Nilai Ekonomi Lahan land rent

Jumlah penduduk yang meningkat berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan pangan dan perumahan. Kebutuhan lahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan perumahan telah menyebabkan pergeseran pola penggunaan lahan seperti pertanian semusim di daerah-daerah yang semestinya tidak diperbolehkan. Sedangkan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kaidah ruang dan kesesuaian lahan menyebabkan dampak lingkungan yang kurang menguntungkan, seperti terjadi erosi, menurunnya fungsi hidrologis hutan, terjadinya degradasi lahan dan meningkatnya lahan kritis serta kerusakan lingkungan Desman, 2007. Alih fungsi lahan sawah di Jawa mencapai 22.000 ha selama kurun waktu 1987 sampai 1993, untuk konversi lahan sawah sekitar 100.000 ha sampai akhir 2000. Dalam hal ini dapat berpengaruh terhadap ketahanan pangan Dirjen, 2008. Lebih lanjut Witjaksono 1996 menjelaskan bahwa alih fungsi lahan memiliki lima faktor sosial yang mempengaruhinya, yaitu perubahan perilaku, hubungan pemilik dengan lahan, pemecahan lahan, pengambilan keputusan, dan apresiasi pemerintah terhadap aspirasi masyarakat. Dengan asumsi pemerintah sebagai pengayom dan abdi masyarakat, seharusnya dapat bertindak sebagai pengendali terjadinya alih fungsi lahan.

2.3. Nilai Ekonomi Lahan land rent

Land rent merupakan selisih penerimaan dan biaya dalam satu unit satuan lahan. Menurut Soeharjo dan Patong 1973 penerimaan usaha tani terdiri dari tiga komponen, yaitu hasil produk, produk yang dikonsumsi sendiri oleh keluarga, dan kenaikan nilai inventaris. Selanjutnya juga dinyatakan bahwa usaha tani merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil produksi di lapangan pertanian, pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, dimana selisih dari keduanya merupakan pendapatan kegiatan usahanya. Menurut Barlowe 1978 manfaat ekonomi dianggap sebagai suatu surplus yang merupakan bagian dari jumlah nilai produk atau total pendapatan dari sisa setelah pembayaran yang didasarkan pada jumlah faktor biaya atau total biaya. Manfaat ekonomi suatu lahan umumnya dapat dinilai dari pendapatan bersih per meter persegi lahan per tahun untuk penggunaan tertentu. Manfaat ekonomi lahan ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas lahan sebagai mana yang dijelaskan dalam teori ricardiant rent Gambar 1 dan faktor lokasi yang menjadi prinsip utama konsep locational rent Gambar 2. Gambar 1. Ilustrasi Ricardiant Rent Gambar 1 menjelaskan kondisi kualitas lahan yang berbeda mempengaruhi nilai lahan. Tanah A dan tanah B dengan biaya sebesar Q memiliki jumlah produksi yang berbeda. Tanah A memiliki produksi sebesar OY1 dab tanah B memiliki produksi sebesar OY2 maka nilai akan lahan yang harus di bayar untuk kualitas lahan yang berbeda dengan biaya yang sama pada tanah A dan B adalah selisih dari OY1 dengan OY2. Gambar 2 menjelaskan bahwa nilai lahan dipengaruhi oleh letak lahan tersebut terhadap pusat aktifitaskegiatan. Lahan A akan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan B karena jaraknya yang lebih dekat. Biaya yang harus dikeluarkan untuk perbedaan letak lahan ini adalah selisih dari AA1 dengan BB1 Reksohadiprojo dan Karseno,1997. Dalam kenyataannya nilai dan fungsi lahan tidak hanya ditentukan oleh dua faktor terbsebut tetapi juga ditentukan oleh faktor sosial yang keudian dikenal PRODUKSI BIAYA Q Y1 Y2 TANAH A TANAH B Q2 Q1 O Gambar 2. Ilustrasi Locational Rent sebagai sociocultural rent dan manfaat ekologi atau disebut juga ecological rent dan banyak faktor yang belum diketahui. Dengan demikian pemanfaatan lahan harus memenuhi persyaratan kesesuaian suitability secara fisik dan biologi, secara ekonomi menguntungkan feasible dan secara kelembagaan dapat dierima oleh masyarakat. Bersadarkan penelitian yang dilakukan oleh Sehani 2007 nilai land rent penggunaan lahan sawah di Kabupaten Karanganyar dengan pola tanam padi- padi-padi memiliki nilai Rp 1.344,36m 2 tahun sampai dengan Rp 2.623,53 m 2 tahun. Sawah dengan pola tanam padi-bera-padi memliki nilai yag lebih kecil yaitu sebesar Rp. 0,67 m 2 tahun sampai dengan Rp 2.179,12 m 2 tahun dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rumiris 2008 nilai land rent pertanian di Kecamatan Dramaga adalah sebesar Rp 44,12 m 2 tahun sampai dengan Rp. 1.070,44 m 2 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rumiris 2008 nilai land rent lahan terbangun pemukiman di kecamatan Dramaga memiliki rentang nilai antara Rp 208,33 m 2 tahun sampai dengan Rp 35.069,33 m 2 tahun. B1 A1 A B JARAK PUSAT KEGIATAN LOCATIONA L RENT NILAI RENT

2.4. Sawah Irigasi