Uni Eropa Eropa untuk wilayah dan
negara tertentu untuk membantu, memfasilitasi
dan berkontribusi dalam proses perdamaian yang
masih berlangsung.
• Memimpin misi Uni Eropa dan merekomendasikan
tindakan yang harus diambil Uni Eropa dan mendukung
proses perdamaian secara finansial maupun teknis.
• Dimungkinkan atau tidak diberi wewenang sebagai
mediator. • Meyakinkan komunikasi
terbuka antara pihak-pihak terkait konflik dengan
Bruselsnegara-negara anggota Uni Eropa.
• Memainkan peran sebagai pemantau dan diberi mandat
untuk bekerjasama dengan Mahkamah Kriminal
Internasional. fasilitator dialog
teknis dalam konflik Serbia-
Kosovo hingga Agustus 2012.
• Perwakilan khusus Uni Eropa di
konflik Kaukasus Selatan dan krisis
di Georgia sebagai Ketua
pembicaraan di Jenewa.
• Perwakilan khusus Uni Eropa sebagai
pemantau dalam negosiasi 5+2
konflik Moldove- Transnistria
dengan membentuk
EUBAM EU Border Mission to
Moldova and Ukraine
Delegasi Uni Eropa • Kepala Delegasi terlibat
dalam dialog tingkat tinggi dengan negara-negara yang
terkena dampak konflik. • Menyediakan analisis dan
laporan kepada pihak negara ketiga secara politik
dan perkembangan konflik. • Melaksanakan bantuan luar
negeri. • Menyediakan dukungan
logistik misi Uni Eropa dalam kunjungan tingkat
tinggi. • Menjaga jaringan dan
kontak dengan negara- negara terkait. Politik,
ekonomi dan aktor masyarakat.
Delegasi Uni Eropa di Filipina yang mewakili
IMT International
Monitoring Team. Memonitoring
pelaksanaan kesepakatan
perdamaian antara Pemerintah Filipina
dengan MILF Moro Islamic Liberation
Front.
41
Divisi EEAS European External
Action Service untuk urusan
pencegahan konflik, peacebuilding, dan
instrumen mediasi. • Menyediakan dukungan
dalam upaya dialog dan mediasi. Seperti memberi
pelatihan dialog dan mediasi oleh para pakarahli
dengan materi-materi panduan dan penelitian.
• Melaksanakan Program strategis jangka panjang
pasal 4.3 dalam IfS Instrument of Stability
atau yang disebut juga PbP Peace-building
Partnership
yang mendukung upaya pihak-
pihak lain seperti PBB, NGOs, negara-negara
anggota Uni Eropa. • Mekanisme dan
saran Uni Eropa terhadap proses
perdamaian di Myanmar.
• Mengutus para pakarahli mediasi
dan dialog dalam proses perdamaian
di Madagaskar.
ESDP European Security and
Defense Policy Mission
Mendukung kesepakatan perdamaian, gencatan senjata,
dan kesepakatan isu perbatasan. • Misi pemantauan
kesepakatan damai di Aceh.
• Misi pemantauan di Georgia dalam
kesepakatan enam poin antara
Georgia dan Ruisa.
• Misi pemantauan kesepakatan IBM
Integrated Borders
Management antara Serbia dan
Kosovo.
Komisi Eropa melalui instrumen
pembiayaan dari berbagai badan dan
lembaga di Uni Eropa.
Menyediakan bantuan finansial kepada Organisasi Internasional
maupun Regional, negara atau aktor non-negara. Termasuk
upaya mediasi, negosiasi, pelaksanaan pemantauan
gencatan senjata dan kesepakatan perdamaian dengan
memberi saran kebijakan dan • Resolusi konflik di
Georgia melalui rehabilitasi,
pembangunan area konflik, dan
program Confidence-
Building.
• PEACE
42
mediasi. Programme di
Irlandia Utara pasca kesepakatan
The Good Friday Agreement.
Meskipun instrumen dan mekanisme Uni Eropa dalam penanganan konflik telah diatur, masih terjadi perdebatan dan permasalahan dalam pengambilan
kebijakan terkait masalah konflik di internal Uni Eropa. Masing-masing negara anggota Uni Eropa memiliki kepentingan berbeda di setiap wilayah, sehingga
perbedaan kepentingan antar negara masih menjadi penghambat dalam upaya mediasi dan proses perdamaian.
81
Uni Eropa fokus dalam memainkan peran mediasi dan proses perdamaian di luar negara-negara anggotanya, namun berbanding terbalik dengan konflik
yang terjadi di negara anggotanya sendiri. Uni Eropa tidak banyak berperan aktif dalam proses mediasi di konflik sub-nasional negara anggotanya. Seperti yang
akan dijelaskan pada sub-bab berikutnya, Uni Eropa menghadapi dilema dalam mengatasi konflik sub-nasional di Basque Country yang telah berlangsung hampir
empat puluh tahun. Pemerintah Spanyol dan kelompok separatis Basque ETA belum menemui kesepakatan damai atau gencatan senjata.
B. Uni Eropa dan Konflik di Wilayah Basque Country
Pada konflik internal yang terjadi di negara anggotanya, Uni Eropa lebih memprioritaskan kepentingan negara-negara anggotanya dan kepentingan Uni
81
EU Support to Peace Mediation, hlm.3
43
Eropa sendiri. Di sisi lain Uni Eropa memiliki ketetapan mengenai resolusi konflik dan pencegahannya seperti yang tertuang dalam kesimpulan Dewan Eropa
untuk resolusi konflik pada tahun 2011. Salah satu kesimpulannya adalah : The aim of preserving peace, preventing conflicts from erupting into
violence and strengthening international security is an important element of the external action of the European Union as laid down in the Lisbon Treaty. Violent
conflicts cost lives, cause human rights abuses, displace people, disrupt livelihoods, set back economic development, exacerbate state fragility, weaken
governance and undermine national and regional security. Preventing conflicts and relapses into conflict, in accordance with international law, is therefore a
primary objective of the EU’s external action, in which it could take a leading role acting in conjunction with its global, regional, national and local partners.
82
“Tujuan memelihara perdamaian, pencegahan konflik yang menimbulkan kekerasan dan memperkuat keamanan internasional merupakan elemen penting
dari kebijakan eksternal Uni Eropa sebagaimana tercantum dalam Traktat Lisbon. Konflik mengakibatkan korban jiwa, pelanggaran hak asasi manusia, pengusiran
orang, mengganggu mata pencaharian, menghalangi pembangunan ekonomi, memperburuk kerapuhan negara, melemahkan pemerintahan dan merusak
keamanan nasional dan regional. Pencegahan konflik yang sesuai dengan hukum internasional, adalah tujuan utama dari tindakan eksternal Uni Eropa, di mana Uni
Eropa dapat berperan, bertindak dengan aktor regional, nasional dan lokal.”
Dari poin di atas dapat disimpulkan, Uni Eropa memiliki legitimasi sebagai institusi atau lembaga fasilitator dan mediator konflik. Meskipun Dewan
Eropa menerapkan resolusi konflik untuk kebijakan eksternal di luar anggota Uni Eropa, namun tidak menutup kemungkinan bahwa konflik yang terjadi di negara-
negara anggota, Uni Eropa berperan dan mengeluarkan kebijakan terkait konflik tersebut. Konflik di Irlandia Utara menjadi contoh, dukungan untuk Peace
82
Council Conclusions on Conflict Prevention, 3101
st
Foreign Affairs Council Meeting, Luxemburg, 20 Juni 2011
44
Programme di Irlandia Utara
83
saat ini memasuki tahap ketiga dapat terlaksana tanpa hambatan. Kasus Irlandia Utara dapat menjadi komponen penting dan
kemajuan dalam sebuah konflik yang kompleks terjadi di negara anggota Uni Eropa sendiri.
Uni Eropa memberikan dukungan diplomasi pada konflik di Irlandia Utara melalui proses dialog trek II dan trek III.
84
Uni Eropa menyediakan dana dan mengeluarkan kebijakan yang independen dari Pemerintah Britania Raya dan
Republik Irlandia.
85
Kasus Irlandia Utara menciptakan prospek politik internal Uni Eropa dalam menanggapi konflik yang menyangkut kedaulatan, otonomi,
dan identitas. Uni Eropa dapat menerapkan kebijakannya yang independen. Uni Eropa menghadapi situasi dan posisi sulit untuk mengakomodasi isu
sub-nasional dan etnis minoritas di Basque Country. Uni Eropa memiliki banyak pertimbangan dalam menanggapi isu konflik sub-nasionalisme di Basque
Country. Kekerasan dan teror ETA dalam memperjuangkan kemerdekaan menjadi salah satu pertimbangan Uni Eropa sulit merealisasikan proses perdamaian di
Basque Country. Sikap ETA justru membuat Uni Eropa menetapkan kelompok ini sebagai organisasi teroris, diputuskan sepuluh hari pasca kejadian 911 melalui
83
SEUBP Peace Programme III terdapat di http:www.seupb.euprogrammes2007- 2013peaceiiiprogrammeoverview.aspx diakses pada 15 September 2014
84
Diplomasi Trek II : dialog informal dengan aktifitas pemecahan masalah bertujuan untuk membangun hubungan dan memberi saran atas ide-ide baru yang dapat dijadikan rujukan
pada dialog formal, melibatkan akademisi, tokoh agama, NGO, dan masyarakat sipil yang saling berinteraksi secara independen.
Diplomasi Trek III : diplomasi People-to-people oleh individu maupun kelompok swasta dengan menyarankan interaksi dan kesepahaman antara kelompok yang berkonflik dan
memberdayakan komunitas tersebut. Biasanya fokus pada akar dari konflik. Ciri dari diplomasi ini sering mengadakan pertemuan dan konferensi, media, dan advokasi politik
resmi. Data diolah dari USIP United States Institute for Peace.
85
N.Fitzduff dan S.Williams, How did Northern Ireland moved towards Peace?, Cumulative Impact study, 2007 hlm.12
45
Kerangka Kerja dalam Menghadapi Terorisme.
86
Spanyol menjadi inisiator bersama Jerman dan Italia dalam kerjasama ini. Usaha perdamaian dengan
melibatkan ETA sulit terwujud selama kelompok ini masih ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Sikap dari Pemerintah Spanyol pun menjadi penghalang dalam upaya penyelesaian konflik oleh Uni Eropa di Basque Country. Spanyol tidak ingin isu
mengenai kemerdekaan Basque dibahas di level Uni Eropa. Diplomat-diplomat Spanyol di Uni Eropa pun menghindari pembahasan mengenai kemerdekaan
Basque. Seperti, pada Mei 2001, diplomat Spanyol Javier Solana dari CFSP, dalam lawatannya ke Makedonia menolak membicarakan isu kemerdekaan
Basque. Ia berpendapat bahwa isu kemerdekaan dan konflik Basque sebaiknya diselesaikan oleh Pemerintah Spanyol sendiri. Uni Eropa tidak ingin mencampuri
masalah internal negara anggotanya.
87
Pada 14 Februari 2002, Spanyol yang memegang kursi Presiden Dewan Uni Eropa mendesak Parlemen Eropa untuk menolak usulan Juan Jose Ibarretxe
Presiden BAC Basque Autonomous Community agar Basque diberikan satu kursi di Parlemen Eropa. Ketua Komisi Eropa, Romano Prodi pun menyerahkan
menyerahkan isu Basque kepada internal Spanyol.
88
Penolakan usulan Ibarretxe membuat adanya himbauan dari juru bicara Herri Batasuna-Jose Alvarez terhadap
86
Stefanie Pleschinger, Allied Against Terror: Transatlantic Intelligence Cooperation, Journal of Yale University, 2006,hlm.55
87
EU Chief Solana Avoids Basque Issues terdapat di http:www.realitymacedonia.org.mkwebnews_page.asp?nid+2440 diakses pada 10
September 2014
88
Basque Tax Madrid on EU Representation dalam Sembiring, Kekerasan dan Kebebasan, hlm.93
46