiza melingkar spiral dan bundar melintang. Panjang buah 2 –2.5 cm. Hipokotilnya tumpul dan berwarna hijau tua keunguan. Ukuran panjang hipokotil adalah 12 –30 cm dan diameter 1.5–2 cm.

2.2.3 Persyaratan Tempat Tumbuh dan Persebaran Alami

B. gymnorrhiza merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transformasi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran terhadap daerah yang terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung. Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi pada lahan di hadapannya. Substratnya terdiri dari lumpur, pasir, dan kadang-kadang tanah gambut hitam. Jenis ini terkadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang terpengaruh air laut. Hal tersebut mungkin disebabkan karena terbawanya buah B. gymnorrhiza oleh arus air atau gelombang pasang. Regenerasinya sering kali hanya dalam jumlah terbatas. Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, menggantung, dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan. Wilayah penyebaran jenis ini, yakni dari Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia, dan Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis. Kelimpahannya umum dan tersebar luas Noor et al. 2006.

2.2.4 Pemanfaatan

Manfaat dari tancang, bagian dalam hipokotilnya dapat dijadikan bahan makanan manisan kandeka, dicampur dengan gula. Kayunya yang berwarna merah juga digunakan sebagai kayu bakar dan untuk membuat arang Noor et al. 2006. Selain itu, menurut Supriatna dan Safari 2009, tanaman ini kayunya dapat digunakan sebagai bahan kontruksi, tiang telepon, bantalan kereta api, furniture, lantai, arang, dan kayu bakar. Adapun bagian kulitnya dapat dimanfaatkan sebagai obat mata, diare, dan malaria.