Letak dan Luas Kondisi Biotik

14

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Lokasi penelitian berada di Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo DKI Jakarta atau lebih tepatnya di sebelah kiri arah Tol Sedyatmo KM 22 sampai KM 23, Tol Bandara Soekarno-Hatta menuju kota Jakarta. Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo sering disebut sebagai Mangrove Educational Centre atau jalur hijau Tol Sedyatmo yang merupakan kawasan rehabilitasi mangrove yang dikelola langsung oleh Dinas Kelautan dan Pertanian DKP Pemerintah DKI Jakarta. Kawasan di sepanjang Tol Sedyatmo memiliki hutan mangrove dengan luas mencapai 95.5 hektar. Wilayah tersebut termasuk ke dalam wilayah Kelurahn Pluit, Kecamatan Panjaringan, dan Kotamadya Jakarta Utara. Adapun peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Peta lokasi penelitian U 15 Batas-batas wilayah dari Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo adalah sebagai berikut : Sebelah Selatan : Pantai Indah Kapuk Sebelah Utara : Jalan Tol Soekarno-Hatta Sebelah Barat : Pantai Kapur Timur Sebelah Timur : Jalan Pluit Barat

4.2 Kondisi Fisik

Secara geografis, Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo terletak pada 06 o 05’24”–06 o 05’35” Lintang Selatan dan 106 o 46’06”–106 o 46’30” Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 0 –1 meter di atas permukaan laut. Kawasan Delta Muara Angke berada diantara 2 anak sungai, yaitu Kali Angke di sebelah Timur dan Kali Adem di sebelah Barat.

4.2.1 Geologi dan Topografi

Geomorfologi Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo dipengaruhi oleh hasil endapan sungai yang mengalir di wilayah tersebut. Endapan sungai membentuk endapan alluvial pantai dengan permukaan tanah datar dan subur karena dipengaruhi oleh endapan sungai yang mengandung sedimen bahan organik dengan tekstur tanah lunak tidak solid. Ini menyebabkan daya dukung tanah rendah dan proses intrusi air laut tinggi. Topografi pada Kawasan Muara Angke memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Ketinggian dari permukaan laut adalah 0 –1 meter dengan kondisi air permukaan berupa payau, kolam tambak, dan rawa-rawa.

4.2.2 Hidrologi

Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo merupakan delta yang diapit oleh dua anak sungai, yaitu Kali Adem dan Kali Angke. Saat curah hujan tinggi, terjadi peningkatan ketinggian pasang air yang mencapai 0.3 mhari. Namun, saat musim kemarau panjang, air akan surut hingga ± 0.5 mhari. Kedalaman kawasan yang berupa kolam atau tambak ini bervariasi, yakni antara 0.82 sampai 1.5 meter. 16

4.2.3 Klimatologi

Secara umum, kondisi iklim kota Jakarta termasuk Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo memiliki iklim tropis dengan curah hujan sepanjang tahun 2000 –1913.8 mmtahun. Suhu udara di Muara Angke cukup tinggi. Suhu udara maksimum berkisar 31.4 o C pada siang hari dan berkisar 25.4 o C pada malam hari. Kelembaban udara rata-rata adalah 77 dan kecepatan angin rata-rata sebesar 7 knotsjam dengan arah angin yang selalu berubah-ubah sesuai musim pada tiap tahunnya Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DKI Jakarta 2001.

4.3 Kondisi Biotik

Flora di Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo DKI Jakarta didominasi oleh jenis bakau Rhizophora mucronata, sedangkan jenis tumbuhan mangrove yang tumbuh alami di pematang-pematang tambak adalah jenis api-api Avicennia marina, tancang Bruguiera sp., pedada Sonneratia alba, dan Nypa fruticans. Di samping itu, ditemukan pula jenis fauna di kawasan tersebut, antara lain burung air pecuk padi Phalacrocorax niger, cangak laut Ardea sumatrana, bambangan merah Ixobrychus cinnamomeus, raja udang meninting Alcedo meninting, ikan gabus Channa striata, ikan mas Cyprinus carpio, leleClarias batrachus, dan reptil, yaitu kadal Mabuya multifasciata, katak Polypedates leucomystax, kodok Limnonectes macrodon, biawak Varanus rudicollis. 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam

Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter batang, panjang buku, jumlah buku, jumlah daun, jumlah cabang, berat kering total, nisbah pucuk akar, dan prosentase tumbuh tanaman. Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil sidik ragam pengaruh perlakuan dan blok terhadap variabel pertumbuhan semai Variabel Perlakuan Blok kelompok Pertumbuhan tinggi semai tn Pertumbuhan diameter batang Panjang buku Jumlah buku Jumlah daun Jumlah cabang tn tn tn tn tn tn tn Berat kering total BKT tn Nisbah pucuk akar NPA tn Prosentase tumbuh tanaman tn : berpengaruh nyata menurut uji F pada taraf 5, tn : tidak nyata. Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa perlakuan menyebabkan respon yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah daun, berat kering total BKT, nisbah pucuk akar NPA, dan prosentase tumbuh tanaman. Adapun semua respon pertumbuhan semai, kecuali variabel jumlah cabang, tidak menampakan perbedaan antara individu semai yang diletakkan di blok naungan dan tanpa naungan. Secara rinci, tabel hasil pengolahan data dapat dilihat pada Lampiran 3. Pertumbuhan Tinggi Semai Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa perlakuan tingkat penggenangan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi semai. Pengaruh tingkat penggenangan terhadap pertumbuhan tinggi disajikan pada Tabel 2.