9
secara manual sesuai perlakuan tingkat penggenangan yang telah ditentukan dan kondisi ketinggian permukaan air di lokasi
pengamatan.
B. Pemilihan dan Pengangkutan Semai Pada mulanya, semai B. gymnorrhiza yang digunakan sebagai
bahan penelitian berada di daerah Elang Laut ±500 m dari Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo. Di Elang Laut dilakukan seleksi semai B.
gymnorrhiza sebanyak 42 semai. Semai yang dipilih adalah semai yang memiliki kenampakan fenotipe yang sehat dan memiliki tinggi rata-rata
yang sama. Semai yang telah dipilih kemudian diangkut ke lokasi penelitian Kawasan Mangrove dengan menggunakan mobil pick up.
C. Persiapan Semai Tahapan kegiatan yang dilaksanakan saat persiapan semai, yaitu :
1. Persiapan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah lumpur. Sumber lumpur
tersebut adalah lumpur di sekitar guludan di Kawasan Mangrove Jalan Tol Sedyatmo. Lumpur kemudian dimasukkan ke dalam
polybag berukuran 30 x 30 cm. 2. Semai B. gymnorrhiza dipindahkan ke media tanam dalam
polybag. 3. Semai diangkut dan diletakkan pada sandaran yang telah tersedia.
4. Semai diikat ke sandaran dengan tali rafia agar semai tidak hanyut terbawa arus.
3.3.2 Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dan pengukuran pada B. gymnorrhiza dilakukan untuk mengkaji ada tidaknya perubahan pada kondisi semai akibat pengaruh dari
perlakuan perbedaan tingkat penggenangan dan naungan. Kegiatan ini dilakukan secara rutin, yakni satu kali pengamatan setiap minggunya selama tiga bulan.
10
Adapun variabel yang diamati dan diukur pada penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan tinggi semai
Tinggi batang B. gymnorrhiza diukur mulai dari batas antara propagul dan batang hingga ujung buku paling atas. Pengukuran ini dilakukan dengan
alat bantu mistar seperti yang terlihat pada Lampiran 3. 2. Pertumbuhan diameter batang
Diameter B. gymnorrhiza diukur pada batas antara propagul dan batang dengan menggunakan kaliper Lampiran 3. Agar pengukuran diameter ini
konsisten, maka diberi tanda berupa goresan spidol permanen pada bagian tempat pengukuran diameter batang.
3. Panjang buku Panjang buku adalah panjang antar batas buku yang diukur dengan
mistar atau meteran jahit. Variabel panjang buku ini hanya diukur pada semai pertama dan kedua dari masing-masing taraf perlakuan.
4. Jumlah buku Jumlah buku pada masing-masing semai diamati, dihitung, dan dicatat
pada tally sheet. 5. Jumlah daun
Pada keseluruhan semai, dilakukan penghitungan jumlah daun. Selain itu, diamati pula kondisi daunnya, seperti warna daun, ada atau tidaknya
serangan hama atau penyakit seperti yang ditunjukkan pada lampiran 4. 6. Jumlah cabang
Jumlah cabang pada masing-masing semai dihitung dan dicatat. Percabangan terletak pada salah satu buku batang dan biasanya berada di
bagian pucuk bibit. 7. Biomassa
Pengukuran biomassa dilakukan di akhir penelitian atau pada minggu ke-13. Pelaksanaannya adalah dengan cara memanen tiga sampel semai yang
dianggap mewakili dari setiap perlakuan untuk kemudian dihitung biomassanya. Jenis sampel yang dipilih adalah sampel yang memiliki nilai
diameter tertinggi, rata-rata, dan terendah untuk setiap tingkat penggenangan. Jadi, total sampel yang diambil adalah sebanyak 18 individu anakan 3 semai
11
dari 7 semai B. gymnorrhiza di setiap penggenangan untuk masing-masing blok naungan dan blok terbuka. Kemudian setiap sampel yang telah diambil
dipisahkan ke dalam beberapa komponen, yakni daun, batang, cabang, dan akar. Sampel biomassa tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tahap selanjutnya ialah analisis laboratorium. Pada tahap ini, diperoleh pula hasil mengenai beberapa variabel lainnya, yaitu:
a. Berat basah akar dan pucuk Berat basah diperoleh dengan menimbang bagian akar semai
setelah dipanen, sedangkan berat basah pucuk terdiri dari batang, cabang, dan daun yang ditimbang setelah selesai dipanen.
b. Berat basah total Berat basah total didapatkan dengan menjumlahkan berat basah
akar dengan berat basah pucuk. c. Berat kering akar dan pucuk
Berat kering diukur setelah komponen atau bagian tanaman dikeringkan di dalam oven pada suhu 80
o
C selama 48 jam hingga mencapai berat konstan. Masing-masing bagian tanaman selanjutnya
ditimbang dengan bantuan timbangan dengan ketelitian 10
-3
. d. Berat kering total
Berat kering total merupakan penjumlahan berat kering pucuk dan berat kering akar. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut :
e. Nisbah pucuk akar Nisbah pucuk akar didapatkan dengan membagi nilai berat kering
pucuk dengan berat kering akar atau dengan rumusan sebagai berikut :
f. Prosentase tumbuh tanaman Jumlah semai yang hidup dan mati di kedua blok percobaan
dihitung setiap minggu pengamatan dan kemudian direkapitulasi. Nisbah pucuk akar NPA = berat kering pucuk BKP
berat kering akar BKA Berat kering total = Berat kering pucuk BKP + Berat kering akar BKA
12
8. Kondisi lingkungan Beberapa kondisi umum lingkungan diperoleh melalui penelusuran data
sekunder dan pengukuran langsung di lapang. Pengamatan suhu dan kelembaban udara dilakukan dengan menggunakan alat bantu termometer wet dry. Pengukuran
intensitas cahaya matahari dengan menggunakan alat lux meter dan alat refraktometer untuk pengukuran salinitas air.
3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Rancangan percobaan