Perubahan Penggunaan Lahan TINJAUAN PUSTAKA

tetap mengupayakan adanya ruang terbuka hijau yang dapat menjadi daerah resapan sehingga tetap sesuai dengan penataan ruang yang telah direncanakan pemerintah. Tabel.1 Sistem Klasifikasi Tutupan Lahan USGS tahun 1972 No Tutupan Lahan 1 Kota dan Daerah Terbangun 2 Lahan Pertanian 3 Peternakan 4 Lahan vegetasitumbuahn 5 Air 6 Lahan Basah 7 Lahan Kosong 8 Tundra 9 SaljuEs abadi

2.2. Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi yang terjadi pada suatu lahan dalam kurun waktu yang berbeda. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut yaitu faktor politik dan faktor ekonomi. Faktor politik dapat mempengaruhi pola perubahan terhadap suatu lahan karena adaya kebijakan yang diambil oleh pengambil keputusan. Faktor ekonomi adalah perubahan pendapatan serta pola konsumsi yang menyebabkan kebutuhan akan ruang dan tempat rekreasi meningkat sehingga terjadilah perubahan penggunaan lahan Dirjen, 2008. Permintaan akan sumberdaya lahan yang semakin meningkat disebabkan oleh meningkatnya aktifitas pembangunan dan keterbatasan serta karakteristik sumberdaya lahan mendorong beralih fungsinya lahan-lahan pertanian ke non- pertanian Lopulisa, 1995. Menurut Nasoetion dan Winoto 1996 ada dua faktor yang langsung menentukan proses alih fungsi lahan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu 1 sistem kelembagaan yang dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah, dan 2 sistem non-kelembagaan yang berkembang secara alamiah di dalam masyarakat. Sistem kelembagaan yang dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah antara lain direpresentasikan dalam bentuk terbitnya beberapa peraturan mengenai konversi lahan. Jumlah penduduk yang meningkat berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan pangan dan perumahan. Kebutuhan lahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan perumahan telah menyebabkan pergeseran pola penggunaan lahan seperti pertanian semusim di daerah-daerah yang semestinya tidak diperbolehkan. Sedangkan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kaidah ruang dan kesesuaian lahan menyebabkan dampak lingkungan yang kurang menguntungkan, seperti terjadi erosi, menurunnya fungsi hidrologis hutan, terjadinya degradasi lahan dan meningkatnya lahan kritis serta kerusakan lingkungan Desman, 2007. Alih fungsi lahan sawah di Jawa mencapai 22.000 ha selama kurun waktu 1987 sampai 1993, untuk konversi lahan sawah sekitar 100.000 ha sampai akhir 2000. Dalam hal ini dapat berpengaruh terhadap ketahanan pangan Dirjen, 2008. Lebih lanjut Witjaksono 1996 menjelaskan bahwa alih fungsi lahan memiliki lima faktor sosial yang mempengaruhinya, yaitu perubahan perilaku, hubungan pemilik dengan lahan, pemecahan lahan, pengambilan keputusan, dan apresiasi pemerintah terhadap aspirasi masyarakat. Dengan asumsi pemerintah sebagai pengayom dan abdi masyarakat, seharusnya dapat bertindak sebagai pengendali terjadinya alih fungsi lahan.

2.3. Nilai Ekonomi Lahan land rent