Hubungan Panjang dan Berat serta Lingkar Badan Ikan

maturity yang digunakan adalah 9,6 cm. Panjang ikan kuniran dalam mesh size codend 1 inci dan cover net berkisar antara 6,80 cm – 18,80 cm dengan panjang rata-rata 12,80 cm, dalam mesh size codend 2 inci dan cover net berkisar antara 8,80 cm – 13,80 cm dengan panjang rata-rata 11,30 cm dan dalam mesh size codend 3 inci dan cover net berkisar antara 6,50 – 14,80 cm dengan panjang rata- rata 10,65 cm maka dapat disimpulkan bahwa ikan kuniran yang tertangkap dalam ketiga ukuran mata jaring kantong selama penelitian sudah layak tangkap. Ukuran length at first maturity pada ikan biji nangka adalah 12,0 cm untuk jantan dan 12,5 untuk betina www.fishbase.org. Karena pada saat pengidentifikasian sampel hasil tangkapan tidak membedakan jenis kelamin ikan, maka length at first maturity yang digunakan adalah 12,0 cm. Panjang ikan biji nangka dalam mesh size codend 1 inci dan cover net berkisar antara 10,55 cm – 19,55 cm dengan panjang rata-rata 15.05 cm, dalam mesh size codend 2 inci dan cover net berkisar antara 10,80 cm – 16,30 cm dengan panjang rata-rata 13,50 cm dan dalam mesh size codend 3 inci dan cover net berkisar antara 9,55 cm – 16,55 cm dengan panjang rata-rata 13,05 cm, maka dapat disimpulkan bahwa ikan biji nangka yang tertangkap dalam ketiga ukuran mata jaring kantong selama penelitian sudah layak tangkap.

5.3 Hubungan Panjang dan Berat serta Lingkar Badan Ikan

Hasil analisis biometri dengan menggunakan persamaan regresi antara panjang dan berat ikan dari ketiga spesies yang tertangkap dalam penelitian dengan alat tangkap trawl didapatkan untuk kurisi nilai b kurang dari 3 dan kuniran dan biji nangka nilai b lebih besar dari 3 dengan koefisien determinasi rata-rata diatas 0.90 Tabel 12. Hal ini menunjukan pola pertumbuhan ikan kurisi allometrik negatif pertambahan berat lebih kecil dari pertambahan panjang dan kuniran serta biji nangka allometrik positif pertambahan berat lebih besar dari pertambahan panjang. Bal Rao, 1984, apabila nilai b lebih kecil dari 3 maka pertumbuhan bersifat allometrik negatif dan nilai b lebih besar dari 3 allometrik positif. Menurut Badrudin dan Wudianto 2004, manfaat dari informasi panjang berat antara lain adalah bahwa melalui persamaan matematik tersebut W = aL b maka dapat memperkirakan berat ikan pada panjang tertentu dan sebaliknya. Pola pertumbuhan ikan Biji Nangka jantan di perairan Muara Kamal allometrik dan betina isometrik Marzuki et al., 1987. Di perairan Semarang, Jawa Tengah bersifat isometrik Martasuganda et al., 1991 dan di perairan off shore Laut Jawa bersifat isometrik Badruddin, 1978. Menurut Saputra 2006, Pola pertumbuhan ikan kuniran di Tempat Pelelangan Ikan TPI Morodemak adalah allometrik negatif, sedangkan ikan kurisi yang tertangkap di perairan Selat Madura pola pertumbuhannya allometrik positif Sahri, 1997. Hasil analisis regresi antara panjang dan girth maxsimum ikan dari ketiga spesies ikan yang tertangkap dalam penelitian dengan alat tangkap trawl menunjukan hubungan panjang dan girth maximum ikan adalah linier, dimana nilai kooefisien determinasi R 2 dari persamaan ketiga spesies ikan tersebut rata- rata diatas 0.90 Tabel 13. Hal ini dapat disimpulkan apabila panjang ikan bertambah maka ukuran girth maxsimum akan bertambah pula. Diperolehnya hasil persamaan antara panjang dengan girth maximum ikan pada masing-masing spesies ikan maka dapat diduga girth a first maturity dari ikan tersebut, seperti yang terdapat dalam Tabel 7 dengan mengacu pada lenght a first maturity Lm dari ketiga spesies ikan tersebut www.fishbase.org. Hasil dugaan girth a first maturity berdasarkan persamaan antara panjang dengan girth maximum untuk setiap spesies ikan berbeda-beda, yaitu kurisi 11,0 cm, kuniran 5,9 cm dan biji nangka 6,7 cm. Sehingga untuk memberikan peluang ikan lolos yang lebih besar dari jeratan mesh size codend. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan sebaiknya mesh size codend lebih besar dari girth a first maturity ms G m yang telah dipeoleh Matsuoka, 1955

5.4 Hasil Tangkapan yang Layak Tangkap