pemerintahan sentralistik yang kuat. Rakyat Basque terbelah menjadi dua, masyarakat pedesaan mendukung kelompok konservatif, sedangkan masyarakat
perkotaan mendukung kaum liberal Spanyol.
35
Perang Carlsit I dan Perang Carlist II pada tahun 1870 telah memecah belah rakyat Basque.
36
Spanyol menuding rakyat Basque bersekongkol dan membantu pemberontak Carlist untuk menggulingkan pemerintahan Republik.
Dampaknya, Pemerintah Republik I Spanyol mencabut hak otonomi fuerros di tiga wilayah Basque, Biscaya, Gipuzkoa dan Araba.
37
Akan tetapi, Pemerintah Republik Spanyol I tetap mempertahankan sistem fuerros di Navarra.
38
Pada tahun 1932, Pemerintahan Republik II Spanyol menawarkan wilayah Basque
membentuk satu provinsi dan akan mengembalikan hak istimewa fuerros, namun wilayah Navara menolak bergabung dan memilih membentuk provinsi sendiri.
Pada tahun 1936, kudeta militer pecah di Spanyol oleh Jenderal Fransisco Franco. Wilayah Basque masih dilanda perpecahan dan konflik dengan
pemerintahan diktator Franco. Beberapa wilayah di Basque, seperti Biscaya dan Gipuzkoa masih loyal kepada pemerintah Republik dan memilih otonom. Sikap
35
Alfonso Peres Agote, The Social Roots of Basque Nationalism, diterjemahkan oleh Cameron Watson dan William A.Douglas, Las Vegas, University of Nevada Press, 2006, hlm.57
36
Perang Carlist diambil dari Dinasti Carlist yang menginginkan agar direstorasikan kembali dinasti mereka menjadi penguasa Spanyol dan mengembalikan kembali sistem monarki
absolut, Raja Juan Carlos merupakan keturunan dari dinasti ini.
37
Ketiga wilayah itu saat ini bagian dari wilayah Basque Country di bawah otoritas Basque Autonomous Community, wilayah yang masih terjadi konflik antara ETA dengan
Pemerintah Spanyol hingga kini.
38
Andre Lecours, Basque Nationalism and Spanish State, Las Vegas, University of Nevada Press, 2007, hlm.47
21
Biscaya dan Gipuzkoa menyebabkan Pemerintahan Franco mencabut hak istimewa fuerros pada tahun 1937.
39
Pada perkembangannya saat ini, wilayah etnis Basque terbagi menjadi tiga entitas wilayah otonomi yaitu
40
: 1.
The Autonomous Community of Euskadi atau Basque Autonomous Community BAC terbagi menjadi tiga provinsi Alava-Araba yang
beriibu di kota Vitoria-Gasteiz, Bizkaia ibu kota di Bilbao dan Gipuzkoa ibu kota di Donostia-San Sebastian.
2. The Autonomous Comunity of Navarre atau Communidad Foral De
Navarra beribu kota di Pamplona-Iruna. 3.
Iparralde terletak di utara Basque atau yang lebih dikenal juga dengan French Basque Country. Wilayah ini masuk di dalam teritorial
wilayah Republik Perancis dan terbagi menjadi tiga provinsi, Lapurdi beribu kota di Baiona, Zuberoa beribu kota di Maule dan
Behenafarroa beribu kota di Donibane Garazi.
B. Pembentukan ETA Euskadia Ta Askatasuna dan Konflik dengan
Pemerintah Spanyol.
Pada masa Pemerintahan Diktator Jenderal Franco, Basque Country menghadapi perlakuan diskriminatif dari pemerintah. Franco menganggap rakyat
Basque Country sebagai pengkhianat negara dan dijadikan alasan untuk
39
Cuenca, The Persistance of Nationalist Terrorism, hlm.5
22
melancarkan serangan masif kedua tempat suci di Basque, Durango dan Guernika dengan bantuan Legiun Condor Jerman. Pada masa pemerintahannya, Franco
mengeksekusi lebih dari 21.780 etnis Basque atas tuduhan pengkhianatan terhadap negara.
41
Basque Country mengalami kesulitan ekonomi dan kelaparan akibat tindakan represif Franco. Franco melarang segala macam atribut, bahasa, dan
identitas etnis Basque, bahkan pemberian nama Basque terhadap anak pun dilarang. Franco memandang bahwa otonomi di wilayah Basque akan dijadikan
alat untuk melawan pemerintah demi menuntut kemerdekaan. Franco menolak upaya kemerdekaan Basque Country, karena wilayah Basque menjadi penyokong
ekonomi untuk Spanyol.
42
Partai terbesar di Basque PNV Partai Nasionalis Basque tidak merespon tindakan-tindakan represif pemerintah. PNV berusaha mempertahankan eksistensi
partai di tengah tindakan represif Franco, namun PNV mulai bergabung dengan kelompok-kelompok anti-Franco lain dan mencanangkan rencana jangka panjang
untuk kemerdekaan Basque.
43
Kelompok pemuda Basque kecewa kepada PNV yang memilih bergabung dengan partai-partai lain di Spanyol. Menurut kelompok
pemuda, PNV seharusnya bekerja sendiri untuk memperjuangkan kemerdekaan Basque tanpa ada intervensi dari pihak luar. Sikap PNV membuat hubungan
41
Agote, The Social Roots, hlm.80
42
Clark, The Basque : Franco Years and Beyond dalam Sembiring, Kekerasan dan Kebebasan, hlm.43
43
William A.Douglas dan Joseba Zulaika, ETA and the Basque Political Process, Vol.32, No.2, Journal of Comparative Studies in Society and History, Cambridge University Press,
hlm.244
23
dengan kelompok pemuda memburuk. Pada tahun 1952, tujuh mahasiswa di Universitas Jesuit Duesto Bilbao berkumpul dan mengadakan diskusi aktual
mengenai upaya kemerdekaan di Basque secara rahasia. Ketujuh mahasiswa tersebut mengumpulkan informasi dan pengetahuan mengenai sejarah, bahasa,
budaya, dan nasionalisme Basque sebagai sebuah bangsa.
44
Ketujuh mahasiswa tersebut menamakan diri mereka sebagai Ekin yang berarti tindakan. Tugas Ekin menumbuhkan kembali identitas nasional rakyat
Basque. Pergerakan Ekin berakar dari ide etnhonasionalisme yang berjuang menyelamatkan Bahasa Euskara bahasa asli orang Basque dan perjuangan anti
kolonialisme.
45
Ekin mendefinisikan diri mereka dengan Gerakan Patriotik non- Konvensional. Pada awalnya Ekin berkerjasama dengan PNV dan kelompok
pemudanya EGI, namun perbedaan ideologi, tujuan perjuangan, ketidaksepakatan dan kontrol dari PNV yang tidak membiarkan kelompok ini bertransformasi,
membuat Ekin dan beberapa anggota EGI bergabung untuk membentuk kelompok militan ETA Euskadia Ta Askatasuna pada bulan Desember 1958.
46
ETA adalah sebuah kelompok insurgensi yang melawan pihak otoritas Spanyol dengan menggunakan perangkat politik dan propaganda. Namun ETA
pun dapat dikatakan sebagai kelompok teroris, karena cara-cara yang dilakukannya dengan aksi teror dan kejahatan.
44
Aiarta and Zabalo, The Basque Country, hlm.12
45
Aiarta and Zabalo, The Basque Country, hlm.13
46
Ilaria Piccioli, European Integration and Stateless Minorities. The Trajectory of Basque Nationalism, Roma, Department of History and Political Science, Luiss-Guido Carli,
2010, hlm.123
24
B.I. Masa Diktator Jenderal Franco 1959-1975
ETA menjadi kelompok militan radikal yang menggunakan cara-cara kekerasan untuk mengupayakan kemerdekaan Basque. Bentuk perlawanan ETA
awalnya hanya bersifat provokatif seperti, grafiti-grafiti anti-Franco, mengibarkan bendera Basque dan menghancurkan simbol-simbol pemerintahan Franco. Pada
18 Juli 1961, ETA melakukan serangan bom pertama yang ditujukan pada konvoi kereta yang membawa pendukung Franco pasca memperingati peristiwa
pemberontakan fasis terhadap Republik. Franco bereaksi keras dengan menangkap dan menyiksa aktifis Basque atas tuduhan pemberontakan terhadap
negara. Beberapa aktifis melarikan diri ke wilayah Basque di Perancis.
47
Strategi serangan ETA menggunakan strategi teori action-repression action-spiral. Peneliti Perancis Franzt Fanon mengembangkan teori ini dalam
tulisannya yang berjudul Les Damnes de la Terre. Berdasarkan teori tersebut, ETA akan memprovokasi pemerintah melalui serangan target vital atau dengan
aksi-aksi demonstrasi serta pemogokan masal, sehingga rezim Franco akan melakukan tindakan represif. Tindakan represif Franco akan membuat marah
warga Basque, sehingga rakyat angkat senjata dan berperang melawan rezim franco.
48
47
Cuenca, The Persistance of Nationalist Terrorism, hlm.6
48
Tipe revolusi peperangan seperti ini meniru dari cara revolusi yang terjadi di China, Vietnam, Aljazair dan Kuba. Namun demikian teori ini tidak berjalan sesuai harapan, tidak ada
timbal balik yang luas dari warga Basque sehingga ETA kembali menggunakan cara propaganda dan model sabotase, baca, Aiarta and Zabalo, The Basque Country, hlm.13
25