– Pendahuluan berisi latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dan - Pada bab ini menjelaskan sejarah awal wilayah Basque dari masa

wilayah tersebut. Wilayah etnis Basque memiliki luas 20,664 km 2 dengan populasi lebih dari tiga juta jiwa. Wilayah ini terbagi menjadi dua, wilayah Iparralde di bagian utara masuk ke dalam teritorial Republik Perancis mencakup 15 dari total luas wilayah, serta wilayah selatan Basque Country dan Navarra yang mencakup 85 dari total luas wilayah. Sebanyak 72 etnis Basque menghuni di wilayah Basque Country, 19 di Navarra dan tersisa 9 tinggal di wilayah Ipparalde. 30 Basque yang disebut juga Euskal Herria, Vasconia atau Pais Vasco adalah tanah air etnis Basque dari aspek sejarah, budaya, bahasa dan identitas nasional. Sejarah Basque berawal dari Kerajaan Navarra di masa kepemimpinan Inigo dari Dinasti Aritza pada tahun 824-852 Masehi. Pada tahun 905-925 Masehi, Raja Sancho Garces dari Dinasti Jimeno mengambil alih kerajaan. Kerajaan Navarra mencapai masa kejayaannya hingga masa Sancho III tahun 1004-1035 Masehi. Sancho III menguasai wilayah etnis Basque dan sebagian besar wilayah mayoritas Kristen di Semenanjung Iberia. 31 Beberapa abad kemudian, Kerajaan Navarra mengalami kemunduran. Raja Sancho terakhir tidak memiliki keturunan dan memilih bergabung dengan Provinsi Champagne di Perancis. Awal kemunduran dan kehancuran Kerajaan Navarra bemula ketika Raja Ferdinand dari Kerajaan Katolik Castilla-Spanyol 30 Ramon Zallo and Mikel Ayuso, The Basque Country : Insight into Its Culture, History, Society and Institutions, Donastia-San Sebastian, Eusko Jaurlaritzaren Argitalpen Zerbitzu Nagusia Servicio Central de Publicasiones del Gobierno Vasco, 2009, hlm.8 31 Zallo and Ayuso, The Basque Country, hlm.6 31 Pada abad kesebelas hingga keduabelas Kerajaan Navarra menyatukan ketujuh provinsi berbahasa Basque, empat provinsi masuk teritorial Spanyol saat ini dan tiga provinsi masuk teritorial Perancis saat ini. baca Wayne Anderson, ETA : Spain’s Basque Terrorist, dalam Sembiring, dalam Kekerasan dan Kebebasan, hlm.40 19 menginvasi Semenanjung Navarra pada tahun 1512 Masehi dan mengusir penguasa Perancis di Basque. Pasca invasi Raja Ferdinand, Kerajaan Navarra hanya menjadi kerajaan kecil di bawah dominasi Kerajaan Castilla-Spanyol. 32 Di bawah kekuasaan Kerajaan Castilla-Spanyol, wilayah etnis Basque mendapatkan hak istimewa khusus fueros. Hak otonomi fuerros memberikan keistimewaan di Basque untuk memveto undang-undang Spanyol, memiliki institusi yudikatif, legislatif dan eksekutif sendiri serta terbebas dari pajak dan dinas militer Spanyol. 33 Dalam perubahan sistem politik di Spanyol dari masa monarki, Republik pertama, Republik kedua hingga masa pemerintahan diktator, wilayah Basque selalu terlibat konflik dengan Pemerintah Spanyol. Peristiwa Revolusi Perancis dan invasi Napoleon Bonaparte ke Spanyol pada tahun 1793 yang didukung rakyat Basque, menjadi pemicu ide pencerahan mengenai demokrasi di Basque. Rakyat Basque ingin membentuk sistem pemerintahan parlementer dan membuat pemerintahan sendiri. Melihat fakta tersebut, Spanyol mulai mempertimbangkan hak istimewa fuerros di Basque. 34 Pada tahun 1833, Basque mengalami perpecahan pasca Perang Carlist I. Kelompok konservatif berusaha mempertahankan sistem fuerros, sementara kelompok liberal ingin menghapus sistem fuerros dan membentuk sistem 32 Zallo and Ayuso, The Basque Country, hlm.6 33 Urko Aiarta and Julen Zabalo, The Basque Country : The Long Walk to a Democratic Scenario, Berghof Transitions Series No.7, 2010, hlm.8 34 Wayne Anderson, ETA : Spain’s Basque Terrorist, dalam Sembiring, Kekerasan dan Kebebasan, hlm.42 20 pemerintahan sentralistik yang kuat. Rakyat Basque terbelah menjadi dua, masyarakat pedesaan mendukung kelompok konservatif, sedangkan masyarakat perkotaan mendukung kaum liberal Spanyol. 35 Perang Carlsit I dan Perang Carlist II pada tahun 1870 telah memecah belah rakyat Basque. 36 Spanyol menuding rakyat Basque bersekongkol dan membantu pemberontak Carlist untuk menggulingkan pemerintahan Republik. Dampaknya, Pemerintah Republik I Spanyol mencabut hak otonomi fuerros di tiga wilayah Basque, Biscaya, Gipuzkoa dan Araba. 37 Akan tetapi, Pemerintah Republik Spanyol I tetap mempertahankan sistem fuerros di Navarra. 38 Pada tahun 1932, Pemerintahan Republik II Spanyol menawarkan wilayah Basque membentuk satu provinsi dan akan mengembalikan hak istimewa fuerros, namun wilayah Navara menolak bergabung dan memilih membentuk provinsi sendiri. Pada tahun 1936, kudeta militer pecah di Spanyol oleh Jenderal Fransisco Franco. Wilayah Basque masih dilanda perpecahan dan konflik dengan pemerintahan diktator Franco. Beberapa wilayah di Basque, seperti Biscaya dan Gipuzkoa masih loyal kepada pemerintah Republik dan memilih otonom. Sikap 35 Alfonso Peres Agote, The Social Roots of Basque Nationalism, diterjemahkan oleh Cameron Watson dan William A.Douglas, Las Vegas, University of Nevada Press, 2006, hlm.57 36 Perang Carlist diambil dari Dinasti Carlist yang menginginkan agar direstorasikan kembali dinasti mereka menjadi penguasa Spanyol dan mengembalikan kembali sistem monarki absolut, Raja Juan Carlos merupakan keturunan dari dinasti ini. 37 Ketiga wilayah itu saat ini bagian dari wilayah Basque Country di bawah otoritas Basque Autonomous Community, wilayah yang masih terjadi konflik antara ETA dengan Pemerintah Spanyol hingga kini. 38 Andre Lecours, Basque Nationalism and Spanish State, Las Vegas, University of Nevada Press, 2007, hlm.47 21