Selektivitas Trawl Perbandingan Penggunaan Ukuran Mata Jaring Bagian Kantong Pada Trawl Dasar di Perairan Tanjung Kerawang

sampai dengan 3 inci karena pada ukuran tersebut lebih banyak ikan yang tidak layak tangkap lolos, sehingga diharapkan sumberdaya ikan tetap terjaga kelestariannya.

5.6 Selektivitas Trawl

Daerah pengoperasian alat tangkap trawl pada umumnya di wilayah paparan atau perairan pantai dengan kedalaman antara 10 m – 30 m. Habitat perairan pantai merupakan wilayah dengan tingkat keanekaragama hayati yang tinggi. Kondisi tersebut menjadikan trawl sulit untuk mendapatkan tingkat selektivitas yang tinggi baik terhadap spesies maupun ukuran ikan hasil tangkapan. Alat tangkap trawl tergolong tidak ramah lingkungan berdasarkan kriterian yang diamanatkan dalam Tatalaksana Perikanan yang Bertanggungjawab Code of Conduct for Responsible Fisheries FAO, 1995. Upaya untuk peningkatan selektivitas trawl terus dilakukan dengan cara salah satunya adalah penentuan ukuran mata jaring kantong mesh size codend berdasarkan Kep Men KP No.11 Tahun 2009 yaitu lebih besar 5 cm. Metode yang paling efektif untuk menduga selektivitas alat tangkap trawl metode yang telah diadopsi teori Pope et al. 1975 dan Jones 1976 dalam Sparre dan Venema 1999, dimana pada prinsipnya menutupi bagian kantong codend dengan bagian jaring yang lebih kecil ukuran mata jaringnya dari bagian kantong cover net. Dikuatkan oleh Aziz, 1989 bahwa selektivitas suatu alat yang membentuk kantong atau mempunyai kantong dapat diduga dengan baik melalui cara meletakkan suatu penutup dengan ukuran mata jaring lebih kecil pada bagian kantong. Kurva selektivitas trawl berbentuk sigmoid, kurva tersebut memberikan indikasi bahwa semakin panjang ukuran ikan semakin besar pula peluang untuk tertangkap Sparre dan Venema, 1999. Hasil analisis selektivitas trawl dengan menggunanakan metode Sparred an Venema dari satu unit alat tangkap trawl dengan menggunakan mesh size codend yang berbeda didapatkan setiap spesies ikan berbeda peluang tertangkapnya. Untuk itu nilai L50 seharusnya lebih besar dari ukuran panjang ikan pada saat memijah pertama kali L m – length at first maturity, sehingga setelah ukuran ikan yang siap memijah diketahui maka ukuran mata jaring kantong yang dapat meloloskannya dapat ditentukan Sparre dan Venema, 1999. Kurva selektivitas trawl pada spesies kurisi untuk mesh size codend 1 inci diperoleh L50 sebesar 11,7 cm, mesh size 2 inci L50 sebesar 11,8 cm dan mesh size 3 inci L50 sebesar 17,0 cm. Ukuran length at first maturity pada ikan kurisi adalah 21,6 cm untuk jantan dan 21,9 untuk betina www.fishbase.org. Dikarenakan dalam literature fish base yang ada hanya FL sementara pada penelitian panjang ikan yang diukur adalah panjang total maka TL = 1,25 FL. Pada saat pengidentifikasian sampel hasil tangkapan tidak membedakan jenis kelamin ikan, maka length at first maturity yang digunakan adalah 19,7 cm untuk panjang cagak. maka dapat disimpulkan bahwa mesh size codend 1 inci, 2 inci yang digunakan untuk menangkap ikan kurisi belum layak tangkap dan mesh size codend 3 inci sudah layak tangkap. Kurva selektivitas trawl pada spesies kuniran untuk mesh size codend 1 inci diperoleh L50 sebesar 8,0 cm, mesh size 2 inci L50 sebesar 10,6 cm dan mesh size 3 inci L50 sebesar 13,9 cm. Ukuran length at first maturity pada ikan kuniran adalah 9,6 cm untuk jantan dan 9,9 untuk betina www.fishbase.org. Karena pada saat pengidentifikasian sampel hasil tangkapan tidak membedakan jenis kelamin ikan, maka length at first maturity yang digunakan adalah 12,0 cm, maka dapat disimpulkan bahwa mesh size codend 1 inci dan 2 inci pada ikan kuniran yang tertangkap belum layak tangkap sedangkan untuk mesh size codend 3 inci sudah layak tangkap. Kurva selektivitas trawl pada spesies biji nangka untuk mesh size codend 1 inci diperoleh L50 sebesar 12,3 cm, mesh size 2 inci L50 sebesar 13,8 cm dan mesh size 3 inci L50 sebesar 14,7 cm. Ukuran length at first maturity pada ikan Kuniran adalah 12,0 cm untuk jantan dan 12,5 untuk betina www.fishbase.org. Karena pada saat pengidentifikasian sampel hasil tangkapan tidak membedakan jenis kelamin ikan, maka length at first maturity yang digunakan adalah 15,0 cm, maka dapat disimpulkan bahwa mesh size codend 1 inci, 2 inci dan 3 inci pada ikan biji nangka yang tertangkap belum layak tangkap. Pada Gambar 54, 55 dan 56 terjadi pergeseran kurva selektivitas setiap mesh size , semakin besar mesh size cod-end maka semakin bergeser kekanan, hal ini diduga karena ukuran dan bentuk morfologi ketiga spesies ikan yang berbeda. Menurut Tentriware 2005, kurva selektivitas tiga experimental crib yaitu 3 cm, 4 cm dan 5 cm dari spesies ikan biji nangka pada mata jaring 3 cm L50 yaitu 5,4 cm, 4 cm L50 yaitu 6,9 cm dan 5 cm L50 yaitu 11 cm

5.7 Hasil Perhitungan Densitas Ikan