Hasil Pendugaan Densitas ikan di perairan Tanjung Kerawang Komposisi Hasil Tangkapan

Gambar 50 Tingkat pelolosan ikan biji nangka pada setiap mesh size.

4.10 Hasil Pendugaan Densitas ikan di perairan Tanjung Kerawang

Luas sapuan km 2 dihitung dengan mengalikan jarak sapuan trawl km dengan bukaan mulut trawl m untuk setiap towing yang dilakukan dimasing- masing stasiun sampel. Jarak yang ditempuh selama towing dihitung dengan mengalikan kecepatan kapal knot dengan waktu jam. Densitas ikan di daerah penelitian dari 40 kali setting diperoleh rata-rata 100,17 kg per km 2 Lampiran 12. 5 PEMBAHASAN

5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian menunjukan bahwa sumberdaya ikan di perairan Tanjung Kerawang cukup beragam baik jenis maupun ukuran ikan yang tertangkap Lampiran 14. Keragaman jenis ikan hasil tangkapan suatu alat tangkap ditentukan oleh struktur komunitas ikan dimana alat tangkap tersebut dioperasikan. Selain faktor tersebut juga disebabkan karena perairan Indonesia termasuk perairan tropis yang kaya dengan keanekaragaman jenis-jenis ikannya Subani, 1990 dan lebih lanjut perairan pantai merupakan perairan umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi sehingga mempunyai variasi jenis ikan yang banyak Subani, 1990. Hasil identifikasi jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap trawl di perairan Tanjung Kerawang diperoleh kurang lebih 25 spesies ikan yang tertangkap Lampiran 8, tetapi dalam penelitian ini hanya tiga spesies ikan saja yang diamati yaitu : ikan kurisi Nemipterus virgatus, kuniran Upeneus sulphureus dan biji nangka Upeneus vitatus. Ketiga spesies ikan tersebut merupakan spsies ikan yang umum ditemukan di perairan pantai Indonesia Nontji, 1987. Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan tiga ukuran kantong codend seperti yang tertera pada Tabel 7. Pada Tabel tersebut terlihat jumlah hasil tangkapan yang terbesar adalah ikan kuniran 5.241 ekor, yang kedua ikan Kurisi 4.578 ekor dan yang terakhir ikan biji nangka 1942 ekor, sementara itu perbandingan jumlah ikan yang berada dalam kantong codend dan cover net adalah sebagai berikut : pada ukuran mata jaring kantong mesh size codend 1 inci berjumlah 3.529 ekor di dalam codend dan cover net berjumlah 711 ekor, pada ukuran mata jaring kantong mesh size codend 2 inci berjumlah 2.710 ekor di dalam codend dan cover net berjumlah 2.176 ekor, kemudian pada ukuran mata jaring kantong mesh size codend 3 inci berjumlah 657 ekor di dalam codend dan cover net berjumlah 2.284 ekor. Banyaknya jumlah ikan kuniran dan kurisi yang tertangkap di sebabkan kerena spesies ini memang hidup lebih cocok pada daerah perairan pantai dengan kedalaman mencapai 30 meter Sumiono, 2000. Menurut Shindo 1973, jenis- jenis ikan yang berukuran kecil di perairan tropis mempunyai kemampuan pulih yang tinggi dibandingkan dengan ikan-ikan yang berukuran besar. Kebanyakan ikan biji nangka hidup di dasar perairan dengan jenis subtrat berlumpur atau lumpur berpasir, namun dapat ditemukan pula adanya ikan biji nangka yang mencari makan sampai daerah karang Burhanuddin et al., 1984. Hasil survey dengan trawl oleh Direktorat Jenderal Perikanan Anonimus, 1987 di perairan sekitar Bengkulu, Selat Sunda dan Laut Jawa menunjukan bahwa genus Upeneus umumnya tertangkap di perairan dangkal 10 m – 39 m, meskipun tertangkap juga pada kedalaman 100 m -150 m dan 190 m – 300 m. Akan tetapi di perairan dalam hasil tangkapannya sedikit. Jumlah ikan yang tertangkap terbanyak dalam kantong adalah dengan ukuran kantong 1 inci, sedangkan ikan yang lolos terbanyak dari kantong adalah dengan ukuran kantong 2 inci dan untuk ukuran kantong 3 inci antara yang tertangkap dalam kantong dan penutup kantong hampir sama jumlahnya. Hal ini diduga karena semakin besar ukuran mata jaring kantong maka ikan akan mudah lolos dengan ansumsi tidak ada yang menghalangi.

5.2 Ukuran Ikan yang Tertangkap