42
kemungkinan customer exit dan beralihnya pelanggan ke perusahaan lain. Tujuan strategi defensif ini adalah untuk meminimalisasi customer turnover
atau memaksimalkan cutomer retention dengan melindungi produk dan pasarnya dari serangan pesaing. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini
adalah dengan meningkatkan kepuasan pelanggan yang sekarang. Bagan 2.2
Strategi Bisnis Perusahaan
Sumber : Fandy Tjiptono, “Strategi Pemasaran”
23
C. Tinjauan Hukum Islam dalam Memasarkan Produk
Pergaulan hidup tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang lain disebut muamalat.
24
Dalam pergaulan hidup,
23
Ibid.,h.38.
24
KH. Ahmad Azhar Basyir, MA, Asas-Asas Hukum Muamalat Hukum Perdata Islam Yogyakarta: UII Press, 2000, h. 11.
Business Strategy
Offense New Customers
Defence Present Customerss
Increase Market
Capture Market Share
Build Switching
Barriers Increase
Customer Satisfication
43
tiap-tiap orang memiliki kepentingan terhadap orang lain. Timbullah dalam pergaulan hidup ini hubungan hak dan kewajiban. Setiap orang mempunyai hak
yang wajib selalu diperhatikan orang lain dan dalam waktu yang bersamaan juga memiliki kewajiban yang harus ditunaikan terhadap orang lain.
Hukum Islam memberikan aturan-aturan dalam bidang muamalat yang bersifat longgar untuk memberi kesempatan perkembangan-perkembangan hidup
manusia dikemudian hari. Hukum Islam memberi ketentuan bahwa pada dasarnya pintu perkembangan muamalat senantiasa terbuka, tetapi perlu diperhatikan agar
perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan-kesempitan hidup pada suatu pihak. Walaupun muamalat menyangkut aktivitas yang berhubungan
dengan duniawi, nilai-nilai agama tidak dapat dipisahkan. Nilai agama dalam bidang muamalat itu dicerminkan oleh adanya hukum halal dan haram yang harus
diperhatikan. Dalam ibadah, kaidah hukum yang berlaku adalah bahwa semua hal
dilarang, kecuali yang memiliki ketentuan berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Sedangkan dalam urusan muamalat, semua dibolehkan kecuali terdapat dalil yang
melarangnya. Ini berarti ketika suatu transaksi baru muncul dimana belum dikenal sebelumnya dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut dapat diterima kecuali
terdapat implikasi dan dalil Al-Quran dan Al-Hadits yang melarangnya secara implisit. Jadi, dalam bidang muamalat semua transaksi dibolehkan kecuali yang
diharamkan. Meskipun dalam kosa kata fiqh Islam tidak mengenal lembaga keuangan, namun sesungguhnya bukti-bukti sejarah menyatakan bahwa fungsi-
44
fungsi lembaga keuangan modern telah dipraktekkan oleh umat muslim, bahkan sejak zaman Rasulullah.
25
Lembaga keuangan seperti perbankan setiap berhubungan dengan para nasabahnya haruslah memperhatikan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan
akad. Adapun yang harus diperhatikan dalam memasarkan produk yang sesuai dengan syariat Islam adalah:
1. Kerelaan Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara
kedua pihak sama-sama ridho, jadi dalam memasarkaan produknya tidak boleh ada unsur memaksa nasabah atau calon nasabah. Dengan kata lain tetap
memperhatikan kebebasan kehendak pihak yang bersangkutan. 2. Kejelasan
Setiap berhubungan dengan nasabah atau calon nasabah, harus menjelaskan tentang produk-produk yang ditawarkan secara detil tanpa menutup-nutupi hal
yang sebenarnya dengan cara kejujuran komunikasi, aspek kejujuran didasarkan pada data dan fakta. Karena nabi melarang jual beli yang
mengandung unsur kesamaran atau ketidak-jelasan. 3. Keadilan
Berbuat adil dengan cara tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari keseluruhan atau dari kemalangan orang.
25
Hiliyati min Ummaya, “Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah BMT Berbasis Pelayanan Studi Kasus padaKS-BMT Masjid Al-
Azhar Jakarta,” h. 28.
45
Keadilan tidak hanya terwujud ketika memperoleh keuntungan, namun dalam kondisi rugi pun demikian.
4. Memiliki Nilai Manfaat Pemasaran dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindari mudharat dalam hidup masyarakat. 5. Menghormati
Pemasaran yang dilakukan tidak mengandung unsur penindasan. 6. Kebersihan
Kebersihan adalah dasar pokok dalam Islam. Islam dan kebersihan tidak dapat dipisahkan. Kebersihan meliputi segala sesuatu baik ucapan maupun
perbuatan dan sebagainya. 7. Berpakaian dan Tingkah Laku
Cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan adalah cermin bahwa mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar
Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula dalam menghadapi nasabah, akhlaq harus senantiasa terjaga.
Permodelan model dan bentuk pakaian, Islam tidak pernah membatasinya. Syariat Islam memberikan kesempatan berkreasi untuk merancang mode yang
disukai sepanjang pakaian yang dipakai itu menutupi aurat, sopan, dan tidak merangsang bagi yang melihatnya.
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Deskriptif
1
yakni penelitian yang mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang
mendukung terhadap kualitas pelayanan pada PT Bank BRISyariah KCP Rawamangun yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan
Empathy, kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari perannya dalam mengukur tingkat kepuasan nasabah.
Sedangkan kuantitatif
2
ialah penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian disertai dengan tabel grafik, bagan atau tampilan lainnya. Selain data yang berupa angka
terdapat pula data berupa informasi kualitatif, dimana data-data tersebut digunakan untuk mencari ada tidaknya pengaruh antar variabel dan ditemukan
seberapa besar pengaruhnya.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian korelasi,
3
yaitu penelitian yang mencari atau menguji hubungan antara dua variabel. Peneliti menjelaskan suatu hubungan antara kualitas pelayanan PT Bank
1
Prof. Dr Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h.89.
2
Ibid, h.10.
3
Ibid, h.239.