2
Pembuatan  keju  pada  penelitian  ini  menggunakan  bakteri  asam  laktat  BAL Lactobacillus  acidophilus  dan  Lactobacillus  casei  komersial.    Sudah  cukup  banyak  galur  dari
kedua  spesies  tersebut  yang  terbukti  memiliki  aktivitas  probiotik.    Stabilitas  Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus casei selama proses pembuatan dan penyimpanan keju diuji dalam
penelitian  ini.    Kemudian,  jika  nanti  sudah  ada  uji  yang  menyatakan  bahwa  kedua  BAL  yang digunakan  pada  penelitian  ini  juga  memiliki  aktivitas  probiotik,  keju  yang  dihasilkan  dapat
menjadi  salah  satu  rekomendasi  pengembangan  keju  probiotik  berbasis  susu  kambing  di Indonesia.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengaplikasikan BAL Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus casei pada pembuatan
keju lunak susu kambing. 2.
Mengetahui  viabilitas  BAL  selama  proses  pembuatan  keju  lunak  susu  kambing  serta stabilitas BAL selama penyimpanannya.
3.
Mengetahui nilai nutrisi serta mutu sensori keju lunak susu kambing.
C. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat  dari  penelitian  ini  adalah  dapat  memberikan  informasi  mengenai  aplikasi  BAL Lactobacillus  acidophilus  dan  Lactobacillus  casei  pada  proses  pembuatan  keju  susu  kambing
serta  data  stabilitas  BAL  selama  pembuatan  dan  penyimpanan  keju  susu  kambing,  sehingga dapat menjadi rekomendasi pengembangan keju probiotik berbasis susu kambing.
TINJAUAN PUSTAKA
A. SUSU KAMBING
Perkembangan populasi ternak kambing meningkat dalam beberapa tahun terakhir 2001- 2006.  Pada tahun 2001 jumlahnya 12.46 juta ekor dan meningkat menjadi 13.18 juta ekor pada
tahun  2006.    Peternakan  kambing  dengan  tujuan  utama  sebagai  penghasil  susu  mulai dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 2000 Sodiq dan Abidin 2008.  Salah satu bangsa
kambing  yang  dikembangkan  sebagai  penghasil  susu  di  Indonesia  adalah  kambing  Peranakan Etawah  PE.    Kambing  PE  merupakan  hasil  persilangan  antara  kambing  Kacang  lokal  dan
kambing Jamnapari yang dibawa ke Indonesia dari India pada masa kolonial Belanda Budisatria et  al.  2010.    Produksi  susu  kambing  PE  adalah  0.45-2.2  literekorhari  dengan  panjang  masa
laktasi  sangat  beragam,  yaitu  92-256  hari  dengan  rataan  156  hari.    Dengan  pengelolaan  yang baik,  induk  kambing  PE  mampu  berproduksi  hingga  200  hari  dalam  satu  tahun  Sodiq  dan
Abidin 2008. Secara kimia, susu  merupakan emulsi lemak dalam air  yang  mengandung  gula,  garam-
garam  mineral,  dan  protein  dalam  bentuk  suspensi  koloidal.    Susu  memiliki  komponen  utama berupa  air,  lemak,  protein  kasein,  albumin,  dan  globulin,  laktosa  gula  susu,  dan  abu.
Komponen susu selain air merupakan total solid  TS dan “total solid” tanpa komponen lemak
merupakan solid non fat SNF Rahman et al. 1992.  Komposisi kimia susu kambing tidak jauh berbeda  dengan  susu  sapi  Tabel  1.    Susu  kambing    juga  mengandung  asam-asam  lemak
kaproat, kaprilat, dan kaprat dalam jumlah yang relatif banyak Daulay 1991. Tabel 1. Komposisi kimia susu kambing jenis PE dan Jamnapari dan susu sapi jenis
Friesian serta perbandingannya dengan SNI  susu segar Parameter
Susu kambing PE
a
Susu kambing Jamnapari
b
Susu sapi Friesian
c
Susu segar
d
lemak 6.10±0.64
4.31 3.40
minimal 3.0 protein
2.97±0.37 3.74
3.15 minimal 2.7
laktosa -
4.72 4.60
- abu
0.72±0.13 0.82
0.73 -
Sumber:
a
Hidayat 2009;
b
Jenness 1980;
c
Scott 1986;
d
BSN 1998a
Susu, baik susu kambing maupun susu sapi, dipertimbangkan sebagai bahan pangan yang penting.  Susu kaya akan kandungan nutrisi esensial, seperti mineral, vitamin, dan protein yang
mudah dicerna dengan komposisi asam amino yang seimbang, dimana semua komponen tersebut penting dalam mendukung sifat fungsional di dalam tubuh Silanikove et al. 2010.
Konsumsi  susu  kambing  diasosiasikan  dengan  beberapa  manfaat  kesehatan  di  luar  nilai nutrisi sebenarnya.  Susu kambing kaya akan globula lemak yang berukuran lebih kecil daripada
globula lemak susu sapi sehingga lebih mudah dicerna.  Selain itu, kandungan asam lemak rantai sedang  yang banyak terdapat pada susu  kambing diketahui  memiliki sifat antibakteri, antivirus,
dapat  mencegah  larutnya  deposit  kolesterol  ke  dalam  darah,  dan  dapat  diserap  dengan  cepat  di
4
usus  Shingfield  et  al.  2008.    Susu  kambing  dapat  dikonsumsi  oleh  bayi  karena  tidak menimbulkan  alergi.    Kandungan  α
s1
-kasein  yang  sedikit  pada  susu  kambing  dipertimbangkan sebagai penyebab lebih rendahnya alergenisitas terhadap susu kambing dibandingkan susu sapi,
namun hal tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut Silanikove et al. 2010. Komposisi kandungan nutrisi susu kambing juga berpengaruh pada teknologi pengolahan
susu  kambing.    Silanikove  et  al.  2010  menyatakan  bahwa  persentase  total  lemak  dalam  susu kambing  tidak  jauh  berbeda  dengan  susu  sapi.    Dua  hal  yang  membedakannya,  dan  menjadi
karakteristik  yang  berpengaruh  penting  bagi  pengolahan  susu  kambing  adalah  ukuran  globula lemak dan komposisi asam lemak.  Pada kedua jenis susu, ukuran globula lemak berkisar antara
1- 10  μm,  namun  jumlah  globula  lemak  yang  berukuran  lebih  kecil  dari  5  μm  lebih  banyak
terdapat  pada  susu  kambing  sekitar  80  dibandingkan  pada  susu  sapi  sekitar  60.    Susu kambing  mengandung  asam  lemak  rantai  sedang,  yaitu  asam  kaproat  C6:0,  asam  kaprilat
C8:0, dan asam kaprat C10:0, dalam jumlah  yang  lebih  banyak, dimana  sebagian dari asam lemak tersebut bertanggung jawab terhadap munculnya karakteristik aroma prengus atau goaty.
Persentase  kasein  dalam  total  protein  susu  kambing  adalah  71-78,  lebih  rendah  dari susu  sapi  yang  berkisar  antara  75-85  Loewenstein  1982  diacu  dalam  Zeng  1996.    Selain
kandungan  kasein  yang  lebih  rendah  dari  susu  sapi,  yang  menjadi  faktor  utama  dalam keterbatasan  pemanfaatan  susu  kambing  secara  teknologi  adalah  komposisi  dari  kaseinnya.
Kasein susu kambing memiliki proporsi α
s1
- kasein yang lebih rendah dan proporsi  -kasein yang
lebih  tinggi  daripada  susu  sapi  Thomann  2008 .  Rendahnya kandungan α
s1
-kasein  pada  susu kambing  menyebabkan  keju  yang  terbuat  dari  susu  kambing  memiliki  tekstur  yang  lebih  lunak
daripada keju susu sapi Jenness 1980.
B. KEJU