II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penggunaan Lahan
Lahan merupakan sumberdaya pembangunan yang memiliki karakteristik antara lain 1 luasan relatif tetap, dan 2 memiliki sifat fisik yang bersifat
spesifik lokasi seperti jenis batuan, kandungan mineral, topografi dan lain sebagainya. Menurut FAO 1976 dalam Balai Penelitian Tanah 2003, lahan
merupakan bagian dari bentang alam dimana lingkungan fisik seperti topografi, tanah, hidrologi dan keadaan vegetasi alami yang meliputinya serta secara
potensial akan mempengaruhinya terhadap penggunaan lahan. Untuk menjamin kelestarian sumberdaya lahan, pemanfaatan lahan memerlukan arahan disesuaikan
dengan sifat fisiknya tersebut Dardak, 2008. Penggunaan lahan land use diartikan sebagai bentuk campur tangan
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Secara umum penggunaan lahan dibagi menjadi dua
kelompok utama, yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non- pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan atas lahan tegalan, sawah,
kebun karet, hutan produksi, dan sebagainya. Penggunaan bukan pertanian dapat dibagi atas permukiman perkotaan dan pedesaan , industri, rekreasi, dan
sebagainya Arsyad,1989. Penggolongan penggunaan lahan secara umum, adalah: pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan,
atau daerah rekreasi. Tipe pengunaan lahan merupakan penggunaan lahan yang diuraikan secara lebih terperinci sesuai dengan syarat-syarat teknis untuk suatu
daerah dengan keadaan fisik dan sosial ekonomi tertentu, yaitu menyangkut pengelolaan, masukkan yang diperlukan, dan keluaran yang diharapkan secara
spesifik Rayes, 2007. Penggunaan lahan merupakan proses yang dinamis, berubah terus
menerus, sebagai hasil perubahan pola dan besarnya aktivitas manusia sepanjang waktu, sehingga masalah yang berkaitan dengan lahan merupakan masalah yang
kompleks Saefulhakim dan Nasoetion, 1995. Di Indonesia penggunaan lahan memiliki tujuan umum yaitu untuk
menjamin pengadaan pangan, sebagai sumber devisa bagi pembangunan untuk
pemukiman dan sarana atau prasarana fasilitas umum dan konservasi. Faktor- faktor yang mempengaruhi pola dan jenis penggunaan lahan di Indonesia adalah
sifat fisik lahan iklim, topografi, drainase, sifat fisik dan kimia tanah, kondisi faktor budaya dan ekonomi serta kebijakan pemerintah. Besarnya kontribusi
faktor-faktor tersebut akan sangat beragam menurut waktu dan ruang Lopulisa, 1995.
Teknik interpretasi penggunaan lahan pada citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
1. Interpretasi Visual Interpretasi data penginderaan jauh secara manual adalah interpretasi data
penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri karakteristik objek secara keruangan spasial. Karakteristik objek yang tergambar pada citra dapat
dikenali berdasarkan 9 unsur-unsur interpretasi yaitu, 1 ronawarna, 2 ukuran, 3 bentuk, 4 tekstur, 5 pola, 6 bayangan, 7 situs, 8 asosiasi.. Interpretasi
ini dilakukan pada citra yang dikonversi dalam bentuk foto Sutanto, 1986. 2. Digital Image Processing
Interpretasi secara digital merupakan evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada citra. Analisis digital dapat dilakukan melalui
pengenalan pola spektral dengan bantuan komputer. Dasar interpretasi ini berupa klasifikasi pixel berdasarkan nilai spectral dan dapat dilakukan dengan cara
statistik. Purwadhi, 2001 Proses interpretasi penggunaan lahan diklasifikasikan menurut sistem
USGS tahun 1972 yang dimodifikasi Tabel 1. Sistem ini dapat digunakan untuk citra dengan resolusi tinggi dengan skala menengah 1 : 25.000 dan 1 : 10.000
seperti SPOT dan Quickbird. Penggunaan skala berpengaruh terhadap pemilihan kedetailan klasifikasi, dimana semakin besar skala yang digunakan maka
pengklasifikasian akan semakin detail Danoedoro, 1996. Untuk mengukur bagaimana proporsi suatu jenis penggunaan lahan
cenderung menyebar atau terkonsentrasi dapat menggunakan nilai entropi sebaran spasial tipe penggunaan lahan. Semakin tinggi nilai entropi maka tipe penggunaan
lahan tersebut semakin menyebar pada suatu wilayah sehingga dapat mengkontrol penggunan lahan yang ada agar tidak terjadi ketimpangan penggunaan lahan dan
tetap mengupayakan adanya ruang terbuka hijau yang dapat menjadi daerah resapan sehingga tetap sesuai dengan penataan ruang yang telah direncanakan
pemerintah. Tabel.1 Sistem Klasifikasi Tutupan Lahan USGS tahun 1972
No Tutupan Lahan
1 Kota dan Daerah Terbangun
2 Lahan Pertanian
3 Peternakan
4 Lahan vegetasitumbuahn
5 Air
6 Lahan Basah
7 Lahan Kosong
8 Tundra
9 SaljuEs abadi
2.2. Perubahan Penggunaan Lahan