Upaya Penguatan Peran SPI BUMN Penentuan Objek oleh SPI

60 6. Persyaratan Auditor Internal Dalam Piagam Satuan Pengawasan Intern PT. Krakatau Industrial Estatae Cilegon disebutkan bahwa persyaratan auditor internal paling kurang meliputi : A. Memiliki integritas dan perilaku yang professional, independen, jujur, dan objektif B. Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetisi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan C. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetisi lainnya melalui pengembangan professional yang berkelanjutan Selain itu, disebutkan pula bahwa Auditor dan pelaksana yang duduk dalam Satuan Pengawasan Intern dilarang melaksanakan perangkapan jabatan terhadap kegiatan operasional perusahaan baik di dalam perusahaan maupun Anak Perusahaan.

4.4.2. Upaya Penguatan Peran SPI BUMN

Mengingat pentingnya keberadaan Divisi Satuan Pengawasan Intern dalam perusahaan maka diperlukan adanya upaya penguatan peran SPI yaitu melakukan formalisasi tujuan, kewenangan dan tanggung jawab SPI dalam Internal Audit Charter. Penanggungjawab Fungsi Audit Internal PFAI harus mengupayakan persetujuan atas charter dari manajemen senior dan Pimpinan Dewan Pengawas Organisasi PDPO. Persetujuan atas charter tersebut harus didokumentasikan dalam minute perusahaan. Charter Audit harus: a menjelaskan posisi fungsi audit internal dalam organisasi, b menyatakan kewenangan fungsi audit internal untuk mendapatkan akses terhadap semua catatan, personil dan asset perusahaan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugasnya, dan c menjelaskan ruang lingkup fungsi audit internal. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan pengajuan terhadap Sertifikasi oleh Lembaga Independen 61 terkait ISO 9001: 2008 sehingga SPI memiliki infrastruktur dan SDM yang baik serta menggunakan metodologi berstandar internasional, evaluasi keefektifan peran SPI dengan membuat KPI SPI, dan evaluasi atas persentase temuan yang ditindaklanjuti Follow Up oleh manajemen. Menurut Bapak Hendi selaku staff Divisi SPI, evaluasi atas persentase temuan yang ditindaklanjuti oleh manajemen close sebanyak 80 dalam satu tahun atau 14 Laporan Hasil Pemeriksanaa LHP dalam satu tahun.

4.4.3. Penentuan Objek oleh SPI

Terdapat dua cara yang dilakukan oleh Divisi SPI dalam menentukan objek yang akan diperiksa yaitu berdasarkan bobot risiko maupun pernah atau tidaknya objek tersebut diperiksa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan objek periksa berdasarkan bobot risiko adalah sebagai berikut: 1. Membuat objek universe semua objek yang berada di perusahaan 2. Menentukan nilai prioritas objek PKPT Program Kerja Pemeriksaan Tahunan PM + Nilai Objek – PT Keterangan : PM = Permintaan Manajemen PT= Pemeriksaan terakhir oleh pemeriksa internal eksternal 3. Setelah mendapatkan nilai prioritas objek audit berdasarkan perhitungan nilai prioritas maka SPI akan mempresentasikan kepada Direksi 4. Apabila disetujui, maka akan ditandatangani oleh Direksi 5. Melakukan Pra-audit Tinjau lokasi, wawancara, melihat peraturan yang berlaku, dan sebagainya 6. Membuat Audit Plan 7. Membuat Program Pemeriksaan rencana audit yang dibuat lebih rinci atau Program Kerja Audit 8. Pembahasan oleh Tim SPI mengenai Program Kerja Audit 62 9. Pembuatan Surat Tugas Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama 10. Melakukan pemeriksaan ke lapangan 11. Perolehan data berdasarkan hasil interviu 12. Membuat draft LHP Laporan Hasil Pemeriksaan 13. Melakukan pembahasan temuan sementara antara auditor yang turun ke lapangan dengan auditee Verifikasi temuan sementara 14. Pertemuan antara Kepala Divisi SPI dengan Kepala Auditee untuk membahas hasil temuan sementara untuk mengetahui apakah memerlukan suatu revisi atau tidak 15. Membuat Laporan Hasil 16. Membuat Form Tindak Lanjut Laporan Tindak Lanjut Temuan yang berisikan: Temuan, Rekomendasi, Program Tindak Lanjut, Tanggal Target Penyelesaian, dan tanda tangan kedua belah pihak yang diketahui oleh Direktur Utama 17. Melakukan tinjauan dan meminta bukti kepada auditee untuk mengetahui apakah auditee melaksanakan rekomendasi tindak lanjut atau tidak

4.5. Persepsi Karyawan terhadap Efektivitas Satuan Pengawasan Intern