10
4. Independency Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus
dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Fairness Kewajaran dan Kesetaraan Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
2.5. Audit Internal
Filosofi dari sistem audit adalah melakukan scanning untuk melihat apakah inisiatif yang telah dibuatkan rencana aksinya efisien dan efektif
dilakukan. Sistem audit digunakan sebagai alat untuk melakukan kontrol terhadap implementasi dan konsistensi dari implementasi proses.
Secara harfiah sistem audit mengandung pengertian sebagai pengujian ‘sistematik’ dan ‘mandiri’ untuk menetapkan apakah kegiatan improvement
dan hasil yang berkaitan sesuai dengan rencana aksi dan tujuan yang direncanakan dan apakah pengaturan-pengaturan yang disebut ini diterapkan
secara efektif dan sesuai untuk mencapai tujuan. Pengertian ‘sistematik’ adalah audit direncanakan melalui pendekatan
yang telah ditetapkan dengan menggunakan suatu standar manajemen audit guna pengaturan yang lebih baik. Sedangkan untuk pengertian ‘mandiri’
adalah personil yang melakukan audit adalah independen artinya harus berasal dari luar bagian yang diaudit sehingga hasil auditnya akan objektif
dan terbebas dari pengaruh pihak lain Wibowo, 2004. Divisi Audit merupakan divisi khusus yang dibentuk agar perusahaan
dapat mengetahui hasil dari pengimplementasian prinsip-prinsip GCG pada perusahaan. Pengadaan Divisi Audit telah tertuang dalam Bapepam No.SE-
03PM2000 dan surat Bursa Efek Jakarta no:Kep.339BEJ07-2001 tertanggal 20 Juli 2001, bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang terdaftar
di publik dan Surat Ketetapan Menteri no:1172002 bagi SoEs State Owned Enterprises di Indonesia, dengan jelas menyatakan 3 prinsip utama dari
peran dan responsibilitas Komite Audit Tjager et al,2003, p.46:
11
1. Disclosure perusahaan, khususnya yang terkait dengan disclosure keuangan
2. Praktik kontrol internal perusahaan 3. Praktik corporate governance perusahaan
Audit Internal menurut konsorsium organisasi profesi audit internal di Indonesia adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan
obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai
tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi
dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan
risiko, pengendalian, dan proses governance Tunggal, 2010.
Beberapa istilah umum dalam audit menurut Wibowo tahun 2004 adalah sebagai berikut:
1. Auditee Adalah organisasi yang diaudit
2. Auditor Adalah orang yang berkualifikasi untuk melaksanakan audit orang yang
melaksanakan audit 3. Lead Auditor
Adalah auditor yang ditunjuk untuk memimpin suatu audit 4. Conformity Kesesuaian
Adalah memenuhi persyarataan yang ditetapkan 5. Non-Conformity Ketidaksesuaiandeviasi
Adalah tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan 6. Observation Remark
Adalah opini auditor untuk menyampaikan suatu kondisi yang pada saat itu tidak menyalahi persyaratan, tetapi jika dibiarkan dapat mengarah pada
ketidaksesuaian 7. Objective Evidence Bukti Nyata
Adalah informasi yang dapat membuktikan kebenaran, berdasarkan fakta yang diperoleh melalui pengamatan, pengukuran, atau sarana lain.
12
Dalam menerapkan audit internal, terdapat hal yang perlu diperhatikan oleh internal auditor yaitu Kode Etik Auditor Internal. Kode
Etik Auditor Internal meliputi Tunggal, 2007 : A. Principles
1. Integrity Integritas seorang audit sangat berkaitan dengan faktor
kepercayaan trust, oleh karena hal itulah yang akan merupakan landasan untuk menilai kebenaran atas pertimbangan keputusan yang
diambilnya. 2. Objectivity
Auditor internal harus dapat menunjukkan obyektivitas maupun profesionalismenya
dalam mengumpulkan,
mengevaluasi dan
mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dalam pemeriksaan penelitian yang dilakukannya, serta tidak terpengaruh oleh faktor
subyektivitas maupun kepentingan pribadinya. 3. Confidentiality
Auditor internal sangat menjunjung tinggi faktor kerahasiaan serta sangat menjaga nilai, dan kepemilikan informasi yang
diperolehnya hanya dapat diungkapkan kepada pihak yang berhak kecuali ada kewajiban yang didukung dan dilandasi faktor legal.
4. Competency Auditor internal akan menerapkan pengetahuan, keahlian dan
pengalamannya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas internal auditing.
B. Rules of Conduct 1. Integrity
a. Auditor internal akan melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab dan teliti.
b. Auditor internal akan memperhatikan aturan hukum dan mengungkapkan segala hal yang diharapkan baik oleh ketentuan
hukum maupun profesi.
13
c. Auditor internal tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum atau terlibat pada hal-hal yang bersifat
mendiskreditkan profesi internal auditing maupun organisasinya. d. Auditor internal akan menghargai dan mendukung tujuan
organisasi yang sesuai dengan aturan hukum dan memperhatikan etika.
2. Objectivity a. Auditor internal tidak akan terlibat dalam kegiatan yang dapat
merusak suatu penilaian yang obyektif unbiased assessment, dan kegiatan lainnya yang sifatnya bertentangan dengan kepentingan
organisasi. b. Auditor internal tidak akan menerima sesuatu apapun yang dapat
merusak atau dapat mengganggu keputusan maupun pertimbangan yang dibuat berdasarkan profesionalisme.
c. Auditor internal akan melaporkan segala sesuatu yang diketahuinya secara lengkap, karena apabila tidak demikian dapat
mengurangi makna atau bobot dari laporan atas kegiatan penelaahan yang dilakukannya.
3. Confidentiality a. Auditor internal akan menjaga semua informasi yang diperoleh
selama proses pemeriksaan secara baik dan benar. b. Auditor internal tidak akan mempergunakan informasi yang
diperolehnya untuk kepentingan pribadi maupun hal-hal lain yang bertentangan dengan aturan hukum maupun etika organisasi.
4. Competency a. Auditor internal hanya akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya. b. Auditor internal akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
standar yang berlaku yakni Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.
c. Auditor internal akan selalu meningkatkan kemahirannya, efektivitas dan kualitas pekerjaannya secara terus menerus.
14
Sedangkan Kode Etik menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal adalah:
1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung
jawab profesinya. 2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya
atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
menyimpang atau melanggar hukum. 3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau mendiskreditkan organisasinya.
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau
kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
memenuhi tanggung jawab profesinya secara objektif. 5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun
dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis organisasinya, yang dapat, atau patut diduga dapat, mempengaruhi
pertimbangan profesionalnya. 6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan kompetensi professional yang dimiliki. 7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa
memenuhi Standar Profesi Audit Internal. 8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam
menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia i untuk
mendapatkan keuntungan pribadi, ii secara melanggar hukum, atau iii yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya.
9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu
15
fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat i mendistorsi laporan atas kegiatan yang diriviu, atau ii menutupi adanya praktik-praktik yang
melanggar hukum. 10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta
efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan professional berkelanjutan.
2.6. Lingkup Penugasan Audit Internal