7
Landasan penerapan GCG pada perusahaan secara umum dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance KNKCG Tahun
2001 sebagai pedoman implementasi GCG. Sedangkan landasan hukum bagi perusahaan di bawah status kementerian Badan Hukum Milik Negara
dikeluarkan oleh Kepmen BUMN No. 117M-MBU2002 yang mengatur tentang penerapan praktik GCG.
2.2. Manfaat Implementasi GCG
Manfaat yang dirasakan oleh perusahaan dalam mengimplementasi- kan GCG adalah Setiawan,2007 :
1. Meningkatkan kepercayaan publik 2. Meminimalisasi cost of capital, artinya perusahaan yang dikelola dengan
baik dan sehat akan menciptakan suatu referensi positif bagi pihak kreditor. Kondisi sangat berperan dalam meminimalkan biaya modal yang
harus ditanggung bila perusahaan mengajukan pinjaman. 3. Menciptakan nilai budaya kerja yang harmonis diantara Organ
Perusahaan 4. Menciptakan citra yang baik good corporate image
5. Maksimalisasi nilai pemilik saham shareholder value maximization Tjager tahun 2003 mengemukakan manfaat pengimplementasian
GCG adalah: 1. Meningkatkan jumlah investor
2. Meningkatkan citra perusahaan Citra adalah total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan
memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu 3. Kelengkapan organ perusahaan
4. Meningkatkan keuntungan perusahaan 5. Meningkatkan kepercayaan stakeholders
6. Meningkatkan pertumbuhan dan pangsa pasar perusahaan 7. Meningkatkan modal perusahaan
8. Menjunjung etika bisnis Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut
benar-salah, baik-buruk. Etika perusahaan menyangkut hubungan
8
perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya, misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat. Perilaku etis
yang telah berkembang dalam perusahaan meninmbulkan situasi saling percaya antara perusahaan dengan stakeholders, yang memungkinkan
perusahaan meningkatkan keuntungan jangka panjang Toruan, 2003. Perusahaan-perusahaan yang bersandarkan pada etika akan memperoleh
pemasukan dalam bentuk uang yang sangat banyak sebagai hasil dari proses yang lebih cepat, lebih baik dalam negosiasi dengan pelanggan,
supplier, dan pekerja Dirgantoro, 2001. Etika Korporasi terbagi menjadi 3 yaitu immoral management,
amoral management, dan moral management. Immoral management merupakan tingkatan terendah dalam etika bisnis suatu perusahaan
artinya perusahaan tidak mengindahkan moralitas dan hukum dalam internal perusahaan maupun aktivitas bisnisnya. Amoral management
merupakan tingkatan dimana perusahaan telah mengetahui tentang moralitas dan hukum namun berbuat amoral dalam kegiatan bisnisnya.
Moral management merupakan tingkatan tertinggi dalam etika bisnis karena perusahaan mengindahkan moralitas dan hukum dalam
menjalankan aktivitas bisnis maupun internal perusahaan.
2.3. Permasalahan dan Tantangan Implementasi GCG