Kesesuaian Pengalokasian Penggunaan Lahan Sawah Irigasi dan

tingginya output di desa ini sehingga nilai land rent jasa kos-kosan lebih tinggi dari Desa Condongcatur. Nilai land rent Penggunaan lahan dengan peruntukan rumah tinggal terbesar pada Desa Condongcatur diikuti Desa Caturtunggal dan Maguwoharjo. Nilai land rent rata-rata untuk rumah tinggal sebesar Rp 7.675m 2 tahun di Desa Condongcatur dan Rp 5.361m 2 tahun di Desa Caturtunggal. Nilai ini lebih besar dari Desa Maguwoharjo karena letaknya yang lebih strategis yang mempengaruhi tingginya nilai NJOP untuk rumah tinggal di kedua desa ini. Sedangkan di Desa Maguwoharjo nilai land rent rata-rata untuk rumah tinggal sebesar Rp 3.471m 2 tahun. Hal ini karena lahan tebangun di Desa Maguwoharjo sebagian besar digunakan untuk rumah tinggal dengan kondisi fisik bangunan yang lebih sederhana sehingga nilainya paling rendah dibandingkan dengan dua desa lainnya di Kecamatan Depok.

5.4. Kesesuaian Pengalokasian Penggunaan Lahan Sawah Irigasi dan

Lahan Terbangun dengan Peta RTRW Dalam rencana tata ruang wilayah RTRW Kabupaten Sleman tahun 2005-2014 Kecamatan Depok diperuntukkan sebagai kawasan perkotaan karena berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta sehingga letak dan aksebilitasnya akan mendukung perencanaan ruang Kabupaten dan Provinsi. Dalam jangka panjang, arahan pengembangan Kecamatan Depok beserta beberapa kecamatan lain di Kabupaten Sleman yang berbatasan langsung dengan kota Yogyakarta adalah sebagai pusat pengembangan pendidikan, tempat jasa dan perdagangan skala regional maupun nasional, serta penyedia jasa pelayanan kepariwisataan. Seperti yang disajikan dalam Gambar 16 perencanaan budidaya dalam RTRW Kabupaten Sleman sangat berkaitan dengan penggunaan lahan sawah irigasi. Dalam perencanaan tersebut Kecamatan Depok dibagi dalam 2 kawasan budidaya, yakni budidaya pertanian dan budidaya non pertanian. Budidaya pertanian berupa kawasan budidaya pertanian daerah sub urbanurban yang sebagian besar berada di Desa Maguwoharjo sedangkan budidaya non pertanian yaitu sebagai pemukiman, sebagian besar kawasan ini berada di Desa Caturtunggal. Gambar 16. Peta Arahan RTRW Kecamatan Depok Grafik kesesuaian pengalokasian penggunaan lahan di Kecamatan Depok dengan RTRW Kabupaten Sleman tersaji dalam Gambar 17 dan Tingkat Kesesuaian Pengalokasian Penggunaan Lahan Setiap Desa dengan RTRW tersaji dalam Tabel 6. Gambar 17 menunjukkan tingkat kesesuaian penggunaan lahan sawah irigasi dan lahan terbangun di Kecamatan Depok terhadap RTRW Kabupaten Sleman. Luas sawah irigasi sebesar 67,13 di Kecamatan Depok telah sesuai dengan RTRW sebagai kawasan lahan pertanian daerah sub urbanurban dan sebesar 32,87 peruntukannya tidak sesuai dengan RTRW yang seharusnya dijadikan kawasan perkotaan. Dari Tabel 6 luas sawah irigasi yang tidak sesuai di Desa Condongcatur sebesar 6,55, Desa Caturtunggal sebesar 8,48, dan Desa Maguwoharjo seberar 17, 85. Fenomena ini menjadikan bahwa perubahan sawah irigasi menjadi 7 ° 4 8 7 ° 4 8 7 ° 4 7 7 ° 4 7 7 ° 4 6 7 ° 4 6 7 ° 4 5 7 ° 4 5 7 ° 4 4 7 ° 4 4 110 °22 110 °22 110 °23 110 °23 110 °24 110 °24 110 °25 110 °25 110 °26 110 °26 110 °27 110 °27 N Legenda : pemukiman pertanian daerah suburbanurban peruntukan daerah militer 500 500 1000 1500 Meters Sumber : Peta RTRW Kabupaten Sleman 2005-2014 lahan terbangun masih memiliki peluang yang cukup tinggi, Namun demikian keberadaan sawah irigasi yang ada saat ini disarankan untuk tetap dipertahankan Gambar.17 Grafik Kesesuaian Penggunaan Lahan di Kecamatan Depok dengan RTRW Tabel 6. Tingkat Kesesuaian Pengalokasian Penggunaan Lahan Setiap Desa dengan RTRW Penggunaan Lahan Desa Perkotaan Pertanian daerah subrubanurban Ha Ha Sawah irigasi Condongcatur 38,6 6,55 81,3 13,79 Caturtunggal 50 8,48 112,1 19,01 Maguwoharjo 105,2 17,85 202,4 34,33 Total 193,9 32,87 395,9 67,13 Lahan Terbangun Condongcatur 392,9 21,24 167,1 9,04 Caturtunggal 649,6 35,13 84 4,54 Maguwoharjo 339,9 18,38 215,8 11,67 Total 1382,3 74,75 466,9 25,25 Keterangan : berdasarkan luas sawah irigasi dan lahan terbangun di kecamatan Depok agar dapat memenuhi swasembada pangan walaupun dalam RTRW dialokasikan untuk perkotaan. Luas lahan terbangun di Kecamatan Depok sebesar 74,75 peruntukannya telah sesuai dengan RTRW yaitu sebagai kawasan perkotaan, dan sebesar 25,25 peruntukannya tidak sesuai dengan RTRW, yang mana lahan ini merupakan alih fungsi dari lahan pertanian. 100 200 300 400 Lu as h a Sawah Irigasi Tidak Sesuai Sesuai 200 400 600 800 1000 1200 1400 Lu as h a Lahan Terbangun Sesuai Tidak Sesuai

VI. KESIMPULAN DAN SARAN